Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Diperkirakan masih banyak calon 'pengantin' di Medan

Diperkirakan masih banyak calon 'pengantin' di Medan Ilustrasi Teroris. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Aksi teror yang dilakukan IAH (17) di Gereja Katolik Stasi Santo Yoseph, Jalan Dr Mansyur, Medan, Minggu (28/8), dikhawatirkan bukanlah yang terakhir di kota ini. Mantan narapidana kasus terorisme, Khairul Ghazali (50), menyatakan banyak individu yang berpotensi bertindak radikal.

"Masih banyak IAH-IAH lain yang siap menyusul untuk melakukan ‘Amaliyat Jihad, yang lebih tepat disebut sebagai aksi teror yang sesungguhnya sangat memalukan dan mencemarkan nama Islam," kata Ghazali, Rabu (31/8).

Menurutnya, sel-sel jihad di Medan sudah lama beraksi. Mulai dari Komando Jihad pada 1976, pembajakan Garuda Woyla tahun 1981, peledakan gereja tahun 2000, perampokan Lippo Bank tahun 2003, perampokan Bank Sumut (2009), perampokan Bank CIMB (2010) dan penyerangan Polsek Hamparan Perak (2010), hingga percobaan bom dan penyerangan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep.

Kejadian-kejadian itu menunjukkan sel-sel jihad di Medan masih aktif. Artinya daerah ini rentan dengan aksi-aksi terorisme.

Ghazali bahkan menceritakan pengalamannya yang pernah menjadi pelaku. Mantan terpidana perkara terorisme ini menyatakan dulu ratusan orang yang dia doktrin dengan paham radikal.

"Sekarang kita tidak tahu di mana saja mereka, dan sekarang pasti sudah senior," jelasnya.

Menurutnya, jaringan teror ini kerap mendoktrin anak-anak muda, biasanya dari sekolah umum. Alasannya mereka lebih labil dan lebih mudah dicuci otaknya, sehingga dibuat siap untuk mati, bukan untuk hidup.

Sepengetahuan Ghazali, IAH mulai didoktrin sekitar 1 tahun lalu. Saat itu dia masih duduk di bangku kelas 3 SMA. "Dia berbaiat kepada pemimpin ISIS setelah tamat SMA beberapa bulan lalu," sambung pria yang dihukum 6 tahun penjara karena terlibat perampokan Bank CIMB ini.

Menurut Ghazali, aksi IAH boleh jadi upaya bom bunuh diri pertama di Medan. Pelaku bom bunuh diri kerap disebut 'pengantin' dalam gerakan mereka. Kejadian di Gereja Santo Yosep tidak tertutup kemungkinan akan ada kejadian serupa di masa akan datang. "Akan ada yang lebih besar," tegasnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Jateng Jaringan Anshor Daulah
Tiga Terduga Teroris Ditangkap di Jateng Jaringan Anshor Daulah

Ketiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.

Baca Selengkapnya
Terbongkar, Ini Sosok dan Akal Bulus Kiai Gadungan Perkosa Santriwati di Semarang
Terbongkar, Ini Sosok dan Akal Bulus Kiai Gadungan Perkosa Santriwati di Semarang

Tersangka menipu dengan mengaku sebagai kiai untuk mendirikan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatul Hikmah Al Kahfi

Baca Selengkapnya
VIDEO: Masih Misteri, Mega Simpan Rapat Jagoan di Pilkada Jakarta, Jatim dan Jawa Tengah
VIDEO: Masih Misteri, Mega Simpan Rapat Jagoan di Pilkada Jakarta, Jatim dan Jawa Tengah

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan calon di Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur masih menunggu putusan Megawati

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer
Polisi Tangkap 8 Terduga Teroris Jaringan NII, Ada yang Berperan Siapkan Pasukan Militer

Sebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).

Baca Selengkapnya
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan
Perempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan

Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.

Baca Selengkapnya
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan

Budaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.

Baca Selengkapnya
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri
Pelajar Terduga Teroris di Batu Terpapar Radikalisme di Medsos, Sudah Beli Bahan Peledak untuk Bom Bunuh Diri

Tim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.

Baca Selengkapnya