Disebut tekan Miryam, anggota DPR ini yakin rekaman video KPK diedit
Merdeka.com - KPK membuka rekaman video pemeriksaan Miryam S Haryani saat menjadi saksi kasus korupsi proyek e-KTP. Di rekaman itu, Miryam diperiksa oleh penyidik KPK Novel Baswedan dan Ambarita Damanik.
Terungkap perbincangan tentang Miryam yang dipanggil oleh Komisi III DPR sebelum memberikan kesaksian di KPK. Nama Desmond J Mahesa, Bambang Soesatyo (Bamsoet), Masinton Pasaribu, Aziz Syamsudin, dan Syarifuddin Sudding, dan Hasrul Azwar disebut di situ sebagai orang yang menekan Miryam.
Namun, video yang diputar dipersidangan Miryam dalam status terdakwa pemberi keterangan palsu tersebut dibantah seluruhnya oleh Politikus PDIP Masinton Pasaribu.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa saja yang bersaksi di sidang MK? Sebagai informasi, empat menteri tersebut adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani, Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto.
-
Apa yang di periksa KPK? 'Yang jelas terkait subjek saudara B (Bobby) ini masih dikumpulkan bahan-bahannya dari direktorat gratifikasi,' kata Jubir KPK, Tessa Mahardika Sugiarto di Gedung KPK, Kamis (5/9).
-
Kenapa Dewas KPK sidang etik mantan Kamtib dan Karutan? Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar sidang etik buntut dari kasus pungli di rumah tahanan (Rutan) KPK.
Masinton Pasaribu
Masinton mengatakan, dalam video yang dilihatnya di media massa, di situ terjadi keanehan. Novel, kata dia, terlihat sedang mengarahkan Miryam untuk menyebut orang-orang tertentu. Dia mengatakan, kata-kata nama anggota DPR juga keluar bukan dari mulut Miryam, tapi Novel.
"Ini memang trik penyidik untuk mengarahkan saksi atau orang yang sedang diperiksa. Kan itu keluar lisannya Novel, itukan Novel, kalau yang saya lihat sepotong dari media ya. Itukan Novel, bukan keluar dari lisannya Miryam," kata Masinton saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (15/8).
Masinton yang juga anggota Komisi III DPR ini mengatakan, semua yang ada di video itu juga telah dibantah oleh Miryam. Menurut dia, di dalam sidang, Miryam juga sudah protes, kenapa video yang ditampilkan hanya sepotong-sepotong saja.
"Pokoknya begini, berkaitan dengan persidangan baik itu yang diterangkan Novel, maupun cerita yang ada di persidangan, aku enggak pernah tahu. Makanya di awal aku bantah, itu keterangan palsu yang diarahkan Novel untuk Miryam," tegas Wakil Ketua Pansus KPK ini.
Desmond J Mahesa
Merespon adanya pemberitaan tersebut, Desmond membantahnya dengan tegas. Menurutnya itu adalah sebuah tuduhan dari Novel dan bukannya kesaksian dari Miryam.
Desmond Junaidi Mahesa ©dpr.go.id
"Yang gue pahamin tidak satupun Miryam tentang saya. Itu semuanya dari mulut Novel," kata Desmond saat dihubungi merdeka.com, di Jakarta, Selasa (15/8).
Dia memaparkan bahwa namanya disebut oleh Novel saat sedang bercerita dengan Ambarita Damanik. Percakapan itu, tambahnya, juga disaksikan oleh Miryam. "Kalau bicara tentang hukum itu, bukti dari mulut seseorang bukan dari cerita orang lain. Ini Novel bercerita sama Damanik itulah buktinya rekaman itu," ungkapnya.
Wakil Ketua komisi III ini juga meyakini bahwa rekaman itu telah diedit. Sehingga dia menilai rekaman itu adalah sebuah rekayasa. "Saya pikir rekaman itu di edit jadi itu sudah diedit saya katakan bahwa ini rekayasa saja," pungkasnya.
Bambang Soesatyo (Bamsoet)
Namanya disebut salah satu yang menekan Miryam, Bambang Soesatyo (Bamsoet) berencana membawa pencatutan nama tersebut ke jalur hukum. "Pasti kita akan bawa ke ranah hukum. Kita akan segera berkoordinasi dengan Bareskrim Mabes Polri," kata Bamsoet, saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (15/8).
Bambang Soesatyo ©dpr.go.id
Bamsoet juga akan mengajukan permohonan pemeriksaan keaslian dari rekaman ke Bareskrim Mabes Polri. Hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa rekaman itu asli tanpa rekayasa.
"Kami juga akan meminta Laboratorium forensik digital Bareskrim Mabes Polri untuk melakukan pemeriksaan atas keaslian rekaman tersebut untuk menghindari rekaman tersebut tanpa editan dan rekayasa," ungkapnya.
Tambahnya, hal itu perlu dilakukan karena menurutnya rekaman yang diputar pada persidangan e-KTP kemarin (14/8) itu telah diedit. Dia pun tidak yakin bahwa Miryam benar-benar menyebut anggota komisi III pada saat pemeriksaan bersama penyidik.
"Dan kelihatan bahwa rekamannya seperti sudah diedit karena sequence pembicaraan yang ada di dalam transkrip itu kok 'loncat-loncat' dan kalimat tidak nyambung," ucapnya.
"Sekali lagi saya menegaskan bahwa saya meragukan Miryam yang menyebut nama-nama sejumlah anggota Komisi III," pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vita Ervina diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi yang menjerat mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL.
Baca SelengkapnyaKPK memanggil anggota DPR Komisi IV Fraksi PDIP Vita Ervina, terkait dugaan korupsI di Kementan
Baca SelengkapnyaKPK akan melakukan verifikasi terhadap setiap laporan yang masuk.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Hukum dan HAM Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej hadir dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI
Baca SelengkapnyaDirektur Gratifikasi dan Pelayanan Publik KPK, Herda Helmijaya diperiksa selama tiga jam
Baca SelengkapnyaDiselisik soal penemuan dokumen saat penggeledahan kasus korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Baca SelengkapnyaFirli Bahuri terlihat menghindari sorotan kamera awak media dengan bersembunyi di mobil dan menutupi wajah dengan tas dan tangan.
Baca SelengkapnyaKPK memanggil eks Anggota DPR RI MSH untuk diperiksa terkait penyidikan dugaan korupsi E-KTP.
Baca SelengkapnyaPemerasan terhadap SYL oleh Firli diduga dilakukan saat keduanya bertemu di sebuah lapangan tenis.
Baca SelengkapnyaPolda Jawa Tengah membenarkan informasi keberangkatan Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar menuju Jakarta.
Baca SelengkapnyaKedatangan Kombes Irwan untuk memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai saksi oleh Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaIndra diperiksa sebagai Saksi dalam Kasus dugaan korupsi rumah jabatan DPR.
Baca Selengkapnya