Dorongan Ibu Mengawali Kisah Pengabdian Prof Sri Rezeki di Dunia Kesehatan
Merdeka.com - Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, dr., SpA(K), telah jadi dokter umum sejak 1972. Saat itu berdinas di RSU Kabupaten Sumedang dan dua Puskesmas di Sumedang. Pengalaman tersebut membuatnya amat mencintai dunia kesehatan.
Masyarakat kecil yang jauh dari fasilitas kesehatan masa itu menjadi perhatian utama Prof Sri Rezeki sebagai dokter baru.
"Dokter menjadi orang yang dapat menolong, bukan saja di bidang kesehatan perorangan tetapi lebih ke kesehatan masyarakat," ujar Prof Sri Rezeki.
-
Apa kontribusi dr. Soetomo di bidang kesehatan? Ia punya kontribusi besar menangani wabah lepra di Kota Surabaya dengan memberikan pengobatan gratis di kliniknya.
-
Bagaimana dr. Soetomo membantu pasien yang tidak mampu? Soetomo dikenal sebagai dokter yang berjiwa sosial. Ia tidak menetapkan tarif khusus kepada para pasiennya. Caranya dengan meletakkan kotak untuk pembayaran sukarela. Sementara itu, pasien yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran. Bahkan, dokter Soetomo memberi mereka uang untuk membeli obat.
-
Siapa yang bisa terinspirasi dari kata-kata kesehatan? Menjaga kesehatan seluruh aspek dalam diri tak hanya membantu menghindarkan tubuh dari penyakit.
-
Gimana cara ngasih apresiasi ke dokter? Salah satu caranya yakni dengan membagikan ucapan Hari Dokter Nasional 2024.
-
Siapa dokter Prabowo? 'Saya ucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT beserta ucapan terima kasih kepada tim dokter yakni Brigjen TNI Purn dr. Robert Hutauruk, Kolonel dr. Sunaryo, dr. Siska Widayati, dibantu dengan dr. Thomas dan seluruh perawat serta para tenaga medis di RSPPN Sudirman atas keberhasilan tindakan operasi besar yang dilakukan kepada saya,' tulisnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.
-
Apa makna dari kata-kata ucapan selamat Hari Perawat Internasional? Kata-kata ucapan selamat Hari Perawat Internasional memiliki makna yang sangat penting untuk menghargai para tenaga medis. Kata-kata ucapan selamat Hari Perawat Internasional memiliki makna yang sangat penting dalam menghargai peran yang tak ternilai dari para perawat dalam sistem kesehatan global.
Dia menceritakan, sejak kecil dirinya memiliki perasaan kasihan jika melihat orang sakit atau menderita. Ada suatu dorongan ingin menolong. Mungkin hal ini terinspirasi dari suasana rumah, ayahnya juga seorang dokter yang praktik di rumah.
Prof Sri Rezeki melihat orang sakit dan kadangkala ikut ke rumah sakit bersama ayahnya setiap hari. Setelah remaja, dia mengaku, sempat kurang tertarik pada dunia kesehatan malahan ingin memperdalam dunia pertanian karena senang bercocok tanam.
Namun setelah lulus SMA, kata Prof Sri Rezeki, ibu menganjurkan mendaftar ke fakultas kedokteran untuk dapat menggantikan ayah yang saat itu telah menderita stroke dan tidak dapat praktik lagi.
Saat itu, dia yakin pilihan seorang ibu, yang merupakan seorang Kartini di hati Prof Sri Rezeki, pasti benar. Dan benar, dia diterima baik di FKUI di Jakarta maupun FK UNPAD di Bandung.
Namun karena tinggal di Bandung dan harus membantu merawat ayah yang tidak lagi sehat maka pilihan Prof Sri Rezeki bersekolah di FK UNPAD. Dia mengisahkan banyak pengalaman yang tidak bisa dilupakan saat berkecimpung di dunia kesehatan.
Di antaranya bagaimana menolong ibu melahirkan dengan peralatan sederhana, melakukan visum seorang nenek yang terbunuh, mengobati narapidana kakap yang setelah sembuh malahan melarikan diri, menolong korban kecelakaan bus masuk jurang dengan berbagai tipe luka, mengirim pasien yang mengalami nyeri perut hebat karena peradangan usus buntu ke RSHS Bandung mempergunakan truk, membangun ruangan ICU dan mendirikan sekolah perawat di Sumedang, dan masih banyak lagi.
