Ditangkap tanpa melawan, proses hukum teroris Basri tetap berjalan
Merdeka.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Suhardi Alius mengatakan, proses hukum terhadap pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sekaligus tangan kanan Santoso, Basri akan tetap diteruskan. Langkah ini menyikapi keberhasilan Satgas Operasi Tinombala dalam menangkap Basri alias Bagong bersama istrinya Nurmi Osman alias Oma, tanpa perlawanan Rabu (14/9) kemarin.
"Iya dong (proses hukum) semua berjalan. Jangankan itu, yang kemarin Santoso saja ada proses hukumnya," kata Suhardi di Komplek DPR, Jakarta, Kamis (19/9).
Meski proses hukum berjalan, Suhardi menjamin Basri dan istrinya untuk mendapat perlakukan dengan baik oleh pemerintah. "Sekarang kita lihat perlakuannya sangat manusiawi dan tidak mencreate sel-sel baru terorisme," klaimnya.
-
Mengapa mafia TPPO terus beraksi? 'Tapi boleh dong saya memberi message kepada Pak Kapolri jangan hanya para kaki tangan atau ikan-ikan teri, ini ada bandar-bandarnya,' kata Benny dalam acara sosialisasi pencegahan TPPO di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Selasa (4/6).
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Bagaimana para pencopet di Bandung beraksi? Mereka akan menyasar korban yang dianggap lengah dan memiliki barang berharga.
-
Siapa yang terlibat dalam sindikat TPPO? Berdasarkan hasil penelusuran BP2MI para mafia besar diduga berkomplot dengan orang-orang yang diberikan kekuasaan oleh negara, seperti aparat penegak hukum atau APH.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
Suhardi menuturkan operasi Tinombala akan terus dilakukan untuk memburu 12 anggota kelompok Santoso yang tersisa. Salah satunya adalah Ali Kalora, yang disebut sebagai orang nomor tiga setelah Santoso dan Basri.
Selain itu, Suhardi juga menyebut jaringan MIT belum akan habis walaupun dua pimpinannya sudah tertangkap dan tewas. Pihaknya akan terus melakukan upaya untuk meredam dan menangkal doktrin ideologi radikal.
"Jangan terlalu dini. Namanya mindset, ideologi tidak mudah. Makanya yang saya terapkan sebagai BNPT ada soft approach. Bagaimana kita mereduksi radikalisme dan sebagainya. Itu kita coba terapkan, kita rangkul semua," tegasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI Ungkap Peran 13 Prajurit Tersangka Penganiayaan Anggota KKB di Papua
Baca SelengkapnyaPelaku narkoba tetap memiliki hak asasi manusia (HAM) yang harus dijaga.
Baca Selengkapnya