DPR akan bentuk dewan pengawas operasi pemberantasan terorisme
Merdeka.com - Pansus revisi UU Terorisme DPR akan membentuk dewan pengawas memantau operasi pemberantasan tindak pidana terorisme. Pembentukan tersebut akan sejalan dengan proses revisi Undang-undang (UU) Nomor 15 Tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme setelah mendengar pendapat sejumlah fraksi di DPR.
"Dibutuhkan dewan pengawas yang kemudian langsung bisa mengawasi transparansi kinerja audit keuangan yang digunakan dalam operasi-operasi pemberantasan tindak pidana teroris," kata Ketua Pansus revisi UU Terorisme Muhammad Syafi'i di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/5).
Politikus Partai Gerindra tersebut menjelaskan, dewan pengawas itu bisa diisi oleh kalangan akademisi atau pakar. Dewan pengawas yang dimaksud setara dengan Komisi Kejaksaan (Komjak) yang mengawasi kinerja kejaksaan atau komisi kepolisian nasional (Kompolnas) yang mengawasi kinerja kepolisian.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah terorisme di Indonesia? Ary mengatakan tantangan tersebut semakin kompleks dengan adanya bonus demografi 2045. Hal itu, ucapnya, menjadi salah satu tugas utama BNPT.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pengawasan pemilu di Indonesia? Dalam konteks Indonesia, aktor-aktor seperti KPU (Komisi Pemilihan Umum), Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), partai politik, dan lembaga swadaya masyarakat memiliki peran dalam memastikan pemilu berjalan dengan baik dan adil.
-
Siapa yang hadir di rapat pembahasan revisi UU Kementerian Negara? Badan Legislasi DPR bersama Menpan RB Abdullah Azwar Anas, Menkum HAM Supratman Andi Agtas melakukan rapat pembahasan terkait revisi UU Kementerian Negara.
-
Siapa yang mengawasi Pilkada? Diawasi oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Provinsi dan Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
"Ini kan menyangkut kedaulatan hak asasi manusia," tuturnya.
Syafi'i juga berujar bahwa, operasi pemberantasan tindak pidana terorisme selama ini tak jauh berbeda dengan penanganan bencana. "Jangan nanti bereaksi seperti bencana, ada tanggap darurat, ini sulit untuk dideteksi penggunaanya karena kan harus ada tender maka perlu diawasi, karena bisa-bisa tidak tertutup kemungkinan karena operasi yang mendesak dana-dana tidak tersedia bisa gratifikasi," ujarnya.
Dia pun menilai tidak menutup kemungkinan uang Rp 100 juta dari detasemen khusus 88 Anti Teror Mabes Polri untuk keluarga almarhum terduga teroris Siyono dari titipan pihak tertentu.
"Kemungkinan yang menitip itu punya kepentingan lain yang sama bahayanya dengan tindakan teroris yang kita tangani. Makanya ini dibutuhkan dewan yang khusus mengawasi operasi-operasi penanganan tindakan teroris," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPR RI Puan Maharani melantik Tim Pengawas Intelijen DPR.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani berharap Capim dan Dewas KPK masa jabatan 2024—2029 yang telah disetujui DPR RI bisa memberantas korupsi tanpa politisasi.
Baca SelengkapnyaDPR mengumumkan 13 Komisi dan mitra kerja pemerintah.
Baca SelengkapnyaDPR membentuk pansus hak penyelenggaraan ibadah haji 2024 menyusul adanya berbagai temuan Timwas dalam penyelenggaraan Ibadah Haji
Baca SelengkapnyaRapat kali ini membahas terkait evaluasi fungsi pengawasan terhadap internal KPK.
Baca SelengkapnyaPuan mengatakan, DPR akan menyesuaikan pembentukan komisi beserta pimpinan setelah adanya nomenklatur kementerian/lembaga Presiden Prabowo.
Baca SelengkapnyaPansel juga berencana menemui aparat penegak hukum dan lembaga tinggi negara
Baca SelengkapnyaPerpres ini mengatur soal Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Dewan Pertahanan Nasional
Baca SelengkapnyaKomunikasi itu terjalin agar alat kelengkapan dewan dapat terbentuk sebelum pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berjalan.
Baca SelengkapnyaPDIP sembilan anggota untuk 6 komisi dan delapan anggota untuk 7 komisi
Baca SelengkapnyaMenurut Puan, pengkajian mendalam diperlukan agar menghasilkan keputusan secara komprehensif.
Baca SelengkapnyaPuan mengatakan DPR masih membahas terkait komisi yang akan dilebur untuk menyesuaikan dengan jumlah kementerian di kabinet.
Baca Selengkapnya