Diusir keluarga suami, Endang dan 2 anaknya tinggal di pos kamling
Merdeka.com - Endang Jumariyah (45) warga Jalan Klayatan RT 08 RW 12, Kelurahan Bandungrejosari, Kota Malang secara menyedihkan harus tinggal di pos kamling. Endang bersama dua anaknya, hidup seadanya dalam ruangan ukuran 2 M X 3 M atas saran RT dan warga sekitarnya.
Keluarga Endang diusir oleh keluarga almarhum suaminya, dari rumah yang selama ini ditinggalinya. Dia dianggap sudah bukan keluarga lagi, setelah suaminya meninggal dunia sejak 2011 lalu.
"Saya diusir dari rumah bersama anak-anak. 'Suamimu sudah meninggal, kamu harus pergi dari sini'. Sudah sekitar seminggu tinggal di sini," kata Endang menirukan kakak ipar yang mengusirnya, Selasa (10/3).
-
Siapa yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan maut? Baru-baru ini, media sosial dikejutkan dengan kabar tragis dari seorang remaja berusia 19 tahun, Abdur Rahman Amir Ruddin, yang harus kehilangan kedua orang tua dan keempat saudaranya akibat kecelakaan maut di Segamat, Malaysia.
-
Apa yang terjadi pada keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Kapan keluarga di Malang ditemukan tewas? 'Kalau melihat kondisi rumah, rumah hanya satu pintu ke depan. Di belakang ada jendela, tetapi tidak ada kerusakan sama sekali. Pintu juga tidak rusak, barang-barang dalam kamar masih tersusun rapi,' jelas AKP Gandha Syah Hidayat di lokasi kejadian, Selasa (12/12).
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
-
Siapa saja yang tewas di keluarga Malang? Dua orang korban meninggal dunia yakni ibu, Sulikhah (35) dan anak kedua ARE (13) diduga meminum racun obat nyamuk cair. Sementara Wahaf Efendi (38) memotong urat nadi tangan kiri dan meninggal dunia saat dalam upaya penanganan di rumah sakit.
-
Siapa yang sedang berduka? Keluarga sendiri Insha Allah tabah, ikhlas tadi juga tahlilan dihadiri sama keluarga dan tetangga,' katanya.
Rumah itu memang milik almarhum mertua Endang, Ngatminah dan Kasri. Sejak suaminya, Nonot Suparno wafat akibat serangan jantung, rumah yang ditinggalinya 'diincar' oleh keluarga untuk dibagi. Endang bersama anaknya Ahmad Febrianto (15) dan Yuli Anggraeni (10) pun mulai terusir.
Mereka akhirnya diberi tempat di belakang rumah dengan kondisi yang seadanya. Tetapi tidak begitu lama, kembali diusir karena sudah diberi uang sebesar Rp 10 Juta.
Proses pengusirannya pun berlangsung tragis, di antaranya dengan mematikan aliran listrik dan air. Terakhir rumahnya digembok, sehingga Endang dan kedua anaknya tinggal di lompongan rumahnya dengan sejumlah barang yang dibawanya.
"Saya tinggal di lompongan rumah. Tetapi karena warga kasihan, akhirnya meminta sementara untuk tinggal di pos kamling. Tetangga di sini baik-baik, mereka membantu kami," katanya.
Suami Endang, memiliki 5 saudara, tetapi sekarang tinggal 3 orang. Rumah tersebut dikuasai oleh Sri Nursongko, kakak dari suaminya. Rumah tersebut bermaksud dibeli oleh anak dari Sri Nursongko, seharga Rp 100 Juta.
"Tapi anehnya, saya hanya diberi Rp 10 Juta. Kok tidak sama dengan yang lain," katanya.
Endang akan memperjuangkan hak waris kedua buah hatinya, dengan rela tinggal di pos kamling. Dia tidak akan putus harapan.
"Saya hanya memperjuangkan dua anak saya ini, mereka punya hak waris atas rumah itu," tegasnya.
Perlu diketahui, rumah yang diperebutkan berada persis di depan pos kamling tempat Endang dan dua anaknya tinggal saat ini.
Saat ini sedang berlangsung mediasi yang difasilitasi oleh Lurah setempat.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria di Palembang Gantung Diri Karena Ditinggal Anak Istri, Tulis Wasiat Menyentuh Hati
Baca SelengkapnyaLantaran konflik warisan, dia mengaku telah dicoret dari Kartu Keluarga (KK). Bahkan, dia telah memiliki akta kematian kendati masih hidup.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan dua anak nekat lompat dari lantai 21 apartemen Penjaringan
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaTidak ada yang tahu alasan Grace sama sekali tidak berinteraksi dengan lingkungan.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaTetangga Grace, Toto menuturkan, ibu dan anak tewas tinggal tulang itu tidak pernah berkomunikasi dengan tetangga sekitar.
Baca SelengkapnyaAnis sedih, tak bisa berhaji dengan suaminya yang sudah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKehilangan seseorang yang dikasih bisa membuat seseorang kehilangan semangat hidup.
Baca SelengkapnyaDengan tegar, Endang bersama beberapa petugas haji mengantarkan Popon menuju peristirahatan terakhirnya.
Baca Selengkapnya