Diselimuti kabut asap, jarak pandang di Kota Medan berkurang
Merdeka.com - Dalam dua hari terakhir Kota Medan diselimuti kabut asap yang belum diketahui jelas dari mana asal asap tersebut. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan asap yang menyelimuti kota Medan tersebut kecil kemungkinan berasal dari kebakaran lahan di Jambi dan Palembang.
Akibat kabut asap ini, dalam dua hari terakhir jarak pandang pengguna jalan dan lalu lintas Kota Medan semakin berkurang. Padahal kemarin, berdasarkan pantauan, langit biru Kota Medan masih nampak terlihat jelas.
"Sejak kemarin kondisi cuaca di Medan masih berawan dan berpeluang hujan. Sementara jarak padang di wilayah Medan sekitar 2 Km (normal 5 Km)," kata Endah Paramita, staf analisa cuaca BMKG Wilayah I Medan, Kamis (18/9).
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Kenapa langit biru di siang hari? Ketika sinar matahari menabrak lapisan atmosfer ini, maka akan membuat cahayanya terhambur sebab dipengaruhi oleh beberapa hal. Mulai dari debu, asap dan partikel lainnya di udara. Cahaya matahari akan terpancar melalui gelombang cahaya. Semakin panjang gelombangnya, maka semakin lama cahaya berhamburan di atmosfer. Spektrum cahaya biru mempunyai gelombang lebih pendek dibandingkan dengan cahaya warna merah atau merah muda. Untuk itu, ketika siang hari lapisan atmosfer jumlah sedikit membuat cahaya biru lebih mudah menembus masuk. Itulah yang menyebabkan kita bisa melihat langit yang biru di siang hari.
-
Bagaimana kabut asap ganggu mata? Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap. Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan pastikan menggunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadaoi kabut asap.
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Kenapa cahaya biru muncul sebelum gempa? Salah satu dugaan penyebab peristiwa ini menyebut fenomena itu adalah respons terhadap tekanan tektonik, aktivitas seismik atau letusan gunung berapi.
-
Kenapa BMKG memprakirakan cuaca Jakarta cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
Endah memaparkan, satelit BMKG mendeteksi adanya 23 hotspot di Sumatera. Namun tidak satu pun titik panas itu di wilayah Sumatera Utara. Sementara itu, angin ke Kota Medan bergerak dari arah Barat Daya. Pihak BMKG menyatakan kecil kemungkinan asap itu berasal dari kebakaran lahan di Jambi dan Palembang.
"Berdasarkan titik apinya. Yang di Palembang itu tidak berpengaruh ke kita, karena jaraknya jauh," ujar Endah.
Lebih jauh mengenai asal asap ini, pihak BMKG juga mendapat informasi mengenai musim panen padi di kawasan Deli Serdang. Ada dugaan asap berasal dari pembakaran sisa panen yang dilakukan petani di kawasan itu.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabut atau embun terjadi karena suhu permukaan bumi yang lebih dingin dari biasanya.
Baca SelengkapnyaHampir sepanjang hari Sabtu (23/9), langit kelabu tampak menyelimuti Jakarta. Lantas, apakah hal tersebut merupakan mendung awan hujan atau polusi udara?
Baca SelengkapnyaJarak pandang hanya 200 meter terjadi di dua daerah.
Baca SelengkapnyaSaat ini kondisi langit di Pekanbaru yang awalnya disebut tidak sehat, kini sudah biru dan status udara dinyatakan sehat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan laporan IQAir, kualitas udara Jakarta pada Jumat (22/9/2023) pukul 15.00 WIB mencapai angka 152.
Baca SelengkapnyaTiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.
Baca SelengkapnyaPenyebab utama yang membuat udara Jakarta terlihat keruh karena adanya lapisan inversi.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI mengklaim perbaikan kualitas udara karena keberhasilan seluruh program untuk mengendalikan polusi udara.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaPantauan citra radar pada 23 Juli 2024 menunjukkan tidak terjadi pertumbuhan awan dari pagi hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaKondisi ini akibat di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut sudah masuk musim kemarau terhitung sejak Januari tahun ini.
Baca SelengkapnyaPotret langit ibu kota yang terlihat abu-abu karena dipenuhi polusi udara.
Baca Selengkapnya