Dokter gadungan ditangkap di Denpasar usai kuras uang korban Rp 20 juta
Merdeka.com - Polisi meringkus Ni Made Kunti (31) usai melakukan penipuan dengan berpura-pura menjadi seorang dokter. Dokter gadungan ini sudah melakukan penipuan sejak bulan Desember 2017, pada seorang korban yang bernama Ni Wayan Laksmi (66).
Modus pelaku mengaku sebagai dokter bedah dari Rumah Sakit Sanglah Denpasar pada korban. Kemudian, korban yang mengalami penyakit kanker percaya kepada pelaku dan akhirnya melakukan pengobatan selama berkali-kali di rumah korban di Jalan Imam Bonjol, Pemecutan Kelod Denpasar. Selain itu, saat ke rumah korban, pelaku memakai baju layaknya dokter sungguhan.
Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat, Iptu Aan Saputra menyampaikan, selama korban diobati penyakitnya tidak kunjung sembuh. Sehingga, korban curiga dan mengecek nama yang bersangkutan ke Rumah Sakit Sanglah, ternyata tidak ada nama pelaku terdaftar sebagai dokter spesialis bedah sehingga korban merasa tertipu dan mengalami kerugian Rp 20 juta.
-
Bagaimana oknum meminta uang dari dokter Aulia? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu.
-
Siapa yang diduga meminta uang kepada dokter Aulia? 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma.
-
Kenapa kakek memberi uang palsu ke dokter? “Loh dokter kan pasang gigi palsu kan? Jadi saya bayarnya juga pakai uang palsu, kan sama-sama palsu“ ujar sang kakek.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
"Setiap pertemuan pelaku mendapat Rp 5 juta, dan pelaku sudah 4 kali pertemuan. Selain itu, korban juga melaporkan penipuan dengan modus bisa memasukan anaknya ke Kedokteran dengan membayar Rp 180 juta," kata Aan, Selasa (15/5).
Dia juga menjelaskan, bahwa pertemuan pelaku dengan korban ini, saat dijalan ketika korban sedang menuju ke pernikahan keluarganya. Kemudian, korban dan pelaku berbincang lama sehingga korban mengungkapkan bahwa dirinya mengalami penyakit kanker.
"Pelaku mengatakan dirinya sebagia dokter dan bisa menyembuhkan penyakit korban. Akibat kejadian, penyakit korban tidak kunjung sembuh," tandasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belakangan diketahui, pelaku adalah seorang pengangguran dan untuk menyakinkan korban, pelaku kerap melakukan video call sambil mengenakan atribut dokter.
Baca SelengkapnyaAksi dokter gadungan bernama Susanto ini diketahui telah terjadi selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaHeboh pria lulusan SMA menjadi dokter gadungan selama dua tahun di rumah sakit Surabaya.
Baca SelengkapnyaSusanto didakwa melakukan penipuan karena mengaku-ngaku sebagai dokter dan bekerja di PT Pelindo Husada Citra (PHC) selama dua tahun lebih.
Baca SelengkapnyaDokter yang identitasnya dicuri Susanto kini bertugas di Pangalengan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus waspada dengan adanya praktik dokter gadungan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaKadangkala, ia juga akan bertanya pada perawat atau pun teman-temannya yang pernah berkecimpung dalam dunia kesehatan.
Baca SelengkapnyaSusanto mengklaim mendapatkan upah hingga Rp7,5 juta per bulan, termasuk tunjangan lain dari PT PHC Surabaya.
Baca SelengkapnyaBukan tanpa modal, modus Suyanto mengelabuhi rumah sakit ternyata bermodalkan identitas palsu seorang dokter asli.
Baca SelengkapnyaSusanto beralasan harus menafkahi mantan istri, anak-anak dan orang tuanya yang sudah uzur.
Baca SelengkapnyaMenkes tampak tak main-main dengan kasus ini. Dia ingin kasus semacam ini harus diusut tuntas dan memberikan efek jera.
Baca Selengkapnya