'Diskriminasi masyarakat buat deradikalisasi tidak optimal'
Merdeka.com - Pemberantasan terorisme hanya dengan penindakan dinilai tidak serta merta memutus mata rantai kelompok radikal. Perlu dilakukan pendekatan kemanusiaan untuk menyadarkan mereka.
Program deradikalisasi juga bisa berjalan jika masyarakat turut serta. Selama ini yang sering diabaikan adalah penerimaan masyarakat terhadap mereka yang pernah dihukum karena tindakan terorisme.
"Stigma dan diskriminasi masyarakat terus menerus seringkali membuat deradikalisasi tidak berjalan optimal dan mendorong mereka untuk kembali melakukan aksi kekerasan seperti di Samarinda, Cicendo dan Thamrin," kata Ketua Setara Institute, Hendardi dalam keterangan tertulis, Jumat (7/4).
-
Bagaimana cara mencegah terorisme di Indonesia? Di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban terorisme ini, Anda bisa membagikan cara mencegah radikalisme di media sosial. Hal ini penting dilakukan agar tindakan terorisme bisa diminimalisir atau dihilangkan.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
Bagaimana Kemendagri menangani radikalisme? Penanganan radikalisme dan terorisme harus melibatkan semua elemen dan unsur masyarakat seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, maupun organisasi kemasyarakatan lainnya,“ ujarnya.
-
Apa tujuan dari program deradikalisasi? Program deradikalisasi adalah pembinaan bagi narapidana kasus terorisme (napiter) untuk menghilangkan pemahaman radikal terorisme nya.
-
Bagaimana diskriminasi bisa dicegah? Hanya toleransi yang berperan sebagai alat untuk mempersatukan setiap perbedaan yang ada.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) coba melibatkan mantan kombatan dan mendekati keluarganya. Salah satunya Ali Fauzi Manzi, adik kandung bomber bom Bali, Amrozi dan Ali Imron. Sebelumnya, BNPT juga merangkul mantan teroris Khairul Ghazali dengan membangun pesantren dan masjid di Deliserdang, Sumatera Utara.
Menurut Hendardi, langkah ini adalah jawaban dari penanggulangan terorisme dari hulu sampai hilir. Pemberantasan terorisme tidak melulu dengan cara penindakan, tetapi juga bisa dilakukan dengan cara kemanusiaan.
"Upaya yang dilakukan BNPT dalam pandangan saya adalah pelengkap dan penyempurna dari kerja deradikalisasi yang selama ini telah dilakukan," kata aktivis Hak Azasi Manusia (HAM) ini.
Selain itu, Hendardi juga menyarankan agar kerjasama BNPT dengan kementerian lain, lembaga, dan pemerintah daerah harus terus didorong karena deradikalisasi adalah tanggung jawab bersama. Menurutnya, semua pihak harus bekerjasama untuk mengikis sekecil apapun praktik intoleransi, karena jika dibiarkan intoleransi menyebar luas sama dengan membiarkan bibit-bibit terorisme untuk masa yang akan datang.
"Karena itu upaya-upaya pencegahan transformasi intoleransi menuju radikal dan menjadi teroris sama pentingnya dengan tindakan represif pemberantasan terorisme," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaPerlu diwaspadai isu Palestina menjadi pintu gerbang kelompok intoleran mendapatkan panggung dan perhatian publik.
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemkot Madiun disarankan memiliki penguatan pencegahan paham radikal dan terorisme demi keamanan kota tersebut
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaKeberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaBangbang menegaskan, BNPT terus mendukung kaderisasi kepemimpinan yang menyasar perempuan dan anak sebagai upaya perdamaian
Baca Selengkapnya