Disebut di Sidang Meikarta, Politisi PDIP Waras Klaim Tak Tahu Soal Rp 1 M
Merdeka.com - Dalam persidangan terungkap bahwa uang suap perizinan Proyek Meikarta yang disebut masuk ke pihak Pemprov Jabar tidak terlepas dari peran anggota DPRD Jabar dari Fraksi PDIP, Waras Wasisto. Saat dikonfirmasi, Waras mengklaim tidak tahu menahu soal adanya uang sebesar Rp 1 miliar tersebut.
Ia menjelaskan bahwa dirinya diminta rekannya sesama kader PDIP yang juga anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Sulaeman untuk difasilitasi pertemuan antar Kabid Tata Ruang Dinas PUPR Neneng Rahmi dengan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa.
Permintaan yang sudah diajukan selama sebulan oleh Sulaeman ini akhirnya diiyakan oleh Waras. Ia berkilah bahwa keinginan pertemuan dengan Sekda itu tidak ada hubungannya dengan Meikarta.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa kader PDIP yang digeledah rumahnya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah seorang anggota DPRD Jawa Timur bernama Mahfud dari Fraksi PDIP.
-
Siapa yang ditugaskan PDIP untuk melobi PKB? Pada tanggal 8 Juni 2024 itu, saya ditugaskan oleh DPP PDIP untuk menjalin komunikasi dengan PKB. Saya lalu bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. PDIP dan PKB lalu bersepakat menjalin kerja sama di Pilkada Jakarta. PKB akan mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur, kami meminta posisi wakil gubernur,' kata Basarah dalam keterangannya diterima di Jakarta, Minggu (17/11).
-
Dimana rumah kader PDIP yang digeledah? Rumah yang digeledah itu diketahui berada jalan Halim perdana Kusuma Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
-
Siapa yang direkomendasikan oleh DPP PDIP sebagai calon wakil wali kota? Putri politisi senior PDIP Aria Bima, Sukma Putri Maharani, mengaku legowo dan menerima keputusan DPP PDIP yang merekomendasikan Bambang Nugroho (Bambang Gage) sebagai bakal calon wakil wali kota mendampingi Teguh Prakosa di Pilkada Solo di Pilkada Solo 2024.
-
Mengapa DPR mencecar bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
"Akhirnya saya meminta waktu kepada Pak Iwa untuk mengagendakan pertemuan dengan Neneng Rahmi," kata Waras melalui siaran pers yang diterima wartawan, Selasa (22/1).
Akhirnya, pertemuan terjadi di rest area tol sekitar bulan Juni - Juli 2017. Meski ada dalam pertemuan, namun ia mengklaim tidak mengetahui pembahasan antara Iwa Karniwa, Sulaeman, Henry Lincoln (saat itu menjabat Sekdis PUPR Pemkab Bekasi, sekarang menjabat Sekdisparbud Pora).
"Saya tak ikut pembicaraan mereka, apalagi minta-minta duit. Cuma memang setelah pertemuan itu Pak Sekda berbisik kepada saya, kata Pak Iwa, Mas, mereka mau bantu untuk banner. Sulaeman juga dengar apa yang dikatakan Pak Sekda itu," kata Waras.
Banner yang dimaksud Iwa, kata Waras, terkait dengan rencana pencalonan Sekda Jabar itu dalam Pilgub Jabar. Menurut Waras, setelah pertemuan itu ia tak pernah berkomunikasi lagi dengan Sulaeman.
"Sejak itu, saya tak ada lagi komunikasi dengan Sulaeman. Saya juga tak kenal dengan Neneng Rahmi dan Hendry. Jadi saya tak tahu menahu soal uang itu," ujarnya.
Peryataan itu berbanding terbalik dengan fakta persidangan pada Senin (21/19) yang disampaikan Henry Lincoln. Ia menyatakan bahwa dalam pertemuan di rest area itu tidak membahas mengenai permintaan uang Rp 1 Miliar untuk percepatan proses RDTR. Hanya saja, saat itu Waras menyampaikan kepada Lincoln bahwa Iwa sedang mengikuti proses sebagai bakal calon Gubernur melalui PDIP.
