Dua Bocah Keracunan Diduga Usai Makan Permen Cokelat, 1 Meninggal & 1 Dirawat di RS
Merdeka.com - Dua bocah di Panjang Wetang, Kecamatan Pekalongan Utara keracunan diduga akibat mengkonsumsi permen cokelat. Mereka adalah Jesika Putri (5) dan Nur Syria Rahma (5).
Jesika meninggal dunia usai menjalani perawatan di RSUD Bendan. Sedangkan, Nur Syria Rahma masih menjalani perawatan intensif di RSU Budi Rahayu.
Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Ferry Sandi Sitepu mengatakan pihaknya langsung memeriksa pedagang cokelat Mardjiana usai kejadian tersebut.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Siapa yang terkena keracunan? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Apa yang diderita dua bocah itu? Kedua bocah ini mengalami infeksi tulang langka yang disebabkan virus cacar.
-
Apa saja gejala keracunan makanan pada anak? Secara umum, gejala keracunan makanan pada anak meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, dan mungkin juga dehidrasi.
-
Apa gejala keracunan pada anak? Gejala keracunan makanan pada anak yang pertama adalah mual dan muntah lebih dari 3 hari. Anak yang mengalami keracunan makanan seringkali akan merasa mual dan muntah. Ini bisa terjadi beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan mengandung racun.
-
Kenapa anak mudah keracunan? Anak-anak memiliki sistem pencernaan dan kekebalan yang masih dalam tahap berkembang, sehingga mereka lebih rentan terhadap keracunan makanan.
"Kita periksa saksi pedagang permen cokelat. Dalam keterangannya memang benar menjual permen tersebut di warungnya," kata Ferry Sandi Sitepu saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (25/4).
Dari hasil pemeriksaan pedagang bahwa ada beberapa anak yang membeli permen cokelat di warungnya pada Rabu (24/4) pukul 17.00 WIB. Setiap hari, Mardjiana menjual permen dengan konsumen dari kalangan anak-anak.
"Satu permen cokelat harganya Rp 500. Tujuh anak beli permen itu, tapi hanya dua orang yang keracunan," ujarnya.
Anak-anak itu memakan cokelat bersama-sama. Ferry menyebut beberapa anak muntah diduga mengalami keracunan dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
"Total dua orang anak yang mendapatkan perawatan di rumah sakit. Satu orang meninggal pada Kamis (25/4) pagi, satu anak selamat namun masih kondisi lemas," jelas Ferry.
Mengetahui kejadian tersebut, polisi untuk melakukan pengecekan sampel permen cokelat tersebut ke laboratorium BPOM Semarang.
"Kita minta petugas untuk sita barang dagangan yang beredar di pasaran agar tidak mengalami kejadian serupa. Barang permen sebagian kita lab kan ke BPOM Semarang untuk mengetahui kandungan permen tersebut," ungkapnya.
Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang, Safriansyah menyatakan sudah menerima sampel permen yang diduga menyebabkan dua bocah keracunan.
"Kita sudah menerima sampel permen cokelat tersebut untuk segera dilakukan uji laboratorium. Tentunya ini butuh waktu," kata Safriansyah.
Pihaknya bersama Dinkes Pekalongan akan melakukan pemeriksaan terkait sampel permen cokelat itu. "Kita akan cek, kita belum tahu hasilnya dengan berkoordinasi Dinkes Pekalongan," ujarnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, siswa siswi SD 1 Klepu Jepara yang keracunan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaKorban keracunan meninggal dalam perjalanan menuju Rumah Sakit setelah hasil pemeriksaan diharuskan dirujuk.
Baca Selengkapnya30 Siswa SD di Meranti Keracunan Setelah Konsumsi Minuman Saset
Baca Selengkapnya13 Santriwati masih dirawat di Rumah Sakit Athaya Ujung Tanjung.
Baca SelengkapnyaPara pelaku sudah diamankan dan langsung dibawa ke Polsek Tarogong Kidul untuk dilakukan pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaPermen semprot yang sebabkan keracunan juga terdaftar di BPOM
Baca SelengkapnyaPenemuan mayat empat anak tersebut diketahui usai warga mencium bau busuk.
Baca SelengkapnyaKebakaran itu dianggap kejadian luar biasa karena korban meninggal dunia mencapai belasan orang.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaAnak-anak penderita gagal ginjal akut karena cemaran obat sirup beracun sedang berjuang untuk hidup.
Baca SelengkapnyaSementara untuk korban luka, lanjut Gatot, terdapat lima orang.
Baca Selengkapnya