Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Disinggung soal rumah singgah, staf lurah dan warga bungkam

Disinggung soal rumah singgah, staf lurah dan warga bungkam Jokowi tiba di rumah singgah balita korban asap. ©2015 merdeka.com/irwanto

Merdeka.com - Asal-usul keberadaan rumah singgah atau rumah evakuasi balita korban asap di Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, diduga hanya direkayasa buat dipamerkan ke Presiden Joko Widodo, masih suram. Sebab hingga kini, pernyataan pejabat pemerintahan setempat juga masih simpang siur.

Saat merdeka.com menyambangi kantor lurah setempat, juga tidak mendapat jawaban pasti soal asal-usul rumah singgah bagi bayi korban asap. Justru staf lurah terkesan enggan memberikan penjelasan rinci.

"Lurahnya lagi keluar dik. Kami tidak tahu soal rumah itu, nanti jawaban kami salah. Mending tanya langsung sama ketua RT atau RW-nya," kata seorang staf Lurah 5 Ulu Palembang, Senin (2/11).

Tak hanya staf lurah, warga setempat juga kelihatan takut saat ditanyai awak media terkait rumah singgah itu. Warga dengan tegas mengaku tidak ingin komentarnya jadi bumerang. Begitu nama mereka ditanya, lagi-lagi warga enggan menyebutkan. Mereka khawatir akan dipermasalahkan.

"Saya tidak tahu soal rumah singgah itu. Coba tanya-tanya orang lain saja, nanti masalah. Kami kan warga biasa," ungkap wanita yang hanya menyebutkan inisial namanya, L (50).

Sementara itu, ketua RT setempat, Sarkoni Yulian, mengaku mengetahui persis keberadaan rumah singgah itu. Apalagi, jarak antara rumahnya dan rumah singgah sangat berdekatan, hanya sekitar sepuluh meter.

"Memang sudah berdiri beberapa hari sebelum kedatangan Jokowi, direhab dulu. Sudah izin juga sama saya," ujar Sarkoni.

Sebelumnya, anggota DPR RI Fraksi Nasdem asal Sumatera Selatan, Irma Suryani, mengaku sebagai penggagas pendirian rumah singgah itu. Dia mengatakan, proses pendirian rumah telah dilakukan pada 14 Oktober 2015, yakni dengan menyewa satu unit rumah kosong tua milik keluarga Cek Gadis, yaitu H Sul. Dia mengatakan menyewa rumah itu selama enam bulan.

Kemudian, lanjut dia, Koalisi Masyarakat Peduli Balita Korban Asap dibantu warga mulai melakukan renovasi fisik rumah, seperti pembuatan toilet, listrik, lantai, dan jembatan serta penutupan ventilasi rumah, penambahan pembersih udara dan pemasangan AC, serta instalasi air.

"Tanggal 21 Oktober, aktivis dari Walhi dan beberapa aktivis lainnya yang mengelola rumah ini," kata Irma.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Alasan Warga Tak Ingin Huni Rusun Nagrak: Kampung Susun Bayam Sudah Ada, Untuk Apa Pindah
Alasan Warga Tak Ingin Huni Rusun Nagrak: Kampung Susun Bayam Sudah Ada, Untuk Apa Pindah

"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”

Baca Selengkapnya
Ratusan Warga Aceh Barat Tolak Kedatangan 69 Warga Etnis Rohingya
Ratusan Warga Aceh Barat Tolak Kedatangan 69 Warga Etnis Rohingya

Polisi menjelaskan aksi warga itu karena masyarakat menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya
Kapolri Beberkan Kronologi Bentrok Warga dan Aparat di Pulau Rempang, Janji Proses Relokasi Dilakukan Persuasif
Kapolri Beberkan Kronologi Bentrok Warga dan Aparat di Pulau Rempang, Janji Proses Relokasi Dilakukan Persuasif

Ada komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.

Baca Selengkapnya
Cerita Warga yang Tinggal di Kampung Mati Lebak, Hanya Tersisa 4 Keluarga
Cerita Warga yang Tinggal di Kampung Mati Lebak, Hanya Tersisa 4 Keluarga

Ditumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.

Baca Selengkapnya