DPR: 2 Lansia Meninggal di Banyumas Karena Sakit, Bukan Efek Vaksinasi Covid-19
Merdeka.com - Dua lansia asal Kabupaten Banyumas meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19, Senin (8/3). Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo meyakini, vaksinasi bukan penyebab meninggalnya dua lansia itu.
Menurut dia, dua lansia tersebut memang sudah mempunyai penyakit jantung. Sehingga, tidak benar bila vaksinasi menjadi penyebab meninggalnya lansia itu.
"Saya kira ini kejadian tidak bisa dihubungkan adanya vaksinasi, hanya saja orangtua atau yang divaksinasi itu yang bersangkutan memang sudah sakit, ada penyakit jantung, jadi memang tidak ada hubungannya," katanya lewat pesan suara kepada merdeka.com, Selasa (16/3).
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang meninggal? Seperti dilaporkan, komika Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024) di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, akibat penyakit Anemia Aplastik yang dideritanya.
Menurut dia, sejak uji klinis satu, dua hingga proses ketiga, tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan terhadap vaksin Sinovac. Sehingga, bisa disimpulkan bila lansia meninggal usai divaksin memang karena serangan jantung. Kata dia, tidak ada hubungannya dan tak bisa disangkutpautkan dengan vaksinasi.
"Karena selama ini baik dari penelitian fase 1 fase 2 sampai fase 3 sampai pada proses vaksinasi sekarang ini kan tidak ada gejala berat yang mengiringinya, hanya sebatas nyeri, sebatas gatal, sebatas tidak nyaman yang disuntik, itu kan ringan kan dan akan hilang secara sendirinya," tuturnya.
"Jadi sekali lagi jangan ini dibikin suatu hal yang berlebihan. Ini sesuatu yang wajar proses, karena memang sakit, bukan karena efek maupun proses vaksinasi," tambah dia.
Rahmad mengajak, semua pihak untuk tidak takut vaksinasi yang berjalan hingga sekarang. Dia menjamin vaksinasi aman.
"Saya juga sudah menjalani vaksin dua kali, saya kira tidak ada masalah termasuk yang lain tidak ada gejala-gejala maupun efek yang sistemik tidak ada. Jadi tidak perlu kita tanggapi yang berlebihan karena memang tidak ada sangkutpautnya," pungkasnya.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyebut dua lansia meninggal usai divaksin di Banyumas bukan karena efek kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), tapi adanya serangan jantung.
"Setelah kita cek ternyata almarhum punya penyakit penyerta serangan jantung," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo di Semarang, Senin (15/3).
Dia menyebut dua lansia asal Kabupaten Banyumas meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19, Senin (8/3). Namun, usai menjalani vaksinasi tahap pertama, Dinkes Banyumas menerima laporan bahwa kedua lansia tersebut dibawa ke RSUD Banyumas karena mengalami serangan jantung, Selasa (9/3), dan mereka meninggal dunia.
"Kita dapat laporannya bahwa dua orang yang sudah sepuh meninggal setelah kondisinya kritis di rumah sakit," jelasnya.
Secara keseluruhan, selama proses vaksinasi berlangsung sampai saat ini, sejumlah warga mengeluhkan efek samping yang ditimbulkan mulai dari nyeri pada lengan tangan sampai mengantuk.
"Setiap orang gejalanya beda-beda," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kedua lansia yang meninggal di Banyumas tak ada hubungannya dengan vaksinasi
"Kejadian di Banyumas ada yang meninggal karena sakit jantung," kata Ganjar.
Sementara itu, Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan, mengungkapkan, sampai saat ini belum ada penelitian atau laporan yang menyebutkan bahwa vaksinasi bisa menyebabkan serangan jantung. Sehingga kata dia, dua lansia yang meninggal dunia di Banyumas karena serangan jantung bukan disebabkan oleh vaksin Covid-19.
"Selama ini tidak ada laporan yang menyebutkan vaksin bisa menimbulkan serangan jantung," kata Erlina saat dihubungi, Selasa (16/3).
Tidak hanya serangan jantung, Erlina juga menegaskan, tidak ada efek Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti gejala lumpuh.
"Demikian juga tentang gejala lumpuh, belum ada laporannya yang menyebutkan vaksin bisa membuat lumpuh. Bisa jadi, dua kasus tersebut (serangan jantung dan lumpuh) terjadi karena kebetulan saja," ungkapnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaViral Bayi Meninggal Pascaimunisasi di Sukabumi, Ini Kronologinya Menurut Kemenkes
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan langsung datang ke rumah Bayi MKA, dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaElemen masyarakat di Kabupaten Cianjur mempersoalkan kasus meninggalnya salah seorang warga, diduga usai mengikuti pengobatan gratis.
Baca SelengkapnyaBanyak petugas yang mengalami kelelahan sehingga beberapa dari mereka meninggal dunia.
Baca Selengkapnya20 orang petugas penyelenggara Pemilu 2024 di Bali sebelumnya jatuh sakit dan satu orang petugas Satuan Perlindungan Masyarakat.
Baca SelengkapnyaDua orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaGeger seorang warga Kecamatan Naringgul, Yohani, diduga meninggal dunia setelah mendapat pengobatan gratis yang digelar pasangan calon nomor urut 2 Wahyu-Ramzy
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca Selengkapnya