Dua Bocah 5 Tahun Hanyut di Sungai Kali Mayang Jember, Seorang Ditemukan Meninggal
Merdeka.com - Dua balita di Jember hilang saat asyik bermain sepeda di dekat rumahnya. Keduanya diduga hanyut di Sungai Kali Mayang dan seorang di antaranya telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Balita yang hanyut yakni bocah laki-laki bernama Faffiru Ilallah dan bocah perempuan bernama Bilbina. Keduanya sama-sama berusia 5 tahun.
Mereka dilaporkan hanyut pada Jumat (10/2) pagi, saat bermain di sekitar Sungai Kali Mayang, dekat rumahnya di Dusun Krajan, Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Jember.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Bagaimana kecelakaan sepeda itu terjadi? Pengendara motor trail itu bersenggolan dengan pesepeda yang paling depan dan mengakibatkan tiga orang jatuh. Sedangkan pengendara motor tersebut lantas langsung tancap gas.
-
Kapan dua bocah ini meninggal? Bocah ini meninggal pada masa kolonisasi Eropa awal di Amerika Selatan dan temuan ini memberikan pengetahuan baru terkait wabah cacar di kawasan tersebut.
-
Di mana kecelakaan sepeda terjadi? Rombongan pesepeda ditabrak oleh pengendara motor trail merek Kawasaki KLX 150 dengan pelat nomor B 3700 PCY di jalur sepeda kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pada Sabtu (22/7) kemarin.
-
Di mana kerangka dua bocah ditemukan? Dikutip dari laman Smithsonian Magazine, Rabu (3/7), kerangka bocah ini ditemukan di pemakaman di Huanchaco, kota di pantai Pasifik utara Peru.
Kapolsek Ambulu AKP Ma'ruf memaparkan, kedua korban awalnya terlihat asyik bermain sepeda anak di pekarangan rumahnya. Menjelang pukul 10.00 WIB, orang tua mereka mulai khawatir karena keduanya tak kunjung pulang.
"Lalu dilakukan pencarian bersama dengan menyusuri di pinggiran sungai. Juga lapor ke polisi," ujar Ma'ruf.
Baju Sangkut di Ranting
Tak berselang lama, pencarian membuahkan hasil dengan ditemukan bocah laki-laki bernama Faffiru Ilallah. Korban ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa dengan baju yang tersangkut di ranting pohon yang ada di pinggiran sungai.
"Korban bocah laki-laki ini sempat dievakuasi ke puskesmas untuk diberi pertolongan pertama dan pemeriksaan. Namun sudah meninggal dunia," lanjut Ma'ruf.
Adapun bocah perempuan atas nama Bilbina masih dalam pencarian. Proses pencarian melibatkan tim gabungan dari unsur Basarnas, BPBD, polisi dan relawan lainnya.
Ma'ruf menyebut kondisi medan yang licin akibat hujan cukup merepotkan tim pencari. Tim pencari juga harus berjalan kaki menyusuri sungai.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keduanya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada pagi Minggu (3/3)
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu yang lalu publik dikejutkan dengan kabar tenggelamnya dua bocah di Brebes.
Baca SelengkapnyaDua orang kakak-beradik yatim piatu diduga bunuh diri dengan cara meloncat dari atas Jembatan Tukad Bangkung Kabupaten Badung, Bali, Minggu (26/5).
Baca SelengkapnyaKorban sempat mendapatkan pertolongan pengunjung setempat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Baca SelengkapnyaAwalnya, korban bermain bersama kakaknya usia lima tahun dan temannya usia empat tahun di pinggir kali.
Baca SelengkapnyaTernyata dua bocah yang dicari justru ikut menyaksikan proses evakuasi di kerumunan warga.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Tanjung Makmur, Peninjauan, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, gempar dengan tewasnya bocah perempuan akibat terjatuh ke kolam ikan.
Baca SelengkapnyaSatu dari tiga korban meninggal dunia, sementara dua lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaOrang tua syok saat tahu dua anak sudah mengapung satu lagi hilang
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaSeorang saksi sempat melihat dan berusaha menyelamatkan anak itu, namun tidak berhasil.
Baca SelengkapnyaBencana longsor tersebut dipicu tingginya intensitas hujan yang menggujur kota Padang tanpa henti sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) pagi.
Baca Selengkapnya