Dokter Perawat Pasien Corona Menangis: Kita Sudah Disumpah
Merdeka.com - Air mata dr Ungky Agus Setiawan (40) perlahan menetes mendekati masker penutup mulut yang dikenakannya. Kami pun ikut terbawa sesak dan tidak kuasa untuk memberikan pertanyaan lanjutan.
Awalnya jawaban lancar diberikan, karena menyangkut pasien yang tengah dirawat dan dinyatakan positif Covid19. Namun dr Ungky harus terhenti dan seolah terbawa, saat mendapat pertanyaan yang menyentuh pribadinya.
Saat itu seorang wartawan menanyakan perasaannya, takut atau tidak bersentuhan langsung dengan pasien positif Covid-19 di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Apa saja gejala hidung tersumbat? Kesulitan Bernapas melalui Hidung: Gejala ini menjadi yang paling utama saat hidung tersumbat. Penderita akan merasakan kesulitan dalam menghirup udara melalui hidung dan cenderung bernafas melalui mulut.
-
Apa yang dimaksud dengan hidung tersumbat? Hidung tersumbat, juga dikenal sebagai nasal congestion, adalah kondisi di mana saluran hidung menjadi terhalang atau tersumbat sehingga mengganggu aliran udara normal.
-
Siapa yang sedang sakit? Sule menyempatkan diri untuk menjenguk Adzam yang sedang sakit di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang publik figur.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Apa yang dialami AN saat menuju puskesmas? AN awalnya mengeluhkan sakit perut karena hendak melahirkan, Minggu (21/1). Ia pun dibawa suaminya dari kampungnya di Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan, menuju puskesmas. Dalam perjalanan, sakit perut AN karena kontraksi semakin menjadi.
"Gimana ya, kita sudah disumpah," kata dr Ungky terhenti, seraya meneteskan air matanya. Kata-katanya pun tertahan di tenggorokan. Ia sejenak menata kata untuk wartawan di depannya yang sedang menunggu jawaban.
Wartawan pun terbawa haru, saat itu pun langsung meminta maaf telah memberi pertanyaan yang menyentuh perasaan.
"Kalau dulu sudah menangani SARS. Tapi, Covid ini perjalanannya cukup cepat. Karena penyakit baru. Ya, kita harus siap," tambah Ungky sambil menarik nafas dengan kalimat yang masih terbata-bata.
Dokter Ungky adalah seorang spesialis paru, sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 di RSSA Malang. Dia termasuk kategori orang dengan risiko tinggi terinfeksi virus, karena keseharian langsung berkomunikasi, bahkan bersentuhan dengan pasien.
Tetapi masyarakat sangat membutuhkan perannya, apalagi dalam situasi yang mewabah di seluruh dunia. Lahir batin atau fisik dan spikis tentu harus kuat dengan segala risiko.
"Semua menyemangati, kita siap. Karena (dokter) penyakit paru, kita harus siap. Ya seperti tentara kita di depan," terangnya.
Ungky yang alumni Universitas Brawijaya (UB) itu sadar sebagai orang yang rentan terinfeksi. Karena itu ikhtiarnya adalah menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar dan prosedur penanganan Covid-19.
Selain itu, juga meningkatkan imunitas diri melalui makaman bergizi serta bekerja sesuai porsi. Tubuhnya harus mendapat cukup istirahat atau sebanding dengan kerjanya.
"Ya menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, meningkatkan imun. Kemudian paling penting kita punya optimis dan kerja sesuai porsi. Kalau memang kecapekan, ya semua ada batasnya. Kita harus jaga kondisi," ungkapnya.
Ungky juga bekerja secara tim bersama para dokter dan perawat lain dengan segala risiko. Tetapi sebagai profesional panggilan tugas harus tetap dijalankan.
"Saling menyemangati ya. Rasa takut itu ada, tapi ini demi masyarakat semuanya. Kalau tidak kita tangani siapa lagi yang membantu permasalahan ini," terangnya.
Kunci terpenting yang harus dipegang dalam kondisi sekarang ini adalah optimisme dan berfikir rasional. Masyarakat harus menjauhkan diri dari berpikir tidak rasional, apalagi apatis, sambil terus meningkatkan kewaspadaan sesuai yang disarankan .
"Jadi keresahan yang berlebihan, yang membuat berpikir tidak rasional itu yang harus disingkirkan. Kita harus optimis pasti bisa. Ya (optimisme akan menbantu). Kewaspadaan tinggi harus kita jalankan dalam kondisi seperti ini," tegasnya.
Dokter Ungky dan petugas yang lain bertaruh nyawa menghadapi Covid19 yang memang menjadi persoalan bersama. Kita harus support bahwa mereka tidak sendiri berjuang menghadapi persoalan ini.
Setidaknya, masing-masing harus sehat dengan menjaga diri sesuai dengan instruksi atau kebijakan pemerintah. Jika kita sehat, tentu tidak menambah beban kerja dokter Ungky. Semoga petugas medis sehat selalu dalam menjalankan tugasnya, Amin.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria sempat panik saat 'diserang' oleh pasien tetangganya di IGD. Begini momen menegangkannya.
Baca SelengkapnyaSaat dianiaya korban sempat menyelamatkan diri, meski sudah dalam kondisi terluka.
Baca SelengkapnyaDi balik petugas yang istirahat sambil pakai alat bantu pernapasan, ada petugas lain yang sedang berjuang di tengah tebalnya asap.
Baca SelengkapnyaPengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca Selengkapnya