dr Reisa: Aksi Kecil Bersama Bisa Bantu Hentikan Pandemi
Merdeka.com - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, situasi darurat COVID-19 tidak dapat dihentikan hanya oleh tindak satu dua orang. Tapi aksi nyata kecil dengan mengetatkan disiplin protokol kesehatan.
Selain itu, mematuhi aturan pembatasan mobilitas dan di rumah saja, berani dan menyegerakan dites saat demam, batuk, pilek atau kontak erat dengan kasus positif. Jujur saat ditelusuri petugas pelacak kasus, melaporkan diri ke puskesmas akan berujung pada keberhasilan mengendalikan penularan Virus Sars Cov-2 varian yang berbahaya ini dan PPKM Darurat dapat selesai.
"Satu tindakan kecil kita berarti ribuan, bahkan jutaan nyawa selamat dan kembali beraktivitas dengan sehat. Mari tunjukkan peran kita sebagai warga negara yang peduli untuk saling melindungi," ujar dr Reisa, Sabtu (3/7).
-
Bagaimana cara menjaga kebersihan udara dalam ruangan? Menjalankan cara menjaga udara dalam ruangan dapat membantu menurunkan risiko terkena kondisi kesehatan dan bahkan dapat meningkatkan kualitas hidup Anda.
-
Bagaimana cara menjaga kualitas udara di dalam ruangan? Saat mengemudi dengan mobil, Anda harus menutup semua jendela dan menyalakan AC dalam mode sirkulasi ulang. • Jangan menyalakan sumber api di dalam ruangan. • Tempatkan tanaman atau peralatan pembersih udara (air purifier) untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan. • Jika Anda mengalami keluhan pernapasan akibat sering beraktivitas di luar ruangan dan sering terpapar polusi, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
-
Mengapa penting untuk menjaga kebersihan udara di dalam ruangan? Kualitas udara di dalam ruangan bisa Anda buat sebersih mungkin guna menjaga diri Anda dari terpaan penyakit saluran pernapasan.
-
Bagaimana cara mencegah infeksi paru-paru? Upaya Mencegah Infeksi Paru-paru 1. Menjaga kebersihan tanganSalah satu cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi paru-paru adalah dengan selalu menjaga kebersihan tangan. Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir dapat secara signifikan mengurangi jumlah mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru. Sangat penting untuk menghindari kontak antara tangan yang mungkin terkontaminasi dengan area wajah, khususnya hidung dan mulut, guna mengurangi risiko penyebaran patogen. Selain itu, penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol bisa menjadi solusi praktis saat tidak tersedia tempat untuk mencuci tangan.2. Hindari menyentuh wajah atau mulutMikroba dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui membran mukosa yang terdapat di mulut dan hidung. Oleh karena itu, untuk mengurangi penyebaran mikroorganisme berbahaya, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan secara aktif menghindari menyentuh wajah, terutama area mulut, hidung, dan mata.3. Jangan berbagi alat dengan orang lainMenggunakan peralatan makan atau alat kebersihan pribadi secara bersama-sama dapat meningkatkan risiko penularan penyakit paru-paru. Kebiasaan ini dapat menyebabkan penyebaran berbagai virus dan bakteri antar individu. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memiliki dan menggunakan peralatan pribadi, terutama di tempat-tempat berisiko tinggi seperti rumah sakit atau area dengan kepadatan penduduk yang tinggi.4. Vaksinasi sebagai langkah pencegahanSelain menjaga kebersihan tangan, mengikuti program vaksinasi adalah langkah yang penting dalam mencegah infeksi paru-paru. Vaksin influenza dan vaksin pneumokokus dapat memberikan perlindungan yang signifikan terhadap infeksi virus dan bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia. Konsultasikan dengan tenaga medis profesional mengenai jadwal dan jenis vaksin yang sesuai dengan kondisi kesehatan serta faktor risiko yang dimiliki. Perlu diingat bahwa beberapa vaksin memerlukan dosis penguat untuk menjaga efektivitasnya.5. Hindari asap rokokMerokok serta terpapar asap rokok secara pasif dapat merusak sistem pertahanan alami paru-paru dan menurunkan daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi paru-paru. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan dengan rutin membersihkan rumah, terutama di area yang cenderung lembab dan berdebu, dapat membantu mengurangi risiko infeksi. Penggunaan alat pembersih udara atau dehumidifier juga dapat meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan.6. Terapkan gaya hidup sehatTerakhir, untuk mencegah infeksi paru-paru, penting untuk menjaga pola makan yang seimbang dan menerapkan gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi, terutama yang mengandung vitamin C dan D, serta zinc, dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Mengurangi konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, dan memastikan tidur yang berkualitas juga berkontribusi pada peningkatan daya tahan tubuh terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi paru-paru. Manajemen stres yang baik, melalui teknik seperti meditasi atau yoga, juga dapat mendukung kesehatan sistem imun secara keseluruhan.
-
Bagaimana cara memaksimalkan ventilasi rumah? Ventilasi silang adalah teknik membuka jendela atau pintu di sisi yang berlawanan dari rumah untuk menciptakan aliran udara yang memungkinkan udara panas keluar dan udara segar masuk.
-
Dimana ventilasi rumah harus ditempatkan? Pastikan jendela yang dibuka berada di sisi berlawanan agar udara dapat mengalir dengan lancar.
