Dua Cawali Surabaya Perang Klaim Unggul Hasil Survei
Merdeka.com - Perang klaim keunggulan berdasarkan hasil survei terjadi di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya. Jika sebelumnya pasangan calon (Paslon) Eri Cahyadi-Armuji (Erji) mengklaim unggul 6 persen, kini giliran paslon Machfud-Mujiaman (Maju) yang mengklaim unggul 20 persen.
"Hasil survei internal kami justru pasangan MAJU unggul 20 persen," ujar Direktur Komunikasi dan Media Tim Pemenangan MAJU, Imam Syafi’i, Selasa (27/10).
Anggota Komisi A DPRD Surabaya ini pun menyebut, hasil survei internal PDIP yang mengklaim unggul 6 persen itu dianggap tidak nyambung dengan fakta di lapangan.
-
Bagaimana PDIP membuktikan kecurangan Pilpres? Dia mengatakan, dalam gugatan ke MK, pihaknya tidak fokus pada selisih perolehan suara paslon nomor 03 Ganjar-Mahfud dengan paslon pemenang yang diumumkan KPU, tetapi akan fokus pada kecurangan yang terstrukur sistematis masif (TSM). Oleh karena itu, tim hukum telah mempersiapkan bukti yang kuat agar hakim MK tidak membuat keputusan yang salah atau tidak tergantung keyakinan yang didukung hanya minimal dua alat bukti. 'Kami memiliki data dan bukti yang kuat sekali. Kami tidak akan larut dengan masalah selisih angka perolehan, tapi kami akan folus pada TSM karena kejahatan ini sudah luar biasa. Kita akan yakinkan hakim dengan bukti yag kita miliki bahwa ini betul-betul kejahatan yang TSM,' kata Henry, dalam keterangan reami, Senin (11/3).
-
Bagaimana PDIP memenangkan pemilu? Kemenangan ini menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.Hal ini juga menegaskan bahwa visi dan misi partai ini sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Indonesia.
-
Apa yang ditemukan peneliti di Sirekap KPU? Peneliti Pusat Studi untuk Demokrasi, Kiki Rizki Yoctavian menyoroti sejumlah kejanggalan yang ditampilkan dalam aplikasi sistem rekapitulasi di situs website pemilu2024.kpu.go.id.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang mempertanyakan data kerawanan Pemilu di Kaltim? Isran mempertanyakan data yang dikeluarkan oleh Bawaslu tersebut. Sebab dalam riwayatnya, Kaltim tak pernah mengalami kericuhan dalam penyelenggaraan Pemilu.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Kalau Erji memang sudah unggul dari Maju, kan mestinya Bu Risma bisa lebih tenang. Bukan sebaliknya harus ngoyo sampai banyak laporan dugaan adanya pelanggaran dan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan Bu Risma untuk memenangkan Erji," paparnya.
Ia pun menegaskan, jika pihaknya curiga dengan hasil survei internal Paslon Erji yang dianggapnya mengingkari akal sehat. Ia bahkan mengklaim, jika survei internalnya lebih unggul jauh dari lawan.
"Saya justru merasa curiga hasil survei internal mereka kurang bagus sehingga terus menerus membuat narasi yang mengingkari fakta dan akal sehat. Karena sekali lagi hasil survei internal kami, Poltracking, unggul jauh," tegasnya.
Imam menduga, unggul 6 persen itu hanya klaim tim pemenangan Eri-Armuji. Apalagi, setelah klaim unggul, Eri-Armuji membuat isu tim MAJU galau, dan membuat tuduhan banyak APK Eri-Armuji dirusak pihak lain memuat hasil survei mereka unggul 6 persen.
"Ini seperti rangkaian framing seolah seolah Erji betul betul sudah unggul atas Maju, lalu pihak pendukung Maju frustasi dan merusak APK Erji. Ya seperti playing victim, untuk mencari simpati publik" jelasnya.
Imam mempersilahkan petugas untuk menangkap siapapun yang dengan sengaja merusak APK kedua paslon walikota dan wakil walikota surabaya. Imam yakin mereka bukan tim atau relawan MAJU.
Politisi Partai Nasdem ini mengungkapkan, yang terjadi di lapangan justru sebaliknya. Banner dan baliho Eri-Armuji berdiri tegak meski di tempat yang terlarang. Sementara baner dan baliho MAJU banyak yang dibongkar oleh petugas Satpol PP.
"Yang terjadi selama ini malah tebang pilih, baliho MAJU dibabat habis, biarpun itu di jalan kampung. MAJU tidak akan menggunakan cara-cara keji, fitnah dan tidak beradab. Pak Machfud Arifin sudah menegaskan harus menang dengan bermartabat," tukasnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengklaim, berdasarkan hasil survei internal, Paslon Eri-Armuji unggul 6 persen dari lawan politiknya, paslon Machfud-Mujiaman.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adanya perbedaan hasil survei elektabilitas calon kepala daerah di Pilkada 2024 dari lembaga survei belakangan menjadi sorotan.
Baca SelengkapnyaDalam survei tersebut, elektabilitas Andika Perkasa dan Ahmad Lutfi sangat berbeda jauh.
Baca SelengkapnyaLonjakan suara PSI di real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) menuai sorotan.
Baca SelengkapnyaSecara garis besar, Gerindra dan PDIP sama-sama unggul di enam kategori wilayah
Baca SelengkapnyaSetelah, Poltracking Indonesia, dilanjutkan dengan Parameter Politik Indonesia (PPI) dan Voxpol Center Research and Consulting.
Baca SelengkapnyaHal ini menanggapi perbedaan hasil survei Poltracking Pilgub Jakarta hingga memutuskan keluar dari Persepi. Poltracking juga diberi sanksi oleh Persepi.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei elektabilitas calon gubernur dan wakil gubermur di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga calon presiden; Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan saling salip. Terpotret dari hasil survei.
Baca SelengkapnyaPoltracking Indonesia mengumumkan keluar dari Persepi karena keberatan dengan hasil dewan etik Persepi soal perbedaan hasil survei dengan LSI di Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaMenurut Paloh, angka yang digambarkan pelbagai lembaga survei terhadap Anies itu tidak tepat.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil-Suswono hanya unggul di Jaksel. Sedangkan di empat wilayah lainnya kalah.
Baca SelengkapnyaPoltracking dilarang mempublikasikan hasil survei berikutnya, tanpa persetujuan dan pemeriksaan Dewan Etik.
Baca Selengkapnya