DKR sebut BPJS Depok lempar tanggung jawab soal kasus bayi Aldoria
Merdeka.com - Pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Depok dianggap melempar tanggung jawab. Karena seharusnya lembaga itu bisa bertanggung jawab atas pembayaran biaya pengobatan bayi pasangan Aldoria dan Ignasius Sumaryadi yang kini masih dirawat di RSCM Jakarta. Namun, BPJS Depok berkelit pihaknya harus berkoordinasi dengan pusat.
Siang ini sedang berlangsung pertemuan antara BPJS Depok dan pusat, Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) dan orangtua bayi malang. Namun pihak BPJS seolah melepas tanggung jawab dengan melimpahkan pada pihak rumah sakit.
-
Bagaimana aksi arogansi Ketua PP? Dengan nada tinggi pria itu sampai memarahi pengemudi itu hingga adu cekcok terjadi.'Koe anak e sopo? Iki wilayahku, koe seng mundur,' kata pria itu.
-
Siapa ketua DPR? Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin sampaikan apresiasi.
-
Kenapa ketua KPPS dibacok? Pemicunya karena saat pencoblosan siang harinya pelaku kesal istrinya yang hamil meminta didahulukan mencoblos tetapi tidak digubris korban. OS tetap menyuruh istri pelaku mencoblos sesuai antrean.
-
Bagaimana ketua KPPS dibacok? Dia membacok kepala korban hingga terluka parah di bagian kiri.
-
Apa yang dilakukan Brimob di depan gedung Kejagung? 'Iya (benar ramai konvoi Brimob). (Kondisi Kejagung) Pintunya ketutup, enggak perhatiin cuma ya motornya doang. Rame-rame,' ucapnya saat ditemui, Minggu (26/6).
-
Apa yang dikritik petugas damkar kepada Wakil Wali Kota Depok? 'Pak, ini lembaga masyarakat dan uang dari masyarakat ya, pak. Apa gunanya undang-undang transparansi anggaran, pak. Harus terbuka, dong untuk masyarakat. Uang masyarakat, pak,'
"Ini kan medicalnya ada di RSCM. Jadi kalau mau kita ke sana sekarang," kata Humas BPJS Pusat Ivan Humaidi, Senin (10/8/2015).
Pihaknya berkelit bahwa bayi tersebut belum menjadi peserta BPJS Kesehatan. Sehingga pihaknya belum bisa memberikan kepastian apakah akan meng-over biaya perawatan yang mencapai Rp 150 juta.
"Dari catatan yang kami punya, pasien ini adalah pasien umum," kelitnya.
Mendengar penjelasan itu, Ketua DKR Depok Roy Pangharapan geram hingga akhirnya menggebrak meja. Dia dan massa DKR yang ikut dalam pertemuan merasa sangat kesal dengan jawaban BPJS yang terkesan lepas tanggung jawab.
"Padahal pasien ini sudah mendaftar. Namun ketika mau bayar belum bisa karena harus menunggu dua minggu. Ini bukan salah rakyat donk," kata Roy.
Bayi kembar itu sekarang masih dirawat di RSCM Jakarta. Namun belum ada kepastian dari BPJS mengenai biaya perawatan. Tagihan perawatan itu sudah mencapai Rp 150juta.
"Kalau pihak RSCM tidak masalah karena mereka merawat bayi dengan baik sampai sekarang. Kendalanya adalah sekarang di BPJS yang seharusnya meng-cover biaya karena bayi itu sudah didaftarkan sebagai peserta," ungkapnya.
Pihaknya juga kecewa dengan sikap BPJS yang tidak bersedia menandatangani surat pernyataan yang berisi kesediaan menanggung biaya perawatan. "Mereka tidak bersedia menandatangani. Kita cuma disuruh nunggu, mereka lempar tanggung jawab pada pasien dan rumah sakit," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus bayi alami kritis karena diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaOrang tua baru melihat ada luka ketika mengganti baju K sepulang dari daycare. Luka memar terlihat di bagian punggung dan dada.
Baca SelengkapnyaMG menyebut permasalahannya dianggap selesai karena hanya terjadi miskomunikasi.
Baca SelengkapnyaOrang tua anak korban penganiayaan pemilik Daycare di Depok Meita Irianty (MI) akhirnya buka suara.
Baca SelengkapnyaDari tindaklanjut laporan diterima KPAI, diduga ada unsur penganiayaan didapat korban anak K.
Baca SelengkapnyaKeluarga berharap upaya mereka mencari keadilan akan membuahkan hasil manis.
Baca SelengkapnyaRN mencairkan dana itu lalu memberikan kepada para staf dengan nominal tak sesuai dengan semestinya.
Baca SelengkapnyaCurhatan ibu bayi viral diduga jadi korban kelalaian pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaRatu Dewa menyebut sudah meminta Inspektorat untuk melakukan verifikasi laporan resmi.
Baca SelengkapnyaPadahal harapan awal Arief, dengan anaknya dititipkan di sana bisa mendapatkan pendidikan yang baik.
Baca SelengkapnyaPihak Dinkes Kabupaten Bogor akan mempertemukan kedua keluarga dan mengecek dugaan kelalaian rumah sakit.
Baca SelengkapnyaIbu yang menenggelamkan anaknya ke dalam ember didiagnosa alami gangguan jiwa
Baca Selengkapnya