Djarot minta aparat tegas copot spanduk penolakan dirinya dan Ahok
Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat kembali mendapat penolakan saat Salat Jumat di Masjid Al Atiq, Jalan Mesjid 1, Kampung Melayu Besar, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Hal itu ditandai dengan adanya spanduk bertuliskan 'Tolak Penista Agama di Kampung Melayu Tercinta' di depan gang masuk masjid.
Djarot menyayangkan masih maraknya aksi penolakan terhadap dirinya dan pasangannya, Basuki T Purnama (Ahok). Dia meminta aparat kepolisian lebih aktif menertibkan spanduk-spanduk yang terkesan provokatif seperti itu.
"Makanya kalau ada yang seperti itu yang sifatnya intimidasi penolakan dan sebagainya saya minta, kami ini enggak punya kepentingan. Saya minta aparat untuk bisa secara proaktif menurunkan spanduk-spanduk seperti itu," kata Djarot di lokasi, Jumat (14/4).
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Apa yang dimaksud dengan jihad di jalan Kampung Melayu? Santri: 'Maaf ustaz saya mau nanya. Boleh?.'Ustaz: 'Ya silakan.'Santri: 'Apakah teroris yang mati di jalan Kampung Melayu termasuk jihad?'Ustaz: 'Ya tidak lah itu tidak termasuk jihad.'Santri: 'Kenapa ustaz? Apa alasannya?'Ustaz: 'Yang namanya jihad itu di jalan Allah, sedangkan mereka di jalan Kampung Melayu'
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kenapa Masjid Jami Al Makmur Cikini pernah digotong? Karena desakan dari pihak yayasan, akhimya musala itu dipindahkan beberapa meter dari tempat asalnya untuk menghindari konflik sosial.
-
Kenapa Saipul Jamil tidak bisa salat berjamaah di masjid? 'Tapi yang bikin saya sedih, saya nggak bisa salat jamaah di masjid. Jadi Insya Allah saya akan kembali salat berjamaah di masjid,' lanjutnya.
-
Dimana letak Masjid Merah Kedung Menjangan? Terletak persis di Kampung Kedung Menjangan, Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, masjid ini juga punya arsitektur unik.
Menurutnya, spanduk penolakan semacam itu berpotensi merusak kebhinekaan dan persatuan bangsa. Djarot mengklaim pihaknya sama sekali tidak pernah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan ideologi dan UUD 1945 selama Pilgub DKI Jakarta.
"Kalau katanya kita itu mau menciptakan kebhinekaan, kalau kita itu merangkul semua warga, tapi kok cara-caranya begitu, merusak kebhinekaan kemudian memporak-porandakan tenun kebangsaan, begitu caranya yang kami alami tadi contoh konkretnya," jelasnya.
Spanduk penolakan Ahok-Djarot di Kampung Melayu ©2017 Merdeka.com/renald ghiffariKendati demikian, Mantan Wali kota Blitar ini memaafkan aksi penolakan yang dilakukan sejumlah warga itu. Dia mendoakan agar warga yang menolaknya mendapatkan hidayah.
"Kami memahami itu pemahamannya belum sama, terus saya berdoa diberikan betul hidayah dalam dirinya pencerahan dalam dirinya hingga pola pikirnya tidak sempit tidak picik," pungkasnya.
Di masjid tempat Djarot menunaikan Salat Jumat, ceramah khatib menyisipkan soal masalah Pilkada DKI putaran kedua. Khatib Jumat mengajak para jemaah yang hadir untuk memilih pemimpin muslim karena dinilai dapat memberikan keberkahan bagi Jakarta.
Seusai salat, keadaan menjadi gaduh. Djarot keluar dari dalam masjid diiringi dengan teriakan takbir dan penolakan. Sebagian jemaah pun terlihat memberikan tanda 'OK OCE' dengan menggunakan tangan mereka.
"Takbir, Allahu Akbar," serta teriakan "usir, usir, usir," teriak sebagian jemaah.
Mendapat penolakan, Djarot mengatakan menilai aksi sebagian jemaah dan isi ceramah yang disampaikan menunjukkan masjid telah dipolitisasi untuk kepentingan politik.
"Itu lah bentuk saya sebutkan politisasi masjid. Untuk kepentingan-kepentingan politik praktis, politik praktis. Mungkin meniru pola di negara lain," kata Djarot.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaSalah satu pegawai melihat dan memviralkan ke media sosial.
Baca SelengkapnyaDMI juga melarang lingkungan sekitar masjid dipakai untuk memasang alat peraga kampanye hingga baliho.
Baca SelengkapnyaSatpol PP melakukan penertiban spanduk bacaleg yang melanggar aturan Perda.
Baca SelengkapnyaDampak dari penurunan baliho pasangan Capres-cawapres tersebut kini mendapat sorotan tajam publik
Baca SelengkapnyaAdapun aksi unjuk rasa rencananya akan digelar oleh sejumlah ormas.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Pasal 71 Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilihan Umum, terdapat beberapa lokasi yang dilarang untuk memasang APK.
Baca SelengkapnyaMereka yang tergabung dalam Barisan Relawan Bhineka Jaya melakukan dukungan kepada Ahok untuk menjadi Calon Gubernur DKI yang diusung PDIP.
Baca SelengkapnyaKejadian ini viral setelah salah satu akun media sosial mengunggah di instagram.
Baca SelengkapnyaWali Kota Depok Mohammad Idris menngatakan tindakan vandalisme tersebut sangat tidak layak.
Baca SelengkapnyaSpanduk dengan tulisan kuning hitam itu terpasang di Jembatan Kali Pepe Solo.
Baca SelengkapnyaSalah seorang orator menghentikan sementara orasi di kawasan Patung Kuda dan dilanjutkan dengan salat Zuhur.
Baca Selengkapnya