"Pak Waras menyampaikan beliau (Iwa Karniwa) ikut dalam bakal calon gubernur Jabar. Setelah pertemuan, Pak Waras minta (uang Rp 1 miliar)," katanya saat menjadi saksi di persidangan.
Setelah pertemuan itu, Lincoln dua kali bertemu dengan Iwa Karniwa di ruang kerjanya. Namun di dua pertemuan itu, Iwa tidak menanyakan uang yang diminta oleh Waras Wasisto. Mereka membahas perkembangan RDTR Kabupaten Bekasi.
Jaksa KPK dalam sidang menanyakan apa yang dibahas dalam pertemuan kedua dan ketiga. Henry menjawab bahwa Iwa meminta penjelasan tentang penyampaian draft Raperda RDTR yang substansinya akan dibahas di BKPRD.
"Pertemuan ketiga di januari 2018 di dilakukan di ruang kerja Iwa. Karena sampai dengan januari persetujuannya belum turun juga, jadi kami dengan bu neneng menanyakan sejauh mana bantuan yang sudah diberikan oleh Pak sekda provinsi terhadap persetujuan," ucapnya.
Sedangkan uang Rp 1 miliar yang dibahas pada pertemuan pertama diberikan melalui Sulaiman sebesar Rp 900 juta melalui Sulaiman pada Desember 2017. Dari Sulaiman, uang diberikan kepada Waras Wasisto.
"Waktu itu sedang kebetulan kami ada basecamp di dekat Bahana (di Bekasi). Uang diserahkan oleh bu Neneng dan kemudian saya minta staf saya untuk menyerahkan ke Sulaiman di grand wisata, di Bekasi," pungkasnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Iwa Karniwa menegaskan dirinya tidak menerima uang Rp1 miliar untuk memuluskan perizinan Meikarta di Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Jabar.
Meski tak meberikan penjelasan secara rinci, Iwa menegaskan siap dihardirkan menjadi saksi dalam persidangan. "Saya juga pernah bilang siap diklarifikasi. Saya sampaikan, apabila diperlukan saya siap jadi saksi," ujar Iwa di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (22/1/2019).
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemeriksaan Mbak Ita dalam kapasitasnya sebagai saksi terkait kasus korupsi pengadaan barang dan jasa.
Baca SelengkapnyaWamendes PDTT Paiman Raharjo memberikan klarifikasi terkait video viral yang mengklaim dirinya kampanyekan Gibran
Baca SelengkapnyaTerkait Pilkada Jawa Tengah, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengakui jika pembahasannya belum sampai terlalu detail.
Baca SelengkapnyaSaid Didu beralasan dirinya tidak bermusuhan dengan Apdesi.
Baca SelengkapnyaWali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Mbak Ita diperiksa sebagai saksi kasus gratifikasi hingga pemerasan di Pemkot Semarang.
Baca SelengkapnyaMantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menolak mediasi yang diinisasi pimpinan pusat Asosiasi Pemerintah Desa Serluruh Indonesia (Apdesi)
Baca SelengkapnyaPDIP tak membantah ada upaya dari Presiden Ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) mengobok-obok PDIP.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri mengumumkan para calon kepala daerah untuk menghadapi Pilkada Serentak 2024, Senin (26/8).
Baca SelengkapnyaGibran menemui Puan di rumah dinas Ketua DPR di Widya Chandra, Jakarta, Jumat (20/10).
Baca SelengkapnyaPSI menyebut pertemuan dengan Puan merupakan awalan sebelum Kaesang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaSecara garis besar, PDIP mengungkap, pertemuan Ridwan Kamil dengan Megawasti membahas tentang benang merah perjuangan dari Bung Karno.
Baca SelengkapnyaPertemuan dengan Megawati sudah diceritakan oleh Rosan kepada Prabowo pada malam hari setelah pertemuan.
Baca Selengkapnya