DPR: Kritikan masyarakat jangan selalu dianggap bentuk pemberontakan
Merdeka.com - Wasekjen Partai Golkar Ace Hasan Sadzaly melihat maraknya isu Partai Komunis Indonesia (PKI) sekarang ini cenderung sengaja dimunculkan. Padahal menurutnya, tidak ada kaitan antara PKI dengan kepemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekarang.
"Kecenderungannya terlihat seperti itu gitu (sengaja dimunculkan) Rezim yang sekarang diidentikkan dengan isu PKI padahal apanya yang PKI. Apanya yang komunisme," ujar Ace di Kompleks Parelmen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (18/9).
Anggota Komisi II DPR ini beranggapan, bahwa kritikan dalam masyarakat jangan selalu dinilai sebagai tuduhan atau bentuk pemberontakan. Dia meminta jika ada orang yang berindikasi menganut paham PKI untuk segera dilaporkan pada pihak yang berwajib.
-
Apa yang diminta DPR ke Polisi? 'Pokoknya wajib dijatuhi hukuman pidana, biar jera orang-orang nekat itu. Dan sebagai sebagai warga Jakarta, kami tentunya berharap pihak kepolisian bisa menjadikan ini bahan evaluasi.' 'Bahwa saat CFD dan di jam-jam olahraga pagi, sebetulnya sangat rawan terjadi tindak kejahatan. Jadi mungkin polisi bisa meningkatkan intensitas pemantauan cctv dan menempatkan aparat tambahan di titik-titik tertentu. Agar masyarakat bisa berolahraga dengan lebih tenang,' tambah Sahroni.
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
-
Apa yang diminta DPR untuk KPK dan Polri? Lebih lanjut, Sahroni tidak mau kerja sama ini tidak hanya sebatas formalitas belaka. Justru dirinya ingin segera ada tindakan konkret terkait pemberantasan korupsi 'Tapi jangan sampai ini jadi sekedar formalitas belaka, ya. Dari kolaborasi ini, harus segera ada agenda besar pemberantasan korupsi. Harus ada tindakan konkret. Tunjukkan bahwa KPK-Polri benar-benar bersinergi berantas korupsi,' tambah Sahroni.
-
Apa yang diminta DPR dari polisi? Sahroni meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan penganiayaan setelah ditemukannya mayat remaja laki-laki bernama Afif Maulana (AM) di bawah jembatan Kuranji, Kota Padang yang diduga dianiaya kepolisian.
-
Bagaimana DPR meminta polisi usut kasus? Sahroni meminta polisi menjawab pertanyaan publik dengan hasil penyelidikan yang objektif.
"Kritikan tersebut jangan dianggap sebagai sebuah bentuk dari misalnya tuduhan-tuduhan ya g tidak bagus sehingga menimbulkan bentrok dan konflik sosial," ungkapnya.
"Kalau ada pihak pihak yang selama ini tegas bicara soal komunisme yah tinggal dilaporkan aja kepada kepolisian gitu. Siapa aja orang-orang itu," pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, Polisi melarang pelaksanaan diskusi berkaitan dengan peristiwa 1965 di LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (16/9). Setelah memblokir akses masuk ke Kantor LBH Jakarta sejak pagi, beberapa perwakilan polisi termasuk Kapolres Jakarta Pusat dan Kapolsek Menteng masuk ke dalam kantor LBH untuk berdialog dengan panitia pada siang hari.
Direktur LBH Jakarta, Alghiffarie Aqsa pun mengungkapkan jika dalam negeri tengah darurat demokrasi. "Kami merasa bahwa inilah darurat demokrasi, darurat negara hukum dimana kebebasan berpikir, berkumpul, kemudian menyatakan pendapat lagi-lagi dikekang, lagi-lagi diberangus," ujar Alghiffarie dalam jumpa pers Sabtu (16/9) malam.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPK segera mengecek terkait dengan aduan dugaan seorang Jaksa KPK melakukan pemerasan terhadap saksi
Baca SelengkapnyaNatsir Djamil mengatakan dalam Pemilu 2024 setiap orang bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaTaufik mendorong hukum jangan digunakan untuk menutup ruang demokrasi. Harus dibiasakan dalam negara demokrasi dengan kritik bahkan kecaman.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR berharap tidak ada lagi informasi mengenai pembiaran terhadap laporan KDRT kepada polisi.
Baca SelengkapnyaAkademisi Ramai-Ramai Kritik Pemerintah, Puan Maharani: Mereka Suarakan Aspirasi Rakyat
Baca SelengkapnyaDPR Banyak Dapat Kritik dari Rakyat, Puan Maharani ungkap sederet poin kritiknya.
Baca SelengkapnyaPuan juga mempersilakan masyarakat memberikan penilaian dan menyuarakan aspirasi sesuai yang nuraninya.
Baca SelengkapnyaKapolri menegaskan Polri bukan lembaga anti kritik.
Baca SelengkapnyaSekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, DPR semestinya mengedepankan kebenaran, kebaikan, dan kepentingan negara dan rakyat.
Baca Selengkapnya"Kalau perlu menurut saya level Pimpinan dan Dewas hanya konferensi pers resmi. Jangan ada ada doorstop pak"
Baca SelengkapnyaBAP nanti disidangkan dan dituntut oleh jaksa. Adapun proses hukum ini sebenarnya dilakukan untuk capai kebenaran.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III DPR RI Gilang Dhielafararez mengingatkan Polri agar tidak asal tangkap seperti kasus Pegi Setiawan.
Baca Selengkapnya