Dispar Bali Sebut Penjualan Hotel di Bali Terjadi Sebelum Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menanggapi soal puluhan hotel di Bali yang akan dijual karena imbas pandemi Covid-19.
Ia menyampaikan, untuk data rinci berapa hotel di Bali yang akan dijual pihaknya belum mengetahui dan soal hotel dijual di Bali sudah terjadi sebelum Pandemi Covid-19.
"Kita belum ada data yang rinci soal hotel-hotel yang dijual. Soal, hotel dijual sudah terjadi dari sebelum pandemi, karena ada banyak hotel dibangun dengan dana loan (pinjaman lunak)," kata Astawa saat dihubungi, Jumat (5/2).
-
Siapa pemilik hotel di Bali yang terbengkalai? Hotel yang memiliki luas wilayah yang sangat besar ini disebut-sebut sebagai kepunyaan Hutomo Mandala Putra yang juga dikenal sebagai Tommy Soeharto.
-
Kenapa rumah tersebut harus dijual? Meskipun rumah ini menyimpan kenangan indah dari 11 tahun perjalanan rumah tangga mereka, akhirnya rumah unik ini harus dijual.
-
Bagaimana Pemprov Bali ingin wisatawan membayar pungutan? Alternatif pertama, Pemprov Bali mendorong wisman melakukan pembayaran sebelum tiba di Bali melalui aplikasi Love Bali. Alternatif kedua, Pemprov juga memfasilitasi pembayaran di bandara.“Alternatif ketiga yang akan kita intensifkan adalah pembayaran yang dilakukan ketika tamu tiba di tempat mereka menginap.
-
Kenapa okupansi hotel di Bali diprediksi tinggi? Tingkat okupansi Hotel jaringan HIG diprediksi tertinggi di region Bali dimana Bali menjadi destinasi pilihan wisatawan menghabiskan Libur panjang Idul Fitri 1445H.
-
Siapa pemilik hotel? Pemilik hotel, Jim dan Whit Hanks, mengatakan mereka merasa terhormat memiliki peran dalam sejarah lokal.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Sukarno pun teringat bahwa dua tahun lagi (1962) Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games IV, sementara Ibu Kota belum memiliki bangunan yang layak untuk dibanggakan di hadapan para atlet se-Asia.
Menurutnya, jika tak bisa membayar bunga dan pokok pinjaman tentu salah satu solusi adalah menjual properti atau hotel tersebut.
"Jika, income tidak bisa membayar bunga dan pokok dari pinjaman tentu salah satu solusi adalah menjual property tersebut. Jika, tidak ada solusi lainnya," ujarnya.
"Bagi hotel-hotel yang dibangun dari uang dingin tentu aman-aman saja dan itu juga jumlahnya banyak sekali, plus hotel BUMN tentu masih aman," imbunya.
Ia juga menyebutkan, bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, telah mengupayakan pinjam lunak bagi para pengusaha termasuk pengusaha hotel.
"Menpar sedang mengupayakan soft loan bagi pengusaha. Semoga, bisa terealisasi. Sehingga, bisa membantu para pengusaha termasuk pengusaha hotel, dan kita doakan agar pandemi segera berlalu. Sehingga, turis ramai lagi ke Bali (dan) ekonomi pulih lebih cepat," ujar Astawa.
Seperti yang diberitakan, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Bali, Rai Suryawijaya menyebutkan imbas dari pandemi Covid-19 sudah ada sekitar 60 hotel yang akan dijual di Pulau Bali.
"Iya ada 60 hotel yang (akan) dijual. Itu sebelum Pandemi Covid-19 ini 27 hotel yang mau dijual paska pandemi Covid-19 bahkan meningkat 60, itu mau dijual. Bintang berapa saja ada, di seluruh Bali ada hotel yang mau dijual sekarang," kata Suryawijaya, saat dihubungi Kamis (4/2).
Ia menerangkan, dijualnya hotel-hotel tersebut karena tingkat hunian sangat rendah selama ini, dari 5 hingga 7 persen. Selain itu, para pelaku usaha hotel harus membayar kewajiban utang di bank.
"Karena tingkat hunian sangat rendah, iya 5 persen, 7 persen, yang terisi lima kamar jadi tidak bisa menutupi. Yang kedua tentu tidak bisa membayar kewajiban untuk di bank. Karena, ada hutang di bank pengembalian pinjaman. Walaupun dikasih relaksasi, tetap kewajibannya (dibayar)," imbuhnya.
Ia juga mengatakan, bila pandemi Covid-19 belum usai tentu efeknya kedepan akan ada lagi hotel yang dijual.
"Akan bertambah, bisa jadi. Dan, kemungkinan besar kalau (pandemi Covid-19) masih ini lama, banyak yang vailid," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, agar tidak banyak hotel di Bali dijual pihaknya sudah mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan pinjaman lunak kepada para pelaku usaha hotel.
"Iya harus segera diberikan pinjaman lunak. Iya mengusulkan untuk diberikan pinjaman lunak bukan tawaran, mengusulkan," katanya.
Ia juga menyampaikan, untuk kerugian di sektor pariwisata di Bali sejak adanya pandemi Covid-19 mencapai sekitar Rp10 triliun per-bulan. Sementara, para pelaku usaha hotel sudah sangat berat untuk bertahan.
"Hitungan dari devisa saja Rp10 triliun perbulan untuk Bali saja. Jujur selama ini (pelaku usaha hotel) tidak kuat lagi. Karena, maintenance dan operasional club incomenya minim," ujar Suryawijaya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Biar nggak salah pilih, begini cara tepat membeli rumah lewat sistem lelang bank.
Baca SelengkapnyaAda pun lini bisnis yang terdampak kenaikan pajak hiburan antara lain karaoke, kelab malam hingga spa.
Baca SelengkapnyaLuna Maya menunjukkan kondisi rumahnya di Bali yang tak terawat. Simak ulasan lengkapnya di sini!
Baca SelengkapnyaBRI optimistis target pendapatan recovery dari penjualan aset bermasalah dan penyelesaian lainnya dapat tercapai.
Baca SelengkapnyaMengalihkan kepemilikan rumah dapat menjadi opsi untuk memperoleh pendapatan tambahan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaIndobuildco sempat merayu pemerintah untuk membeli tanah negara di area lahan Hotel Sultan.
Baca SelengkapnyaMenaikkan suku bunga tinggi pun tidak cukup membantu pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPemda Bali telah menggelar rapat bersama seluruh wali kota setempat untuk menyepakati besaran tarif pajak hiburan karaoke hingga spa di bawah 40 persen.
Baca SelengkapnyaKabar kurang sedap datang dari komedian Bedu. Ia tengah mengalami kesulitan ekonomi hingga memutuskan untuk menjual rumah mewahnya seharga Rp5,5 miliar.
Baca SelengkapnyaJumlah vila di Bali mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaPenjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPara pengusaha hotel kini hanya bisa mengandalkan event dari pemerintah untuk mempertahankan keterisian kamar hotelnya.
Baca Selengkapnya