Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Direktur BPJS sebut dulu si miskin tak boleh sakit, sekarang boleh

Direktur BPJS sebut dulu si miskin tak boleh sakit, sekarang boleh BPJS. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Tahun ini merupakan awal efektifnya layanan perlindungan kesehatan masyarakat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Namun ternyata, BPJS Kesehatan belum memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakat, utamanya yang berasal dari kalangan ekonomi bawah di Rumah Sakit.

Meski dapat menjamin biaya perawatan pasien melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), namun fakta di lapangan justru terbalik, banyak rumah sakit yang menolak pasien BPJS.

"Tentunya pada tahun pertama BPJS ini ada plus-minus. Plus-nya dulu orang miskin atau kurang mampu itu dilarang sakit sekarang boleh, dalam arti untuk bisa mengakses fasilitas kesehatan," Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Fajriadinur, dalam acara Polemik Sindo Trijaya dengan tema Mau Sehat Kok Repot di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (21/3).

Orang lain juga bertanya?

Fajriadinur menyatakan, pelayanan program ini bukan untuk coba-coba lantaran, BPJS Kesehatan bersama pihak terkait sudah melakukan pembenahan dalam bidang pelayanan kesehatan. Dia mencontohkan, sudah ada perbaikan yang nyata ketika pertama kali pelayanan kesehatan ini beroperasi yakni di RSCM, Jakarta Pusat. Di tahun 2014, memang terjadi antrean tiga kali, di antaranya antrean pendaftaran hingga antrean menunggu dokter.

"Dulu memang sebelum perbaikan, itu hingga jam 12 siang itu orang menumpuk untuk pendaftaran, dengan adanya perbaikan sudah lebih baik hingga jam 10 pagi enggak ada antre ke depan. Namun memang masih antre menunggu dokter," jelasnya.

Antrean menunggu dokter, menurutnya disebabkan jumlah dokter spesial masih terbatas jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta penduduk.

"Sekarang peserta BPJS itu 140 juta. Yang Penerima Bantuan Iuran (PBI) 86,4 juta," tukasnya.

Sebelumnya, buruknya pelayanan Rumah Sakit terhadap pasien BPJS, menjadi pertimbangan DPR RI untuk menambahkan anggaran di tahun 2015. Anggota Komisi IX DPR RI, Irma Suryani mengatakan, seluruh fraksi sepakat tidak akan menambah anggaran tersebut lantaran Standar Pelayanan Medis Nasional (SPMN) masih buruk.

"Komisi sembilan sampai hari ini tidak mau menambah anggaran BPJS karena semua prosedur di daerah belum maksimal. Kita sepakat akan minta standar pelayanan medik nasional harus ada," ujar Irma. (mdk/siw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kolaborasi Apik Wujudkan Transformasi Mutu Layanan BPJS Kesehatan
Kolaborasi Apik Wujudkan Transformasi Mutu Layanan BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan yang mudah diakses, cepat pelayanannya, dan setara untuk setiap peserta JKN.

Baca Selengkapnya
Satu Dekade Program JKN: Inovasi Menuju Layanan Jaminan Kesehatan yang Lebih Baik
Satu Dekade Program JKN: Inovasi Menuju Layanan Jaminan Kesehatan yang Lebih Baik

Program JKN dinilai mampu memberikan perlindungan yang adil dan memadai kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Keuangan yang Sehat, Kunci Hadirkan Layanan Kesehatan Semakin Hebat
Keuangan yang Sehat, Kunci Hadirkan Layanan Kesehatan Semakin Hebat

Ghufron mengatakan, kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit saat ini sudah terjalin sangat baik.

Baca Selengkapnya
PODCAST MERDEKA: Negara Maju Amerika, Eropa hingga China Kaget Lihat BPJS Kesehatan
PODCAST MERDEKA: Negara Maju Amerika, Eropa hingga China Kaget Lihat BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan pernah menjadi sorotan tajam karena terjadi defisit anggaran. Belum lagi soal pelayanan untuk peserta BPJS di rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Jokowi Cerita Masa Kelam BPJS: Antrenya Lama, Banyak Komplain
Jokowi Cerita Masa Kelam BPJS: Antrenya Lama, Banyak Komplain

Jokowi mengapresiasi kini sudah ada 95,7 persen warga Indonesia yang terdaftar di BPJS Kesehatan

Baca Selengkapnya
Dirut BPJS Kesehatan Mengaku Kerap Disalahkan Saat Kekurangan Dokter dan Obat
Dirut BPJS Kesehatan Mengaku Kerap Disalahkan Saat Kekurangan Dokter dan Obat

Ghufron Mukti mengaku heran kerap disalahkan karena kekurangan obat dan dokter. Padahal, masalah tersebut bukan tanggung jawabnya.

Baca Selengkapnya
Inovasi yang Adaptif Wujudkan Capaian UHC di Indonesia
Inovasi yang Adaptif Wujudkan Capaian UHC di Indonesia

Sebagai ketua TC Health, Ghufron juga menyoroti bagaimana sebuah negara harus senantiasa adaptif dan terus berinovasi.

Baca Selengkapnya
Beri Kontribusi Pembangunan Kesehatan, BPJS Kesehatan Raih Penghargaan IAKMI-Miracle Award
Beri Kontribusi Pembangunan Kesehatan, BPJS Kesehatan Raih Penghargaan IAKMI-Miracle Award

Ghufron mengatakan, pertumbuhan pesat kepesertaan Program JKN menghadirkan tantangan baru yang diantisipasi dengan serangkaian langkah strategis.

Baca Selengkapnya
Sinergi BSI dan BPJS Tingkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Negara
Sinergi BSI dan BPJS Tingkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Negara

BSI kerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan program jaminan kesehatan nasional.

Baca Selengkapnya
Masuk Endemi Covid-19, BPJS Kesehatan Jamin untuk Peserta JKN
Masuk Endemi Covid-19, BPJS Kesehatan Jamin untuk Peserta JKN

Pemerintah telah mengumumkan perubahan dalam mekanisme penjaminan pelayanankesehatan terkait Covid-19

Baca Selengkapnya
Miris, Masih Ada Oknum Rumah Sakit Mendiskriminasi Pasien BPJS
Miris, Masih Ada Oknum Rumah Sakit Mendiskriminasi Pasien BPJS

Bos BPJS Kesehatan, menyebut masih ada oknum rumah sakit yang mendiskriminasi pasien BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya
Jokowi: 95 Persen Masyarakat Indonesia Sudah Punya BPJS, Tak Perlu Pusing Ongkos Berobat
Jokowi: 95 Persen Masyarakat Indonesia Sudah Punya BPJS, Tak Perlu Pusing Ongkos Berobat

Jokowi berharap, meski ke rumah sakit sudah gratis karena BPJS, namum diharapkan warga tetap menjaga kesehatan.

Baca Selengkapnya