Dokter Jelaskan Penelitian Kemampuan dan Penggunaan Ivermectin untuk Penanganan Covid
Merdeka.com - Dokter Spesialis Paru di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dr Budhi Antariksa SpP(K) PhD, menuturkan, delapan rumah sakit di Indonesia tengah memulai penelitian penggunaan obat cacing Ivermectin untuk terapi Covid-19.
RSUP Persahabatan masuk dalam delapan rumah sakit yang meneliti Ivermectin untuk terapi Covid-19. Budhi terlibat sebagai salah satu peneliti utama perwakilan RSUP Persahabatan.
Penelitian dikoordinir Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dengan judul. Penelitian bertajuk 'Uji Klinik Fase II-III, Acak, Tersamar Ganda dengan Kontrol Plasebo untuk Menilai Keamanan dan Efikasi Pemberian Oral Ivermectin pada Pasien COVID-19 Ringan-Sedang yang Dirawat di Rumah Sakit'.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana penelitian dilakukan? Dalam Journal Current Biology, para peneliti memasang speaker dan kamera di sekitar 21 lubang air di South Africa‘s Greater Kruger National selama musim kemarau. Itu dilakukan dari bulan Juni hingga Agustus.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
Menurutnya, penelitian obat cacing Ivermectin untuk terapi Covid-19 sebagai upaya menanggulangi penyebaran virus Corona yang melonjak tajam.
"Kita tidak ingin menjadi seperti India, karena kondisi kita saat ini mirip sekali dengan India termasuk variannya," kata Budhi kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Kamis (24/6).
Obat Cacing untuk Penanganan Covid-19
Budhi menyinggung pertanyaan masyarakat dan berbagai pihak terkait obat cacing Ivermectin digunakan menangani Covid-19. Dia mengutip literasi jurnal 'Potential Therapeutic Options for COVID-19 Current Status, Challenges and Future Perspective' yang memperlihatkan kerja Ivermectin menghambat replikasi virus Corona. Efek lainnya, kata dia, meningkatkan daya tahan tubuh serta menghambat proses peradangan.
"Apakah obat ini memicu efek samping? Jawabannya dapat, seperti mual, nyeri perut atau diare. Namun, keamanan dosis obatnya relatif lebar, artinya aman dan obat ini sudah digunakan sejak lama," ujarnya.
Kemampuan Ivermectin
Budhi menjelaskan, Ivermectin pada dasarnya adalah anti parasit. Sedangkan Covid-19 terjadi akibat virus. Parasit adalah organisme yang hidup pada atau di dalam makhluk hidup lain dengan menyerap nutrisi makhluk hidup yang ditempati. Tanpa ada manfaat bagi makhluk hidup tersebut seperti cacing atau protozoa.
Sedangkan virus adalah makhluk hidup dalam ukuran terkecil yang bereproduksi di dalam sel inang yang terinfeksi dan sel inang dipaksa untuk menghasilkan ribuan salinan identik virusnya dalam waktu yang cepat.
"Kemampuan ivermectin pada awalnya adalah anti parasit. Namun, dalam penelitian lebih lanjut juga memiliki kemampuan menghambat replikasi virus Covid-19," jelas Budhi.
Dia menambahkan, beberapa hasil penelitian dikumpulkan. Lalu dianalisa. Penelitian yang memuat aplikasi pemberian langsung pada kondisi pandemi Covid-19 di beberapa negara. Seperti India serta beberapa negara lain menunjukkan manfaat dari Ivermectin sebagai obat Covid-19.
Studi terbaru pada 15 Feb 2021 menunjukkan peran ivermectin sebagai profilaksis Covid-19 di India pada tenaga kesehatan. Hasilnya, probabilitas infeksi SARS-CoV-2 adalah 85 persen lebih rendah pada mereka yang menggunakan Ivermectin dua dosis pada 30 hari terakhir.
Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaBanyak yang menduga, kenaikan kasus DBD ini akibat penyebaran nyamuk mengandung wolbachia.
Baca SelengkapnyaTemuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti.
Baca SelengkapnyaMohammad Syahril, melanjutkan, varian Covid Eris termasuk ke dalam kelompok varian XBB, yang merupakan 'anakan' atau turunannya varian Omicron.
Baca SelengkapnyaKemenkes menegaskan, penggunaan nyamuk wolbachia tidak menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca Selengkapnya