Dituduh buat gaduh, siswa SMP di Solo terima tinju guru matematika
Merdeka.com - APP (16), siswa kelas VIII B SMP Negeri 27 Solo mendapatkan diduga kena bogem alias tinju dan tendangan guru matematika berinisial Ag. Tindakan itu diterima APP lantaran dianggap membuat gaduh.
Ayah APP, Sandi (59) melaporkan kejadian tindak aniaya itu ke Polresta Solo. Kejadian tindak kekerasan itu dialami APP pada Sabtu, 2 Februari 2016 lalu.
"Kasus yang menimpa anak saya terjadi pada Selasa, 2 Februari lalu sekitar pukul 08.00 WIB. Anaknya bersama satu siswa lainnya disuruh guru yang tengah mengajar untuk menukar kursi yang jebol," ujar Sandi, Rabu (10/2).
-
Apa dampak pukul anak? Mereka juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental dan harga diri yang lebih rendah. Jadi, pemukulan tidak hanya tidak efektif dalam mengubah perilaku anak, tetapi juga dapat merusak kesejahteraan mental dan emosional mereka.
-
Apa yang membuat anak terluka? 'Sayangku, ibu minta maaf jika ucapan dan tindakan ibu sebelumnya membuat hatimu terluka. Ibu ingin kamu tahu bahwa ibu selalu mencintaimu tanpa syarat, dan ibu berjanji akan berusaha lebih baik lagi untuk memahami perasaanmu.'
-
Gimana ngatasin anak suka pukul? Menahan Fisik Anda mungkin merasa ingin menahan balita secara fisik ketika mereka mencoba memukul orang lain. Jika Anda merasa anak Anda kehilangan kendali atau merasa tenang dengan pendekatan ini, ini bisa menjadi pilihan.
-
Siapa yang terdampak membentak anak? 'Anak yang sering dibentak bisa tumbuh dengan harga diri yang rendah serta kekurangan rasa percaya diri,' jelas Dr. Mehta.
-
Siapa yang kena dampak buruk dari membentak anak? Anak-anak yang sering dibentak cenderung mengalami gangguan kecemasan, kurang percaya diri, kesulitan bersosialisasi, dan bahkan bisa menjadi pembully. Terlebih lagi, beberapa anak dapat mengalami depresi sebagai respons terhadap bentakan yang terus-menerus.
-
Siapa yang perlu tahu dampak buruk pukul anak? Saat anak-anak disiplin dengan kekerasan, mereka mempelajari bahwa tindakan kekerasan adalah cara yang sah untuk menyelesaikan konflik atau masalah.
Dia menuturkan, penganiayaan berawal ketika putranya disuruh guru lain mengambil kursi. Lantaran dianggap membuat gaduh, Ag yang ketika tengah mengajar di dalam kelas langsung keluar memaki hingga memberi pukulan kepada APP.
"Anak saya kemudian mengambil kursi yang ada di luar. Setelah itu dipanggil dan dicegat guru Ag di depan kelas IX, tempat guru yang bersangkutan mengajar. Kebetulan, kedua ruang kelas yang ada di lantai dua ini lokasinya berdekatan," jelasnya.
Sandi menuturkan saat itu anaknya dipukul di bagian kepala, lalu ditendang di selangkangan. Setelah lari ke kelas, APP dipanggil Ag lagi dan ditendang di tubuh bagian belakang.
Selain dipukul, Sandi mengungkapkan, anaknya juga mendapat teror psikologis. Itu terjadi ketika para siswa di sekolah anaknya tengah melakukan kegiatan karyawisata.
Saat perjalanan dan di lokasi wisata, kata Sandi, anaknya diperlakukan berbeda oleh para guru.
"Anak saya tidak diajak berbicara oleh guru sebagaimana murid lainnya. Bahkan saat pelajaran kelas di hari selanjutnya ada guru lainnya yang menyindir-nyindir," katanya.
Dia menganggap pihak sekolah tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan persoalan. Orangtua murid asal Kampung Gabutan RT 1 RW 9 Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo ini mengaku sebenarnya sudah ada mediasi untuk menyelesaikan persoalan ini.
Namun dirinya belum mencabut perkara karena perlakukan sekolah kepada anaknya belum mengenakkan. Bahkan anaknya juga sempat dituduh perkara lainnya oleh sekolah. Selama ini, perilaku anaknya di rumah sangat baik. Jika anaknya nakal, semestinya di rapor ada catatan.
"Akibat pukulan tersebut anak saya mengalami bengkak di muka dan dua hari kemudian telah mengempis. Ia masih merasa pusing di kepala," terangnya.
Kasubag Humas Polresta Solo AKP Yuliantara mengatakan pihaknya berjanji akan menangani kasus tersebut. "Kasus ini masih dalam penanganan kami. Setiap laporan yang masuk tentu akan kami tindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku," tegasnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Sekolah SMPN 27 Solo Paryanto mengemukakan, tindakan guru di sekolahnya hanya sebatas teguran dan peringatan. Pasalnya siswa tersebut membuat gaduh saat jam pelajaran.
"Ini hanya sebatas teguran, dia membuat gaduh. Tidak ada penganiayaan. Dari catatan sekolah, orangtua siswa sudah dua kali kami panggil karena anaknya melanggar tata tertib," terang Paryanto membantah. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulanya, korban ribut dalam majelis lalu diberitahu terduga pelaku. Tetapi tak juga didengar hingga terjadilah peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaDalam perkara ini, keluarga korban tidak melaporkan pelaku karena sudah berdamai.
Baca SelengkapnyaDampak kejadian itu, aktivitas belajar mengajar di sekolah untuk sementara waktu diliburkan.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang guru dibacok muridnya sendiri hingga kritis saat tengah mengajar di kelas. Sempat dilarikan ke rumah sakit, begini kondisinya sekarang.
Baca SelengkapnyaKasus bullying memang sangat sering terjadi, termasuk di Indonesia. Belum lama ini viral anak SMA di Banjarmasih menikam teman sekelas yang kerap membullynya.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaaan, EL mengalami patah tulang dan sendi bahu bergeser.
Baca SelengkapnyaPolisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Baca SelengkapnyaGuru di Sumbara Barat dilaporkan orang tua murid ke polisi
Baca SelengkapnyaKorban diketahui inisial M, siswa kelas V di salah satu SD di Palembang. Sementara pelaku adalah siswa kelas VI di sekolah yang sama.
Baca SelengkapnyaDisdik Sukabumi berkoordinasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengawas terkait permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaSelain mengaku anggota Basis, korban disebut sempat menantang kelompok lain di luar sekolah.
Baca SelengkapnyaAksi perundungan dialami oleh Siswa SMP Negeri 2 Cimanggu di Cilacap oleh temannya sendiri. Korban mengalami luka akibat penganiayaan yang dilakukan temannya.
Baca Selengkapnya