Dirujuk ke RS Medan, Naira bocah pengidap hydrocephalus butuh biaya
Merdeka.com - Naira Azura (3), anak warga miskin di Aceh membutuhkan uluran tangan dermawan untuk pengobatannya. Meskipun saat ini dengan tanggungan Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh (JKRA) sudah dirujuk ke Rumah Sakit Adam Malek, Medan, keluarga pasien tidak memiliki dana untuk biaya makan sehari-hari.
Naira sudah dirujuk ke rumah sakit tersebut sejak Sabtu (11/4) melalui jalur darat. Setelah sebelumnya Naira sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Idie, Kabupaten Aceh Timur. Kemudian dirujuk ke rumah sakit Adam Malek, Medan.
Naira Azura merupakan anak pasangan Zulkifli (30) dan Marhamah (23) dari Dusun Mbot-Mbot, Desa Alue Nibung, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur. Sakit yang diidap anak kedua pasangan suami istri itu dimulai pada 2012 lalu, saat itu mendadak mengalami kejang-kejang.
-
Siapa orang tua Naja? Ya, putri semata wayang Armand Maulana dan Dewi Gita baru saja merayakan acara wisuda di Leeds Arts University, Inggris.
-
Siapa yang berjanji memberikan rezeki? Allah SWT telah menjanjikan memberikan bantuan kepada hamba-Nya, ini tertulis dalam wahyu-Nya di Alquran (QS.Ath Tholaq: 2-3). Adanya janji ini akan diberikan utamanya kepada hamba-Nya yang bertaqwa.
-
Kapan Anies menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Siapa yang memberikan santunan? 'Hari ini saya sudah berikan santunan kepada ahli waris dan kami juga memberikan kepada korban yang suaminya meningal dunia untuk dimasukkan ke dalam daftar nama penerima bantuan sosial,' tuturnya saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Kamis, (14/3) malam.
-
Apa yang dijual nenek Niah? Ia berjualan rujak yang berlokasi di Jalan KH. Mansyur Nomor 70 Surabaya, sekitar wisata religi Sunan Ampel.
-
Apa yang Ganjar janjikan untuk rakyat? 'Ada juga tadi keluhan dari seniman dan seniwati, sebagai anak muda yang peduli pada seni dan budaya bangsa, dalam debat terakhir kemarin disampaikan, maka pemerintah punya komitmen yang sangat tinggi untuk menjaga ketahanan budaya Indonesia,' kata Ganjar.
Ayah pasien, Zulkifli saat dikonfirmasi mengaku dirinya sekarang tidak lagi memiliki dana untuk biaya kebutuhan makan sehari-hari. Bahkan sebelum dirujuk ke Medan, dia telah memberitahukan kepada pejabat pemerintah yang berkunjung saat itu bahwa dirinya tidak memiliki uang.
Sebelum dirujuk ke Medan, pihak Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Aceh Timur dan juga seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) mengunjungi rumahnya. Mereka berjanji akan menanggung seluruh biaya makan selama perawatan. Sedangkan biaya pengobatan gratis ditanggung oleh JKRA.
"Mereka itu waktu datang ke rumah saya, berjanji akan memberikan bantuan biaya makan sehari-hari, saya memang bilang sama mereka sekarang tidak punya uang lagi, tetapi sampai sekarang mereka tidak memberikan apapun," kata Zulkifli, Senin (13/4) via telepon genggamnya.
Zulkifli menyebutkan pihak Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur jangan hanya memberikan janji belaka. Namun realisasinya sama sekali tidak ada. Sebab, setelah mereka berjanji hingga sudah berada di Medan, pihak pemerintah belum memberikan bantuan dana tersebut.
"Padahal saya sudah bilang, saya tidak punya uang, mereka jangan hanya janji-janji saya di depan umum waktu di rumah saya kemarin itu, saya protes seperti agar tidak ke depan menimpa seperti saya," tukasnya.
Bila memang pemerintah tetap tidak merealisasikan janjinya, sebut Zulkifli, dirinya dengan terpaksa akan turun ke jalan untuk mencari bantuan kebutuhan hidupnya selama berada di rumah sakit.
"Saya tidak peduli, biarkan pemerintah malu melihat ada warganya terlantar seperti ini," tutupnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkembangan kasus bayi Nala yang diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaCurhatan ibu bayi viral diduga jadi korban kelalaian pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaLegislator Partai Amanat Nasional (PAN) itu melaporkan dua orang yakni pria berinisial MMT dan wanita berinisial FA alias Syarifah.
Baca SelengkapnyaBabinsa di Garut Serka Jujun menceritakan kisah inspiratifnya membantu warga desa binaannya yang tidak mampu berobat karena BPJS menunggak.
Baca SelengkapnyaSingkat cerita, pada saat bayi LAH dirawat di RS tersebut pihak nakes sempat meminta biaya menebus obat dan alat medis kepada Chintia.
Baca SelengkapnyaArif menceritakan bahwa dirinya orang tidak punya (miskin), tinggal di kilometer 68, Sukawijaya, Kabupaten Muaro Jambi.
Baca SelengkapnyaSaat itu pihak klinik mengatakan pembengkakan tersebut hanya bengkak biasa dan normal dialami pasca operasi.
Baca SelengkapnyaAyah remaja putri itu sudah tiada sejak bayi dan ibunya kabur saat usianya baru empat tahun.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca Selengkapnya