Dia mengungkapkan, COVID-19 paling mudah menular pada kondisi ruangan tertutup, kesempatan pertemuan panjang (lebih 15 menit), dan interaksi jarak dekat, keramaian. Begitu juga aktivitas lainnya yang membuka risiko penyebaran percikan droplet seperti bernyanyi, berbicara, tertawa, terutama pada saat tidak memakai masker saat berinteraksi dengan orang lain.
"Maka penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah protokol kesehatan paling minimal yang perlu diterapkan semua orang saat ini, sekarang juga tanpa terkecuali," ujar dr Reisa.
Dia menjelaskan, jenis masker yang lebih baik dalam melindungi adalah masker bedah sekali pakai dan lebih baik lagi masker N95. dr Reisa juga menyampaikan, untuk saat ini penggunaan masker sekali pakai sebanyak dua lapis merupakan pilihan yang terbaik. Tujuannya menurunkan risiko droplet atau percikan air masuk ke rongga mulut dan hidung.
Dia pun menunjukkan cara memakai dua masker. “Pertama bersihkan tangan terlebih dahulu, gunakan masker bedah sebagai lapisan pertama. Pastikan kawat tipis yang terdapat di bagian atas masker bedah ditekan ke arah wajah sehingga bentuknya mengikuti bentuk hidung. Kemudian lapisi dengan masker kain yang terdiri dari 3 lapis kain," kata dr Reisa.
Dia mengingatkan, pakailah masker kain yang ukurannya pas. Pastikan tali atau karet masker kain dikaitkan dengan baik pada telinga atau diikat di bagian belakang kepala. Coba embuskan napas dan rasakan apakah masih ada udara yang mengalir dari sisi atas dan sisi samping masker."Bila masih ada, atur kembali posisi dan kekencangan masker," tuturnya.
dr Reisa menambahkan, pastikan tetap bisa bernapas dengan nyaman dan tidak merasa pusing atau berkunang-kunang karena pemakaian dua masker ini. Ganti setiap empat jam sekali hanya buka apabila tidak ada orang lain yang berjarak dua meter dan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah membuka masker.
Dia melanjutkan, masker bedah harus dibuang setelah sekali pakai, meski ditutupi masker kain. Sementara itu, masker kain masih bisa digunakan kembali, tetapi harus dicuci terlebih dulu sampai bersih.
Selain memakai masker, masih menurut dr Reisa, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer haruslah dilakukan berulang kali terutama setelah menyentuh benda yang disentuh orang lain seperti gagang pintu atau pegangan tangga. Menyentuh daerah wajah dengan tangan perlu dihindari. “Dan ingat pakai hand sanitizer bukan asal basah atau asal semprot. Tetap lakukan enam langkah seperti mencuci tangan dengan air dan sabun. Pastikan merata ke semua bagian tangan dan jari-jari," ujar dr Reisa.
Dia juga mengatakan, cuci tangan dengan sering, membunuh ribuan kuman yang ada di tangan. Bukan saja terlindungi dari COVID-19, juga dari bakteri virus lainnya yang saat ini juga masih ada.
Dan tak kalah penting, dr Reisa meminta masyarakat untuk beraktivitas dari rumah saja. Berinteraksi hanya dengan orang-orang yang tinggal serumah adalah pilihan paling aman. Jika harus meninggalkan rumah, maka upayakan jarak minimal 2 meter dalam berinteraksi dengan orang lain.
Kalaupun harus kontak dengan orang lain, perhatikan ventilasi udara, durasi, dan jarak interaksi untuk meminimalkan risiko penularan. Usahakan di ruang terbuka dengan sirkulasi udara yang bagus. "Jangan berlama-lama, to the point langsung ke inti interaksi atau percakapan dan selalu jaga jarak," tegasnya.
Sementara bagi yang harus berkantor, dr Reisa mengingatkan, pastikan jadwal dan kategori industri dan pelayanan sesuai aturan pemerintah dalam masa PPKM Darurat dan bergantian atau menerapkan rotasi. Ruangan kantor harus selalu disemprot disinfektan diupayakan untuk memiliki ventilasi udara yang baik.
"Buka pintu dan jendela. Jika pintu atau jendela tidak dapat dibuka, maka air purifier dengan hepa filter dapat digunakan di dalam ruangan," kata dr Reisa.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaDi tengah serbuan polusi udara seperti ini, penting untuk melindungi kesehatan anak.
Baca SelengkapnyaHumidifier, Diffuser dan Air Purifier memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing tergantung dengan kondisi dan kebutuhan di rumah.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini kabar kembali diramaikan dengan masyarakat kota Jakarta yang mengeluhkan kualitas udara buruk. Ini pun sesuai dengan laporan situs IQAir yang menunjukkan indeks kualitas udara Jakarta mengandung polutan utama PM 2,5.
Baca SelengkapnyaJangan Sampai Terserang ISPA di Musim Pancaroba, Lakukan Hal Ini
Baca SelengkapnyaNyamuk, meskipun kecil, dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Sarang nyamuk yang mudah terbentuk di sekitar rumah bisa menjadi sumber penyakit menular.
Baca SelengkapnyaFlu dan pilek merupakan kondisi yang bisa terjadi di tengah perubahan cuaca. Kenali sejumlah cara yang bisa kita upayakan untuk mengatasinya:
Baca Selengkapnya