Dipertemukan, Dua Kelompok Terlibat Bentrokan di Sorong Sepakat Damai
Merdeka.com - Polisi telah melakukan pertemuan dengan kedua kelompok yang terlibat dalam bentrokan yang terjadi di Sorong, Papua Barat, pada Senin (24/1). Dalam pertemuan itu dipimpin langsung oleh Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiawan.
"Semalam kita mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai, semalam di Polres dipimpin Kapolres, untuk mempertemukan kedua belah pihak ada sekitar 17 orang tokoh yang dituakan dari kedua belah kelompok tersebut yang pernah bertikai di Double O," kata Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam Erwindi saat dihubungi, Rabu (26/1).
Dalam pertemuan tersebut, keduanya berjanji tidak akan melakukan hal yang pernah terjadi pada 24 Januari 2022, malam. Apalagi, dalam kejadian itu sebanyak 18 orang meninggal dunia.
-
Siapa yang terlibat dalam pertemuan tersebut? Kepala Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahyanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/3/).
-
Bagaimana bentrokan itu berakhir? Kondisi tersebut bisa diurai setelah beberapa jam kemudian.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Siapa yang tewas dalam kontak senjata? 'Adapun identitas KKB yang tewas yakni, Oni Kobagau, Jaringan Belau, Agustia, dan Ones,' tutur Faizal kepada wartawan, Rabu (24/1/2024).
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Kapan pertemuan berlangsung? Pertama kali dalam sejarah, wanita tertinggi dan terpendek di dunia bertemu dalam sebuah acara minum teh untuk merayakan Hari Rekor Dunia atau Guinness World Records Day yang ke-20.
"Setelah kita menerapkan semua masukan dan saran-saran mereka ya, akhirnya mereka semua menandatangani kesepakatan tidak akan melakukan tindakan selanjutnya," ujarnya.
"Dan mungkin sama-sama pihak kepolisian akan coba untuk membantu mencari para pelakunya, menyerahkan kepada pihak kepolisian," sambungnya.
Dirinya menegaskan, kedua belah pihak sepakat tidak akan melakukan aksi balasan atas peristiwa pada malam hari tersebut. Serta membantu polisi untuk mencari tahu pelaku atas insiden itu.
"Intinya tidak akan melakukan tindakan balasan lagi, tindakan susulan. Terus mereka saling membantu untuk mencari tahu pelaku-pelaku daripada penganiayaan dan pembakaran tempat hiburan itu," tutupnya.
Dalam pertemuan itu, turut dihadiri juga Dir Reskrimum Polda Papua Barat Kombes Novi, Dansat Brimob Kombes Pria Premos, Dir Intel Polda Papua Barat Kombes Aris Setya Budi, Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam Erwindi, Kabid Propam Polda Papua Barat Kombes Bulang Bayu, Irwasda Polda Papua Barat Kombes Godhelp Masnembra dan Dir Polair Polda Papua Barat Kombes Budi Utomo.
Polisi menduga bentrokan maut kelompok di Sorong akibat dua orang berselisih pada sebuah tempat karaoke pada Sabtu (22/1) lalu. Masalah dua orang tersebut meluas dan menyebabkan bentrokan kelompok hingga 18 orang tewas.
"(Awal dugaan penyebab bentrokan) Kalau yang awal malam ini malah gara-gara mabuk, senggol gelas pecah dan ternyata nyambung lagi itu. Mabok juga, tapi ini kan masih info awal. Sehingga terjadi salah paham lagi di diskotek berbuntut itu tadi," kata Kabid Humas Polda Papau Barat Kombes Adam Erwinidi saat dihubungi merdeka.com, Selasa (25/1).
Dalam bentrokan itu, satu orang dari salah satu kelompok meninggal dunia atas nama inisial KR. Dia masih berstatus sebagai mahasiswa.
"Dari itu menyebabkan meninggalnya KR, terus lanjut ditanya ke keluarga kelompok KR, kemudian menyerang lagi tahu-tahu diskotek terbakar dan 17 orang tak bersalah jadi korban," ujarnya.
Kematian KR akibat dianiaya tersebut menyulut emosi dari teman-temannya. Hingga akhirnya, bentrokan pecah menjadi antar-kelompok.
"Iya (awal kejadian Sabtu). Berlanjut lagi pada malam Selasa, mengakibatkan satu orang dari kelompok yang mulai duluan itu malah terluka, malah meninggal kena aniaya itu," tegasnya.
"Terus temannya nyerang lagi, itu kejadian jam 11 malam, makanya diskotek masih buka, kan banyak pertanyaan itu kok masih buka diskotek sampai jam 03.00 Wit, enggak. Kejadian jam 11 malam sampai jam 03.00 Wit, tapi kejadian awal jam 11 malam makanya diskotek kondisi masih buka, bukan diskotek sih tempat karaoke," sambungnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menyebut kondisi Kota Bitung saat ini aman dan terkendali.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo meminta agar kejadian seperti bentrokan di Bitung tidak terulang kembali.
Baca SelengkapnyaPolisi memastikan masyarakat tak perlu khawatir mengingat saat ini kondisi Bitung sudah kondusif.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, tujuh orang ditetapkan dan ditahan jadi tersangka buntut bentrok di Bitung, Sulawesi Sulut.
Baca Selengkapnyajenazah disemayamkan di rumah duka keluarga masing-masing di SP 1 dan SP 2 Mimika.
Baca SelengkapnyaBentrokan antara anggota Brimob Polri dan prajurit TNI Angkatan Laut (AL) di Pelabuhan Sorong, Papua Barat, telah diredam.
Baca SelengkapnyaKapolres Bitung AKBP, Tommy Bambang Souissa menegaskan, bentrokan tersebut tidak terkait dengan Palestina dan Israel.
Baca SelengkapnyaDua Kelompok Bentrok akibat Lakalantas di Wouma, 2 Tewas dan 5 Luka-Luka
Baca SelengkapnyaKapolda menegaskan kerusuhan tersebut merupakan masalah komunikasi antara dua organisasi massa tersebut tidak ada kaitan dengan dua parpol.
Baca SelengkapnyaPascabentrokkan, tujuh pelaku berhasil ditangkap dengan masing-masing perannya.
Baca SelengkapnyaPolda Papua Barat memastikan kondisi Pelabuhan Sorong telah kondusif pascabentrok antara prajurit TNI AL dengan personel Brimob Batalyon B, Minggu (14/4).
Baca SelengkapnyaKapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir memerintahkan anggota Polri di Sorong untuk tidak melakukan gerakan tambahan pasca-bentrok Brimob dan TNI AL
Baca Selengkapnya