Dipimpin Gubernur Syahrul Limpo, HUT Sulsel ke-348 digelar di kawasan reklamasi

Merdeka.com - Upacara peringatan HUT Sulsel ke-348 yang dipimpin Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo selaku inspektur upacara, Kamis (19/10), berlangsung di lokasi Center Poin of Indonesia (CPI). Lokasi upacara merupakan lahan reklamasi yang masih dalam kawasan Pantai Losari yang sebelumnya mendapat perlawanan keras dari pegiat lingkungan yang dimotori Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).

Gubernur Sulsel, Syahrul Yasib Limpo dalam sambutannya menjelaskan, tempat upacara ini adalah CPI, kawasan yang semula adalah tanah tumbuh kemudian diperluas dan direklamasi seluas 157 hektare.

"Sengaja upacara ini digelar di atas lahan reklamasi untuk menjelaskan bahwa reklamasi ini dibutuhkan, hasil riset dan mitigasi, hasil karya akademik. Ini dimaksudkan agar kita tidak kehilangan Pantai Losari bahkan juga pelabuhan karena sedimentasi dari Sungai Jeneberang," kata Syahrul Yasin Limpo seraya menambahkan, ini bukti Sulsel gigih melakukan perubahan hari ini dan esok.

Dalam upacara seluruh Pangkotama hadir, bahkan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heriyawan, Gubernur Maluku, Said Assegaf, CEO MNC Group Harry Tanoesoedibjo karena mereka sebagian dari 13 tokoh yang menerima lencana sebagai warga kehormatan Sulsel.

Di depan para undangan, Syahrul Yasin Limpo mempromosikan Sulsel kini tiga kawasan modern. Di kawasan CPI ini saja akan dibangun bangunan modern seperti masjid berkuba 99 buah lambang Asmaul Husna, akan menjadi salah satu satu dari 10 masjid terunik di dunia, wisma negara dan rumah sakit standar dunia.

Dari 157 hektare lahan reklamasi ini, tambahnya, 57 hektare di antaranya akan jadi milik Pemprov Sulsel, milik rakyat ditambah 12 hektare lainnya yang memang sudah milik Pemprov Sulsel. Sisanya adalah hak pengembang.

Di akhir kata sambutannya pada HUT ke 348 Sulsel bertema Sulsel Gemilang, Gubernur Sulsel ini mengatakan diri bahwa kurang lebih 5 bulan lagi masa jabatannya bersama Agus Arifin Nu'mang selaku wagub berakhir. Namun begitu, tidak akan ada kata mundur. Maju terus membangun hingga masa jabatan berakhir demi rakyat.

"Selama saya menjabat, saya tidak pernah konflik dengan wakil saya, tidak pernah membantah DPRD, tidak pernah juga konflik dengan bupati-bupati saya. Juga dengan para Muspika seperti Pangkotama sehingga Sulsel pun bisa dibangun 3 kali lebih modern," pungkasnya.