DPR minta kasus pasien di Lampung tewas usai dibius diusut tuntas
Merdeka.com - Tiga pasien Rumah Sakit Mitra Husada, Kabupaten Pringsewu, Lampung, meninggal dunia usai dibius. Ketiganya dibius menggunakan Bupivacaine Spinal sebelum proses operasi.
Anggota Komisi IX DPR Amelia Anggraini menilai jika benar sebelum menjalani operasi ketiga pasien diberikan obat bius Bupivacaine Spinal pada tulang punggungnya, maka hal ini merupakan pukulan telak bagi rumah sakit. Dia mendesak Kementerian Kesehatan segera mengungkap kasus tersebut.
"Saya meminta Kementerian Kesehatan dengan dibantu pihak terkait, segera lakukan investigasi untuk mengungkap kasus tersebut," katanya, Senin (11/04).
-
Siapa yang melaporkan klinik terkait dugaan malapraktik? Keluarga Nanie Darham melaporkan klinik terkait dugaan malapraktik setelah melihat kejanggalan dalam kematiannya.
-
Siapa yang melaporkan kasus ini? Pembeli dan korban pengeroyokan saat saat jual beli mobil, Ahmad Paisal Siregar melaporkan penjual R Acoka ke Polres Metro Jakarta Timur karena diduga telah melakukan penipuan sekaligus penganiayaan massal.
-
Bagaimana Kejaksaan Agung teliti kasus? 'Tim Penyidik mendapatkan alat bukti yang cukup untuk menetapkan RD selaku Direktur PT SMIP sebagai tersangka,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
Menurutnya, kejadian seperti ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebab, kata dia, sudah banyak rentetan kejadian di masa lalu dengan kasus yang hampir sama tapi tidak tuntas penyelesaiannya.
Dia mencontohkan kasus serupa di RS Siloam Karawaci. Menurutnya, hasil investigasi kepolisian atas kasus di RS Siloam tidak diungkap ke publik. Padahal, publik perlu mengetahui apakah itu akibat kelalaian RS, atau kesalahan produksi perusahaan farmasinya.
"Saat itu tim yang melakukan investigasi dari Kepolisian, BPOM, Dewan Pengawas Rumah Sakit, Ikatan Asosiasi Dokter, dan Kemenkes. Hasil investigasi pun publik tidak tahu hasilnya. Ini kan menimbulkan pertanyaan besar bagi publik," kata politisi NasDem ini.
Dia mengatakan, jika kasus seperti ini tidak diungkap ke publik, maka suatu saat akan kembali terjadi kasus yang sama.
"Jadi kasus ini harus diusut tuntas, supaya ketahuan, apakah malpraktik, atau kelalaian para medis, atau kesalahan produksi perusahaan farmasi? Atau dari SOP sebelum melakukan operasi? Itu kan hasil investigasinya harus diketahui beberapa pihak, termasuk DPR," katanya.
Dia menilai ada yang ganjil dari kasus meninggalnya tiga pasien di RS Mitra Husada. Sebab, ketiganya meninggal hampir secara bersamaan pasca diberikan obat yang sama.
"Harusnya dokter pakai nalar dong, pasien hanya operasi tumor di kaki, kok bisa meninggal? Diperiksa dong, kenapa meninggal, kan kalau dimasukin cairan itu ada gejalanya, gatal dulu kek, kejang kek, pasti ada gejala awal. Ironisnya lagi, pasca meninggalnya pasien pertama, harusnya ada evaluasi, bukan cuma pada tindakan, obat yang diberikan juga dievaluasi," katanya.
"Sebelum tindakan operasi pasti ada pengecekan dulu, seperti tensi darah, kondisi fisiknya, detak jantung, kan harus diperiksa semua. Kalau bagus baru dioperasi. Artinya, orang ini sebelum dioperasi mestinya dalam keadaan sehat, terus dioperasi kok malah meninggal? Apa yang dimasukin sama si dokter ini? Sudah tiga pasien yang meninggal. Sudah ada satu pasien yang meninggal, tetap melakukan operasi, bukannya diperiksa dulu? Ini kan kecerobohan yang luar biasa," tegasnya.
Dia mendorong pihak Polda Lampung mengungkap hasil penyidikan dibuka ke publik. Menurutnya, publik harus tahu, agar memberikan rasa jera kepada para pelaku kesehatan sehinga berhati-hati dalam melakukan tindakan medis. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi III kembali menyinggung kasus tewasnya tahanan di Polres Kota Palu.
Baca SelengkapnyaAulia Risma ditemukan tewas di kamar kosnya pada Agustus lalu.
Baca SelengkapnyaDPR meminta polisi mengusut secara tuntas kasus bunuh diri dokter muda mahasiswa PPDS Undip yang bunuh diri diduga karena bullying.
Baca SelengkapnyaBerkaitan dengan update kasus Aulia ada 46 saksi telah diperiksa termasuk dari pihak Universitas Diponegoro (Undip).
Baca SelengkapnyaMenkes tampak tak main-main dengan kasus ini. Dia ingin kasus semacam ini harus diusut tuntas dan memberikan efek jera.
Baca SelengkapnyaKeputusan RS Dr. Kariadi menghentikan aktivitas klinik Yan Wisnu Prajoko tertuang dalam surat Nomor KP.04.06/D.X/7465/2024.
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar Irjen Suharyono menegaskan instansi yang dipimpinnya tidak menghentikan atau menutup kasus kematian Afif Maulana
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menjawab permohonan tersebut.
Baca SelengkapnyaDokter Aulia diduga bunuh diri karena dibully senior.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga meminta dorongan dari DPR RI agar dilakukan ekshumasi atau pembongkaran kubur.
Baca SelengkapnyaKendati belum menjawab secara gamblang terkait hasil investigasi kasus dugaan perundungan itu, Budi menyatakan telah sangat mengetahui apa yang terjadi.
Baca SelengkapnyaPolisi juga berharap dokter senior juga memberikan pernyataan terbuka saat dimintai keterangan.
Baca Selengkapnya