DKPP ingatkan Ketua KPU DKI Jakarta untuk miliki kepekaan politik
Merdeka.com - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) mengingatkan Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno untuk memiliki kepekaan politik sebagai lembaga penyelenggara pemilu. Hal ini bermula dari laporan dari Perkumpulan Cinta Ahok yang melaporkan Sumarno lantaran memakai foto aksi 212 pada foto profil di akun media sosial WhatsApp.
Apa yang dilakukan Sumarno tersebut dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas dan kewajibannya sebagai Ketua KPU.
"Pencantuman gambar atau foto aksi 212 sebagai profil picture teradu 1 kurang memiliki sense of politics," kata Komisioner DKPP Nur Hidayat Sardini di kantor DKPP, Jalan MH Thamrin, Jakarta Selatan, Jumat (7/4).
-
Mengapa Susno Duadji hadir di sidang? Susno Duadji menghadiri sidang Saka Tatal terkait kasus pembunuhan Vina di PN Cirebon.
-
Kenapa Mayjen Purn Sunarko demo di KPU? Kedatangan Sunarko untuk menyampaikan protes terhadap hasil pemilu Pemilu 2024.Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko tidak ingin banyak bicara perihal salah mantan Danjen Kopassus ikut dalam barisan demo.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Kenapa netizen bersukacita? Walaupun banyak yang masih kabur, netizen turut bersukacita melihat Ayu akan segera mengakhiri status jandanya.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Foto apa yang dimaksud? Foto itu ternyata sangat disukai Einstein. Maka dia segera memesan banyak salinan agar dia bisa menandatanganinya dan mengirimkannya ke teman-temannya sebagai lelucon.
Menurut Nur Hidayat, Sumarno telah menjelaskan alasan dirinya memasang foto profil aksi 212 pada persidangan. Menurut pengakuan Sumarno, dia hanya terkagum-kagum dengan aksi 212 yang mampu mengumpulkan banyak orang di Jakarta untuk melakukan doa bersama.
Nilai estetika dari foto tugu Monas dengan dikelilingi ribuan orang berbaju putih menjadi alasannya memasang foto tersebut. Terlebih Presiden Jokowi pun ikut hadir dalam doa bersama itu.
Dia pun mengaku tak bermaksud memihak salah satu pasangan calon yang sedang berlaga di Pilgub DKI. Inilah yang membuat DKPP beranggapan Sumarno tak memiliki kepekaan politik.
Nur Hidayat melanjutkan, ada pepatah Batak yang artinya 'Sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan mata lahir dapat dilihat dengan mata batin'. Sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan bassar maka dapat terlihat secara basira penglihatan batin'. Hal inilah yang tak dimiliki Sumarno sebagai ketua KPU DKI Jakarta.
"Dan itulah yang didayagunakan oleh teradu satu (Sumarno) dalam konteks aksi 212. Keberadaan Presiden dalam salat berjamaah di aksi 212 tidak lantas menjadi justifikasi untuk rasa yang dikemas doa bersama itu sepenuhnya terbebas dari unsur politis," ungkap Nur Hidayat.
Dia juga menambahkan, kemampuan meraba dan memprediksi apa yang akan terjadi sangat diperlukan sosok penyelenggara pemilu. Sebab ini mampu memengaruhi netralitas kemampuan KPU DKI Jakarta.
"Kemampuan tersebut seyogyanya dapat digunakan dan di pedomani dan diambil hikmahnya oleh teradu (KPU DKI)," tandasnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nyanyian dan yel-yel serta sorak sorai para pendukung menggema saat para cagub-cawagub DKI Jakarta ambil nomor urut pada Pilkada Serentak 2024.
Baca SelengkapnyaMantan Danjen Kopassus Ikut Demo Hasil Pemilu di KPU, Ini Kata Mabes Polri
Baca SelengkapnyaKubu 01 dan 03 menggelar aksi salat dzuhur berjemaah d tengah jalan di depan Patung Kuda Gambir, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).
Baca SelengkapnyaAksi ini digelar di tengah isu bahwa PKS akan merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus.
Baca SelengkapnyaPara pendemo menyinggung sejumlah hal mulai dari pesan Nabi Muhammad soal jumlah hakim.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa untuk mengawal putusan MK terus berlanjut. Setelah mengepung Gedung KPK, demonstran kini menggeruduk markas KPU.
Baca SelengkapnyaPerolehan suara komedian Komeng di DPD Jabar melesat meninggalkan yang lain
Baca SelengkapnyaLukman menegaskan, masyarakat Indonesia harus bersatu menjaga demokrasi agar tidak dibajak oleh kepentingan penguasa.
Baca SelengkapnyaGelombang pendemo kembali mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin 18 Maret 2023
Baca SelengkapnyaTim Hukum RIDHO menuding penyelenggara pilkada di Jakarta tidak profesional, bahkan diwarnai kecurangan dan kekurangan.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, mereka menuntut MK bersikap adil dan menggunakan hati nurani saat memutuskan sengketa hasil Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSalah seorang orator menghentikan sementara orasi di kawasan Patung Kuda dan dilanjutkan dengan salat Zuhur.
Baca Selengkapnya