Ditipu dikabarkan kerabat kecelakaan, Hadi rugi Rp 17 juta
Merdeka.com - Berulang kali aksi penipuan dengan cara memberi kabar ada kerabat ditangkap polisi atau kecelakaan, dan meminta sejumlah uang terus terjadi. Seperti dialami Herman Hadi (24), yang tertipu Rp 17 juta setelah ditelepon seseorang, dan meminta biaya perawatan keponakan dikabarkan mengalami kecelakaan.
Dengan ditemani keluarganya, Muhamad Nasir (30), dia tertunduk lesu dan menangis di hadapan anggota polisi Polsek Mendoyo. Penyebabnya, kedua pria asal Banjar Pangkung Wani, Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, ini telah tertipu seseorang.
"Saya ditelepon seseorang yang saya tidak kenal, mengabarkan kalau ponakan saya yang bernama Ahmad Jumari sedang mondok di Jawa mengalami kecelakaan dan kepalanya pecah, dan katanya masih dirawat di rumah sakit di Jawa," kata Hadi kepada petugas piket Polsek Mendoyo, Kamis (7/4).
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang melaporkan kejadian penipuan? Baik korban dan calon pembeli sama-sama membuat laporan ke kepolisian.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Bagaimana pelaku menjalankan modus penipuan ini? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
Menurut Hadi, dia ditelepon oleh seseorang tidak dikenalnya sekitar pukul 13.30 WITA. Dia diminta segera mengirim uang Rp 17,7 juta buat biaya rumah sakit. Penelepon berdalih sebagai petugas rumah sakit tempat keponakannya dirawat.
"Tanpa pikir panjang, saya langsung menyanggupinya karena orang tua ponakan saya ada di Sulawesi. Tapi saya bilang hanya punya uang tujuh belas juta rupiah," ujar Hadi.
Hadi saat itu bergegas menuju ATM BRI di Jembrana, dan mengirimkan uang ke rekening disiapkan oleh penelepon sebanyak Rp 17 juta.
"Setelah saya kirim uang itu, barulah saya diberitahu oleh Nasir kalau itu hanya modus penipuan. Karena itulah saya panik dan melapor ke polisi," ucap Hadi.
Hanya saja, karena jumlah terkirim kurang dari permintaan penelepon, dia mengaku terus dikontak supaya mengirim kekurangannya, sebesar Rp 700 ribu. Namun karena dia yakin itu penipuan, dia hanya berpura-pura menyanggupi dan masih dalam perjalanan menuju bank.
"Sampai di kantor polisi juga saya masih ditelepon untuk meminta uang lagi tujuh ratus ribu rupiah," tutup Hadi. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pria di Banyuasin dilaporkan ke polisi karena penipuan Rp2,1 miliar. Namun dia belum dapat diproses karena berstatus caleg.
Baca SelengkapnyaSelebgram Muhammad Akbar Pera Baharudin atau lebih dikenal Ajudan Pribadi kembali tersangkut masalah hukum. Dia dilaporkan ke polisi dengan tuduhan penipuan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini berawal dari bisnis jual-beli mobil.
Baca SelengkapnyaDalam laporan yang dilakukan di Polres Tasikmalaya itu, HS mengaku kehilangan uang Rp6,8 juta karena aksi kejahatan yang dialaminya itu.
Baca SelengkapnyaPuluhan Orang Tertipu Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah
Baca SelengkapnyaPolsek Pondok Aren, telah meningkatkan status penyelidikan menjadi penyidikan.
Baca SelengkapnyaKabar kurang sedap datang dari Bunga Zainal. Ia menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh orang terdekatnya sendiri.
Baca Selengkapnya"Masalah penahanan sudah diatur dalam KUHAP," kata Komarudin saat dikonfirmasi.
Baca SelengkapnyaHal itulah yang membuat korban akhirnya percaya sehingga mentransferkan sejumlah uang ke rekening si penelepon.
Baca Selengkapnya