DPRD Purwakarta panggil perusahaan diduga buang limbah ke Sungai Citarum
Merdeka.com - Pemerintah saat ini tengah gencar menata Sungai Citarum, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sebab, sungai tersebut dahulu terkenal jernih dan bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari warga setempat. Sayang, kini Citarum menjelma menjadi sungai yang kotor.
Untuk itu, DPRD Kabupaten Purwakarta memanggil direksi PT Lenzing South Pacific Voscose (LSPV), perusahaan yang diduga membuang limbah ke Sungai Citarum.
"Kami ingin meminta pertanggungjawaban mereka soal pengelolaan limbah di perusahaan itu," kata Wakil Ketua DPRD Purwakarta Mesakh Supriadi, di Purwakarta, Selasa (27/2) seprti diberitakan Antara.
-
Mengapa warga khawatir menggunakan air tercemar? Warga tak berani menggunakannya air karena khawatir berpengaruh terhadap kesehatan.
-
Kenapa warga kesulitan air bersih? Kekeringan tahun ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang membuat curah hujan sangat rendah.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Apa masalah utama pencemaran lingkungan? Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
-
Kenapa limbah cair berbahaya? Berbagai bahan polutan ini jika tidak dikelola dengan baik, hanya akan terbuang ke sungai dan menyebabkan pencemaran.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
Mesakh menambahkan pihaknya pernah merekomendasikan agar perusahaan kimia serat sintesis tersebut ditutup sementara pada 22 Februari 2018 lalu tentang pencemaran udara dan air di Citarum. Nantinya, pada pemanggilan tersebut, hal itu juga akan dibahas.
Ia mengatakan, pihaknya perlu memanggil jajaran Direksi PT LSPV karena temuan-temuan yang didapat dewan soal limbah perusahaan tersebut benar-benar memprihatinkan.
"Warga yang menjadi korban, bukan kali ini saja. Sudah lebih dari tiga kali kejadian," tegasnya.
Lebih jauh, Mesakh menjelaskan pencemaran tersebut terjadi sekitar akhir 2016. Sebanyak 43 orang keracunan. Pihak DPRD Purwakarta saat itu juga memanggil manajemen PT LSPV.
Ketika itu, mereka berjanji memperbaiki manajemen pengelolaan limbah dan mengatasi kebocoran gas. Tapi janji itu tidak direalisasikan.
"Warga terus mengalami mual, muntah, hingga ada yang pingsan. Kami punya bukti kalau mereka masih membuang limbah berbahaya ke Citarum," tuturnya.
Fakta tersebut, lanjutnya, membuat DPRD mengeluarkan rekomendasi agar perusahaan menghentikan operasionalnya.
Dewan akan mencabut rekomendasi jika telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. PT LSPV harus diminta untuk membenahi manajemen pengelolaan limbahnya terlebih dahulu.
Ia mengaku telah mengantongi data terkait pembuangan limbah dan bau tak sedap, yang diduga bersumber dari pabrik pengolahan kimia untuk serat tekstil ini.
"Kami semua di dewan mengkaji hal ini. Hasilnya, dugaan pencemaran tersebut sangat kuat," tandasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah diminta tegas terhadap pabrik yang mencemari Sungai Cileungsi.
Baca SelengkapnyaAir berubah warna dan bau menyengat. Kondisi ini membuat banyak ikan mati dan warga mengalami penyakit gatal.
Baca SelengkapnyaBendungan ini menjadi tumpuan utama warga Jatisari dan sekitarnya. Sehari-hari, air dimanfaatkan untuk keperluan mandi, mencuci bahkan memasak
Baca SelengkapnyaDinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Tangerang berjanji sasmpah segera diangkut besok.
Baca SelengkapnyaSungai Cileungsi mulai menghitam, mengeluarkan bau tak sedap hingga matinya ikan-ikan di sana diduga disebabkan tercemar.
Baca SelengkapnyaTujuh warga di Kabupaten Blora mengalami penganiayaan oleh karyawan perusahaan tambang setelah mereka mengajukan protes terkait pencemaran udara.
Baca SelengkapnyaKebocoran sumur migas itu terjadi pada Senin (18/3) sekitar pukul 14.30 WIB.
Baca SelengkapnyaBupati Bogor Iwan Setiawan enggan disalahkan atas pencemaran di Sungai Cileungsi. Kini sungai tersebut airnya menghitam dan mengeluarkan bau busuk.
Baca Selengkapnyawarga di lokasi kejadian menyebutkan bau gas beracun yang menyebar ke area pemukiman warga
Baca SelengkapnyaIshak sebagai salah seorang perwakilan warga Parung Panjang meluapkan perasaannya kepada Mulayadi selaku pimpinan Komisi V DPR.
Baca SelengkapnyaMunculnya busa di Aliran Sungai Ciliwung, Kelurahan Kedung Halang, kali pertama dilihat oleh warga pada hari Sabtu (23/3).
Baca SelengkapnyaFakta di Balik Tercemarnya Sungai Bengawan Solo, Bencana Rutin Tiap Tahun.
Baca Selengkapnya