"Setelah saya pindah ke Jakarta mengikuti suami maka saya bekerja di Puskesmas Mampang Prapatan, Pela Mampang dan Kuningan Barat di Jakarta Selatan. Maka dalam masa 4 tahun bekerja di Puskesmas saya mulai tertarik pada kesehatan anak dan pada tahun 1979-1983 saya mengambil spesialis anak di FKUI," kisahnya.
Terkait pandemi Covid-19 yang belum berakhir, Prof Sri Rezeki menilai, tidak salah jika mengatakan pandemi ini telah di-“design Yang Maha Kuasa” untuk memberikan peringatan kepada umat manusia.
Konsep “One Health” di mana semua harus memperhatikan semua makhluk hidup di dunia, manusia dan makhluk hidup lain termasuk hewan yang sangat kecil pun harus menjadi perhatian bersama.
Dia mamandang ilmu pengetahuan tengah diuji, kebersamaan antarnegara di dunia diuji, dan yang paling penting adalah harus mengembangkan inovasi dalam bekerja sama untuk mengatasi pandemi ini.
"Maka kita di negara ini harus taat mengikuti pedoman yang telah ada serta mengkaji perjalanan pandemi beserta masalahnya dan senantiasa melakukan evaluasi terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki," ujar Prof Sri Rezeki.
Ditanya, bagaimana peran perempuan menghadapi pandemi seperti saat ini, menurutnya, peran perempuan tidak berubah dalam situasi apapun. Perempuan dapat mengerjakan apapun yang berguna menyangkut bidang kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan anak bangsa.
Dia bersyukur wanita telah dapat berkarya di semua bidang. Saat ini, para ibu dapat membantu anak-anak mengerjakan pekerjaan sekolah secara daring, dan tidak lupa memperhatikan anak atau keluarga lainnya melakukan protokol kesehatan. Dengan adanya pandemi ini, ada hal yang juga penting disadari kiprah wanita di dalam rumah.
"Saat ini kita banyak waktu untuk berinteraksi dengan anggota keluarga, terutama anak, cucu dan suami. Bagi para wanita pekerja saat ini mempunyai waktu lebih banyak untuk mengerjakan pekerjaan yang selama ini terbengkalai," katanya.
Menyinggung soal vaksinasi, Prof Sri Rezeki menegaskan, kaidah telah terbukti vaksinasi merupakan upaya ampuh dalam memerangi penyakit yang berbahaya. Vaksinasi terbukti juga aman dan efektif baik untuk dewasa, lansia, dan anak-anak.
Dalam situasi pandemi ini, vaksinasi menjadi alternatif untuk dapat segera mengakhiri pandemi, jika dikerjakan bersama protokol kesehatan yang telah dicanangkan selama ini. Semakin cepat semua warga mendapat vaksinasi, semakin menurun terjadinya penularan virus SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19, dan semakin turun angka kesakitan dan kematiannya oleh karena semakin cepat kekebalan kelompok atau herd immunity tercapai.
"Imbauan saya, jika sudah mendapat kesempatan untuk divaksinasi bersegeralah, takutlah pada penyakitnya (COVID-19) dan jangan takut pada vaksinasinya karena efek samping sangat minimal dan cepat hilang dalam 1-2 hari. Insya Allah," katanya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semasa hidupnya, dokter ini menaruh perhatian penuh pada masalah-masalah sosial masyarakat
Baca SelengkapnyaMelisa ternyata juga telah memiliki putra bernama Gwen Tatiana, dan suaminya adalah Dr. Ukio Salferius Tamba, M.Biomed.
Baca SelengkapnyaSelama menjadi dokter, ia sering menyisihkan uang pribadinya untuk biaya berobat pasien yang tidak mampu.
Baca SelengkapnyaKadang dia harus terdampar lantaran cuaca yang tidak bersahabat.
Baca SelengkapnyaAnak penjual nasi goreng jadi sarjana pertama di keluarga dan dapat beasiswa S-2, begini kisah perjuangannya.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaYusuf Mannagalli Parawansa jadi dokter demi mewujudkan cita-cita sang ibu
Baca SelengkapnyaBerikut rahasia sukses ala dokter militer wanita yang ternyata sederhana dan layak ditiru.
Baca SelengkapnyaKabar Duka, Dokter Dermawan Lo Siaw Ging Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaSejumlah sosok inspiratif turut menerima penghargaan Merdeka Awards 2023. Siapa saja mereka? Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaBerikut cerita seorang pria yang disamperin dan disuapi Ibu-Ibu tak dikenal saat dirawat sendirian.
Baca Selengkapnyadr. Reza Gladys merupakan pendiri Glafidsya Aesthetic Clinic, Dermagloss skincare dan Glafidsya Skincare
Baca Selengkapnya