Diusir warga, ribuan eks anggota Gafatar diungsikan ke markas TNI
Merdeka.com - Seribuan jiwa yang disebut eks anggota ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, yang diusir massa kini mengungsi di markas Denbekang Kodam XII Tanjungpura, Pontianak. Jadwal pemulangan mereka ke daerah asal di sejumlah daerah belum ditentukan dan masih dalam pembahasan.
"Hingga dini hari tadi, semua warga eks Gafatar di permukiman, sudah dievakuasi dari Mempawah. Setelah didata, jumlahnya ada 318 Kepala Keluarga (KK) sekitar 1.117 jiwa," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Barat, AKBP Arianto kepada merdeka.com, Rabu (20/1).
Arianto menerangkan, perihal pemulangan pengungsi masih dalam rapat pembahasan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Pontianak. Aparat mendahulukan untuk pengamanan pengungsi, upaya misi kemanusiaan kepada mereka dari Mepawah.
-
Siapa yang masih tinggal di Kampung Mati? Yang masih tinggal di kampung itu adalah keluarga Pak Muhsori. Ia tinggal di sana bersama istrinya.
-
Dimana pondok dibakar? 'Kita melakukan upaya penertiban dengan membongkar dan membakar sejumlah pondok yang didirikan perambah TNTN,' ujar Heru, Rabu (30/8). 'Balai TNTN akan terus melakukan upaya maksimal untuk menghentikan segala aktivitas yang merusak kawasan taman Nasional Tesso Nilo. Ini merupakan aset daerah, nasional dan internasional.'
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mati? Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
-
Kapan kampung mati petir mulai ditinggal penduduknya? Pak Priyono mengatakan, dulu ada sekitar 12 rumah di Kampung Petir. Sewaktu masih tinggal di kampung itu, Pak Priyono pernah menemukan jejak Harimau Jawa. Jejak itu ia temukan di Gunung Batu, sebuah bukit yang letaknya tak jauh dari pemukiman penduduk di Kampung Petir.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Bagaimana nasib jemaah yang tertunda? “Dengan kesepakatan bersama, jemaah menambah biaya umrah sebesar Rp6 juta. Kemudian kami menanggung dan memberi kompensasi kerugian visa baru, hotel, dan Land Arrangement alias pengaturan perjalanan para jemaah selama ibadah umrah,“ Rifai mengaku PT Amana Berkah Mandiri juga merupakan korban dari KW. Namun kondisi itu tak mengurangi profesionalitas perusahaannya untuk tidak mengecewakan jemaah.
"Semua sudah dievakuasi dari Mempawah," tegas Arianto.
Dalam proses pendataan pengungsi, menurut Arianto, baru mendata jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa. Untuk data rinci, masih dalam proses pendataan detail. Hanya saja, yang mengungsi, juga terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak.
"Proses pendataan secara global dulu, belum tahu berapa jumlah laki-laki dan perempuan. Proses evakuasi dan pendataan yang mengungsi baru selesai jam 3 subuh tadi. Yang jelas, aksi massa ini berlangsung setelah proses evakuasi selesai," terang Arianto.
Situasi terkini di Mempawah sendiri, usai aksi massa yang merusak dan membakar permukiman eks Gafatar di Mempawah kembali kondusif. Kepolisian terus melakukan operasi agar situasi dan suasa di lokasi, bahkan kabupaten Mempawah secara umum, terus kondusif.
"Situasi terakhir di Mempawah, masih kondusif. Langkah Polri yang sudah dilakukan adalah mengamankan proses evakuasi sejak kemarin. Saat ini, melakukan kegiatan operasional cipta kondisi pascakegiatan evakuasi," demikian Arianto.
Diketahui, massa di Mempawah hilang kesabaran. Mereka mengusir paksa warga eks pengikut ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di 2 desa di desa Antibar dan Desa Pasir, Mempawah Hilir, Selasa (19/1) siang. Massa bertindak anarkis, membakar permukiman. Saat kejadian, suasana sempat mencekam.
Aksi massa masih berkaitan dengan batas waktu Selasa (19/1), agar tidak kurang 700 warga eks Gafatar, meninggalkan Mempawah. Massa tak lagi bisa membendung emosi, merusak dan membakar seluruh bangunan, fasilitas umum dan fasilitas pertanian di atas lahan seluas 43 hektare.
Polres Mempawah yang telah menyiagakan personelnya, dibantu dengan aparat TNI, dibuat kewalahan menghalau aksi massa. Massa khawatir, warga eks Gafatar yang tergabung dalam kelompok tani, kembali menyebarkan ajaran menyimpang. Mengingat permukiman dan areal pertanian mereka terkesan eksklusif dan ketiadaan tempat ibadah.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
olisi mendapatkan lima Rohingya tersebut masih di kawasan Tanjung Pura dan langsung membawa ke penampungan kembali.
Baca SelengkapnyaTiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).
Baca SelengkapnyaBelum diketahui di mana para pengungsi ini akan ditampung.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya terdiri dari 15 anak laki-laki, 20 anak perempuan, 35 laki-laki dewasa, dan 65 perempuan dewasa
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaSejak ditinggal para penghuninya yang direlokasi ke tempat lain, bangunan tersebut menjadi sasaran penjarahan.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan relawan Ganjar-Mahfud itu terjadi pada Sabtu (30/12).
Baca SelengkapnyaSebanyak 101 pencari suaka asal Afghanistan, Irak dan Pakistan masih bertahan di gedung tersebut.
Baca SelengkapnyaAwalnya ada 14 tahanan yang melarikan diri, namun 8 orang sudah kembali diamankan.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa mengungkap jika relawan yang menjadi korban sempat disekap.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca Selengkapnya