DPR Soroti Kerumunan Akibat Vaksinasi Massal: Lokasi Vaksin Harus Diperbanyak
Merdeka.com - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menyoroti padatnya kerumunan warga di lapangan Sekolah Maitreyawira Palembang untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Menurutnya, diperlukan strategi agar kerumunan tidak terjadi di lokasi vaksinasi.
"Saya kira untuk program vaksinasi memang sangat dibutuhkan menjadi seorang senjata yang sangat penting untuk melawan Covid-19, jangan sampai vaksinasi yang memunculkan banyak kerumunan bisa berpotensi menjadi sumber masalah dengan penularan Covid-19, itu juga kita harus atur strateginya kita cari solusi jangan sampai terjadi kerumunan," tuturnya lewat pesan suara, Selasa (24/8).
Rahmad menuturkan, solusinya yang perlu dilakukan adalah spot-spot vaksin diperbanyak. Sehingga, tidak tersentral dalam satu wilayah.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
"Misalnya dalam satu kecamatan itu dipecah menajdi perdesa desa, memungkinkan nakes kita, kalau toh tidak dibagi dalam satu kecamatan itu dibagi beberapa titik," terangnya.
Selain itu, kata dia, perlu dibuat pembatasan bagi masyarakat yang hendak divaksin. Misalnya, dengan membuat kupon supaya jumlah orang yang divaksin bisa diatur.
"Satu tempat tarolah menggunakan kupon dengan batasan 500 nah 500 orang itu seseorang yang akan vaksin dengan mendapatkan kupon, sehingga ketika mereka datang itu yang bener-bener sudah vaksin, yang akan daftar," jelasnya.
"Jangan sampai yang datang ke tempat vaksinasi itu jumlahnya tidak dibatasi, kemudian orang berkerumun, itu harus kita hindarkan," kata politisi PDIP ini.
Berikutnya, perlu melibatkan kerja sama berbagai elemen masyarakat. Misalnya, ormas-ormas bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk mengatur jalannya vaksinasi guna terhindar potensi tertularnya Covid-19 di area vaksinasi.
"Karena ada memang harus diakui ada yang dari rumah sehat kemudian potensimya terpapar berasal dari vaksinasi, ini harus kita hindarkan, segala kerumunan, segala bentuk memunculkan bentuk kerumunan yang berpotensi untuk penularan Covid-19 harus kita hindarkan," pungkasnya.
Diberitakan, sekitar seribuan warga Palembang memadati lapangan Sekolah Maitreyawira Palembang untuk mengikuti vaksinasi Covid-19, Selasa (24/8). Padatnya warga membuat kerumunan tidak terhindarkan.
Suasana kerumunan warga terungkap dalam video berdurasi 21 detik yang di-posting dalam akun Twitter @QaillaAsyiqah. Video itu menggambarkan suasana antrian warga yang dimulai sejak Shubuh tadi.
Salah seorang warga menuturkan, ia datang ke lokasi vaksinasi mulai pukul 05.30 WIB dan sudah terjadi kerumunan. Ketika itu belum ada satu pun petugas di lokasi karena vaksinasi dijadwalkan pukul 07.00 WIB.
"Saya ikut antrean untuk dapat nomor urut, tapi sudah banyak orang, padat sekali," kata Adi.
Begitu petugas dan panitia datang, peserta calon penerima vaksin dibariskan agar tertib. Membeludaknya warga membuat kerumunan tak terhindarkan bahkan berhimpitan.
Tadinya lumayan tertib, tapi karena banyak orang susah ngaturnya lagi. Tak lama petugas datang dan orang-orang berangsur sepi," kata dia.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Palembang Mirza Susanty mengaku tidak mengetahui adanya vaksinasi yang menimbulkan kerumunan itu. Menurut dia, pihaknya tidak dilibatkan sama sekali oleh penyelenggara.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, rapat tersebut dilakukan hari ini, Kamis (22/8) pukul 9.30 wib
Baca SelengkapnyaMengingat virus cacar monyet bukanlah penyakit sembarangan.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi ungkap cara pemerintah mencegah penyebaran penyakit monkey pox (Mpox) di Indonesia
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, 3.286 personel gabungan disebar di sekitar Patung Kuda dan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani meminta Pemerintah memperkuat jaring pengaman layanan kesehatan secara komprehensif dan terkoordinasi, terkait penyakit monkeypox.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca Selengkapnya