Diperkirakan masih banyak calon 'pengantin' di Medan
Merdeka.com - Aksi teror yang dilakukan IAH (17) di Gereja Katolik Stasi Santo Yoseph, Jalan Dr Mansyur, Medan, Minggu (28/8), dikhawatirkan bukanlah yang terakhir di kota ini. Mantan narapidana kasus terorisme, Khairul Ghazali (50), menyatakan banyak individu yang berpotensi bertindak radikal.
"Masih banyak IAH-IAH lain yang siap menyusul untuk melakukan ‘Amaliyat Jihad, yang lebih tepat disebut sebagai aksi teror yang sesungguhnya sangat memalukan dan mencemarkan nama Islam," kata Ghazali, Rabu (31/8).
Menurutnya, sel-sel jihad di Medan sudah lama beraksi. Mulai dari Komando Jihad pada 1976, pembajakan Garuda Woyla tahun 1981, peledakan gereja tahun 2000, perampokan Lippo Bank tahun 2003, perampokan Bank Sumut (2009), perampokan Bank CIMB (2010) dan penyerangan Polsek Hamparan Perak (2010), hingga percobaan bom dan penyerangan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang datang ke Medan? Selain bersilaturahmi, kunjungan kerja (kunker) Komisi II DPR RI yang diketuai Junimart Girsang ini dalam rangka mendengar dan mengetahui kesiapan Pemilu 2024 di Kota Medan.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
Kejadian-kejadian itu menunjukkan sel-sel jihad di Medan masih aktif. Artinya daerah ini rentan dengan aksi-aksi terorisme.
Ghazali bahkan menceritakan pengalamannya yang pernah menjadi pelaku. Mantan terpidana perkara terorisme ini menyatakan dulu ratusan orang yang dia doktrin dengan paham radikal.
"Sekarang kita tidak tahu di mana saja mereka, dan sekarang pasti sudah senior," jelasnya.
Menurutnya, jaringan teror ini kerap mendoktrin anak-anak muda, biasanya dari sekolah umum. Alasannya mereka lebih labil dan lebih mudah dicuci otaknya, sehingga dibuat siap untuk mati, bukan untuk hidup.
Sepengetahuan Ghazali, IAH mulai didoktrin sekitar 1 tahun lalu. Saat itu dia masih duduk di bangku kelas 3 SMA. "Dia berbaiat kepada pemimpin ISIS setelah tamat SMA beberapa bulan lalu," sambung pria yang dihukum 6 tahun penjara karena terlibat perampokan Bank CIMB ini.
Menurut Ghazali, aksi IAH boleh jadi upaya bom bunuh diri pertama di Medan. Pelaku bom bunuh diri kerap disebut 'pengantin' dalam gerakan mereka. Kejadian di Gereja Santo Yosep tidak tertutup kemungkinan akan ada kejadian serupa di masa akan datang. "Akan ada yang lebih besar," tegasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.
Baca SelengkapnyaTersangka menipu dengan mengaku sebagai kiai untuk mendirikan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Hikmah Al Kahfi
Baca SelengkapnyaSekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan calon di Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur masih menunggu putusan Megawati
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaBudaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca Selengkapnya