DPRD DIY sebut pelemparan kantor Ombudsman upaya intimidatif
Merdeka.com - Pelemparan Kantor Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan DIY pada Minggu (9/7) mendapatkan kecaman dari DPRD DIY. DPRD DIY pun meminta kepada pihak kepolisian untuk mengungkap dan mengusut tuntas kasus tersebut.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menuturkan pelemparan terhadap kantor ORI DIY bisa dianggap sebagai sebuah upaya intimidatif. Upaya intimidatif ini, lanjut Eko, bisa dikarenakan karena kasus yang saat ini ditangani oleh ORI DIY.
"Harus diungkap apa motifnya. ORI perwakilan DIY adalah institusi yang banyak menerima pengaduan masyarakat. Sungguh aneh, jika lembaga yang menjadi tumpuan rakyat untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan proses dan koridor hukum mendapatkan ancaman berupa tindak kekerasan pelemparan batu," ujar Eko, Senin (10/7).
-
Siapa yang melakukan intimidasi di PSU Kuala Lumpur? Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan bahwa pelaku intimidasi di PSU Kuala Lumpur dapat dipidana. 'Bisa dibawa ke pidana, tetapi kita lihat tergantung dari otoritas setempat, dan Sentra Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu) yang ada karena Sentra Gakkumdu lagi fokus pada penanganan pelanggaran pidana yang ada di pengadilan,' kata Bagja di Gedung Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (13/3).
-
Mengapa DPR ingatkan OJK untuk hati-hati? Menurut kami, rencana pencabutan moratorium ini harus dilakukan secara hati-hati dengan berbagai pertimbangan yang komprehensif.
-
Mengapa DPR RI minta pelaku dihukum berat? 'Setelah ini, saya minta polisi langsung berikan pendampingan psikologis terhadap korban serta ibu korban. Juga pastikan agar pelaku menerima hukuman berat yang setimpal. Lihat pelaku murni sebagai seorang pelaku kejahatan, bukan sebagai seorang ayah korban. Karena tidak ada ayah yang tega melakukan itu kepada anaknya,' ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (4/4).
-
Siapa yang melakukan penganiayaan terhadap ojol? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Kenapa Bawaslu kaji intimidasi di PSU Kuala Lumpur? Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Lolly Suhenty mengatakan bahwa pihaknya masih mengkaji intimidasi yang terjadi saat Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kuala Lumpur, Malaysia.'Seluruh proses intimidasi saat ini sedang dalam kajiannya Bawaslu. Tentu untuk intimidasi kami tidak akan tinggal diam, ya, terutama yang berkenaan dengan jajaran pengawas pemilu tentu kami akan sikapi. Nah, saat ini sedang dalam diskusi kami,' kata Lolly di kawasan Kemayoran, Jakarta, Kamis (14/3) malam.
-
Siapa yang diadukan ke DKPP? Dalam sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu (KEPP) perkara nomor 19-PKE-DKPP/I/2024, Nus Wakerkwa mengadukan Ketua KPU Hasyim Asy’ari berserta anggota KPU Mochammad Afifuddin dan Parsadaan Harahap.
Eko juga menyampaikan bahwa para pejabat maupun tenaga di ORI DIY untuk tidak takut atas upaya intimidatif yang telah terjadi. Diharapkan ORI untuk tetap bekerja dan menyelesaikan kasus-kasus pelayanan publik yang sedang ditanganinya.
Eko juga berharap agar kepolisian di DIY bisa segera mengungkap apa motif dibalik pelemparan kantor ORI DIY. Penangkapan terhadap pelaku pelemparan pun diharapkan bisa segera dilakukan oleh pihak kepolisian.
"Setiap aksi kekerasan yang mengancam kepentingan umum harus bisa dibuka kasusnya agar publik mendapatkan kepastian hukum. Saya percaya polisi mampu bekerja optimal ungkap aksi pelemparan batu ke Ombudsman RI ini, semoga kasusnya bisa segera disampaikan ke publik, apa dan siapa pelakunya, termasuk motif perusakan ini," pungkas Eko.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kantor ORI Perwakilan DIY yang berada di Jalan Walter Monginsidi nomor 20 menjadi sasaran pelemparan batu dari orang tak dikenal. Akibatnya, kaca teras depan kantor mengalami kerusakan. Dari tempat kejadian perkara, ditemukan dua batu berukuran kepalan tangan orang dewasa. Hingga saat ini kasus pelemparan ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menilai kedatangan petugas kepolisian tersebut sebagai tindakan yang tidak wajar.
Baca SelengkapnyaViral video sejumlah orang berpakaian ormas Pemuda pancasila (PP) mendatangi rumah seorang warga di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPolisi melakukan penyelidikan untuk mendalami kasus yang dipicu laporan dugaan pungli di SD negeri ini.
Baca SelengkapnyaHasto pun menyatakan informasi ini benar adanya dan bahkan ia berani mempertanggungjawabkan ucapannya ini di jalur hukum.
Baca SelengkapnyaMaka dari itu perlu, tindakan tegas agar tidak mencoreng Bawaslu terlebih institusi penyelanggara pemilu
Baca SelengkapnyaMegawati mengatakan, aparat penegak hukum saat ini dipakai untuk mengintimidasi lawan politik.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Kusnadi di KPK bukan atas sebuah panggilan melainkan mendampingi Hasto yang diperiksa penyidik KPK.
Baca SelengkapnyaRossa dilaporkan gara-gara melakukan penggeledahan di kediaman advokat PDIP.
Baca SelengkapnyaKejati DIY menggeledah Kantor Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispentaru) DIY, Rabu (12/7) untuk mencari bukti kasus penyalahgunaan tanah kas desa (TKD).
Baca SelengkapnyaKepala kampugn di Kabupaten Intan Jaya dianiaya oleh anggota OPM.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut petugas bertanya hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan tugas dan fungsi Polri. Seperti agenda rapat dan kehadiran.
Baca SelengkapnyaHingga berita ini ditulis, penggeledahan masih berlangsung
Baca Selengkapnya