Djarot: Pembuat soal cerai & pembunuhan perlu direparasi otaknya
Merdeka.com - Upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Tanah Air nampaknya belum sepenuhnya berjalan. Kemarin, beredar capture lembar soal ulangan siswa SD yang berisi tentang pembunuhan dan perceraian.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, tidak habis pikir ada guru yang membuat soal terkait pembunuhan dan perceraian untuk siswa SD.
"Itu yang bikin soal itu perlu direparasi otaknya. Perlu diajar lagi tentang ilmu pedagogi-nya apalagi untuk anak-anak," ucap Djarot geram saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (24/5).
-
Kenapa Pak Guru marah saat ditanya murid? Amarga ora kepenak atine, Pak Guru njawab nganggo basa sing sak karepe.
-
Dimana murid SD itu bertanya pada gurunya? Ana sawijining murid SD sing tekon karo gurune sing ndilalah lagi rada nesu. Pas muride kuwi tekon karo gurune, Pak Guru kuwi lagi mangan neng kantin, tanpa sadhar yen ana upa neng tutuk'e.
-
Apa yang membuat guru kesulitan? Viral, Video Guru Susah Sebut Nama Muridnya: Ini Bacanya Gimana ya? Sang guru kesulitan menyebut nama muridnya. Zaman semakin berkembang, nama-nama anak sekarang juga semakin unik dan terkadang sulit untuk diucapkan.
-
Kenapa Pak Guru marah ke murid? Ana sawijining murid SD sing tekon karo gurune sing ndilalah lagi rada nesu.
-
Bagaimana guru mengatasi kesulitannya? Dalam video, guru laki-laki itu memperlihatkan nama muridnya Revaveroesy Veisaqireina Mulawarman. “Hi guys, nomor 19 bacanya gimana ya?“ katanya dalam video, diunggah akun Twitter @kegblgnunfaedh, pada Selasa (1/8). Saat sang guru kesulitan kesulitan menyebut nama muridnya. Murid-muridnya yang ada di dalam kelas sontak tertawa.
-
Apa yang dilakukan guru ini? Pada 2 November 2023, dalam video tersebut, sang guru musik menggambarkan perbedaan drastis antara murid-muridnya yang dapat bersekolah dengan bahagia dan anak-anak Palestina yang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.Gedung sekolah di Palestina telah dihancurkan, guru-serta teman mereka hilang, bahkan keluarga mereka juga tidak selamat dari serangan.
Bukan hanya untuk anak SD, mantan Wali Kota Blitar ini menganggap tidak seharusnya ada soal semacam itu dalam dunia pendidikan Indonesia. Saking kesalnya, Djarot mempertanyakan sosok guru pembuat soal itu.
"Kita tanya nanti ini gurunya sopo? Tak cuci otaknya," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, lewat akun Facebooknya, Senin (23/5), Agung Suharto Dirdjosbroto mengeluhkan kualitas pendidikan yang dinilainya masih rendah tersebut. Dia mengaku kecewa atas lolosnya soal tentang pembunuhan dan perceraian, di mana keduanya belum cocok untuk diberikan kepada siswa-siswa SD.
Agung meminta kepada pemerintah untuk memperketat sensor terhadap soal-soal yang akan dibagikan setiap ulangan. Sejak diunggah, postingan tersebut telah dibagikan sebanyak 4.001 kali.
Berikut keluhan Agung yang diunggah di akun Facebooknya, Sabtu (21/5) lalu:
"Hati-Hati dan Awasi anak-anak anda dengan semua ilmu yang diberikan saat mereka bersekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN)."
Ini salah satu yang membuat saya marah dan kecewa dengan Kementerian Pendidikan dan dewan pengawas pendidikan Indonesia karena masih belum becus membuat soal ulangan Kelas II SD. Padahal yang membuat soalnya ini saya yakin lulusan universitas semuanya.
Bisa bayangkan anak kita yang di SD kelas II diberikan Soal ulangan yang seperti foto yang saya perlihatkan.... dimana mereka harus belajar mengenai "PEMBUNUHAN" dan juga "PERCERAIAN"...
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polres Demak masih melakukan proses pengejaran kepada pelaku.
Baca SelengkapnyaKronologi berawal pada Senin sekitar pukul 07.00 Wib saat para guru sedang menyiapkan perlengkapan untuk Ulangan Tengah Semester (UTS) murid.
Baca SelengkapnyaSang guru sempat dikabarkan meninggal dunia, namun kabar itu hoax.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan pengancaman itu terungkap setelah pesan percakapan siswa bocor.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang guru dibacok muridnya sendiri hingga kritis saat tengah mengajar di kelas. Sempat dilarikan ke rumah sakit, begini kondisinya sekarang.
Baca SelengkapnyaKorban yang sedang santai di dapur kaget mendapat serangan bertubi-tubi dari pelaku menggunakan kayu.
Baca SelengkapnyaPelaku menggunakan pisau untuk menusuk korban di sekitar kepala.
Baca SelengkapnyaLangkah yang dilakukan yakni penanganan yang mengedepankan keadilan restoratif.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku tega membunuh majikannya karena tidak diajari Bahasa Belanda.
Baca SelengkapnyaHingga kini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kaitan dengan kejadian itu.
Baca SelengkapnyaDisdik Sukabumi berkoordinasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengawas terkait permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaAda hubungan terlarang yang memicu kekesalan dan dendam tersangka.
Baca Selengkapnya