Dua kakak bocah pemakan batu bata meninggal karena gizi buruk
Merdeka.com - Nawasi (2), balita penderita gizi buruk yang mempunyai hobi mengkonsumsi batu bata, warga Kampung Cipare, Desa Bendung, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, kini mendapatkan perawatan di RSUD Banten. Kondisi tersebut menyebabkan tubuh Nawasi kurus dan perut membuncit.
Kini Nawasi menjalani perawatan intensif di ruangan perawatan balita ruang 462 lantai IV RSUD Banten, Jalan Syekh Nawawi, Kecamatan Cipocok, Kota Serang.
"Wasi paling sering memakan batu bata setiap harinya. Hobi itu membuat perawakan Wasi terlihat kurus dengan perut buncit seperti penderita bayi gizi buruk," kata Hambali orangtua Nawasi, saat ditemuI, Kamis (14/5).
-
Kenapa anak di Sumut bisa perut buncit? Penyebab perut buncit pada anak dapat bervariasi, seperti pola makan yang kurang sehat, kurangnya konsumsi serat dan cairan, kurangnya aktivitas fisik, atau masalah medis seperti gangguan pencernaan atau hipotiroidisme.
-
Apa penyebab perut buncit di anak? Beberapa anak mungkin mengalami perut buncit sebagai bagian normal dari pertumbuhan dan perkembangan mereka. Ini dapat disebabkan oleh adanya gas dan udara di saluran pencernaan, yang sering terjadi karena bayi menelan udara saat makan atau minum.
-
Kenapa anak jadi gemuk? Lebih lanjut, Klara menyampaikan bahwa sebagian besar kasus obesitas pada anak saat ini disebabkan oleh faktor gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat, bukan faktor genetik. Anak-anak cenderung mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori tetapi rendah nutrisi. Ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik akibat penggunaan gawai yang berlebihan, risiko obesitas semakin meningkat.
-
Apa ciri anak gemuk? Tanda-tanda tersebut termasuk perut besar, wajah bulat, dan dagu tebal. 'Tanda khususnya, sang anak wajahnya bulat, dagu tebal dan perutnya juga buncit sekali. Kemudian juga pada anak itu kelihatan payudaranya membesar,' kata Klara beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Apa dampak malnutrisi pada anak? Malnutrisi, khususnya stunting, berdampak langsung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk mencapai potensi optimal.
-
Kenapa anak yang gemuk belum tentu sehat? Seperti yang dikutip dari website Kemenkes tahun 2017, anak yang memiliki kelebihan berat badan entah itu overweight maupun obese, berarti terjadi penumpukan lemak sehingga memiliki risiko penyakit tidak menular (PMT).
Hambali yang sehari-hari bekerja sebagai penarik gerobak di Pasar Rau, Kota Serang, mengaku empat dari sepuluh anaknya sudah meninggal. Di mana anak keduanya mengalami demam tinggi, dan dua orang kakak Nawasi mengalami sakit yang sama dengan Nawasi yakni gizi buruk.
"Saya juga tidak tahu, sebelumnya kakaknya Wasi empat orang meninggal, dengan kondisi seperti Wasi. Yang satu keguguran, yang hidup cuma lima," ujarnya.
Sedangkan menurut kepala ruangan perawatan yang ditempati Nawasi, setelah menjalani perawatan di RSUD Banten di ketahui Nawasi mengalami gizi buruk, pembesaran hati dan limpa, dan kelainan sel darah. Sehingga Nawasi membutuhkan perawatan ekstra dan harus dilakukan secara bertahap hingga bisa pulih kembali.
"Saat ini kondisinya lebih baik dibandingkan saat pertama datang. Berat badan Wasi 7,5 kilogram, seharusnya di usia dia di atas 10 kilogram. Juga hemoglobin nya pertama masuk hanya 2, lalu 7 sekarang sudah 9," kata Kepala Ruang rawat Inap Anak RSUD Banten, Mirawati.
Diberitakan sebelumnya, seorang anak bernama Nawasi (2) penderita gizi buruk yang tinggal di Kampung Cipare Idul, Desa Bendung, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, mempunyai kebiasaan aneh yakni menyemili batu bata di tembok rumahnya.
Perilaku tidak lazim yang dilakukan anak dari pasangan Hafsah dan Hambali ini telah berlangsung sejak satu tahun lebih.
Nawasi juga sudah lama menderita gizi buruk, sehingga kondisi tubuhnya kurus dan perut buncit. Nawasi seperti anak-anak lainnya juga makan nasi atau bubur, namun dalam setiap hari dia makan batu bata yang berada di tembok rumahnya.
Kedua orangtuanya hanya pasrah, tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikan kebiasaan anaknya itu. Makan batu bata tersebut dilakukan Nawasi sejak umur satu tahun, bila dilarang makan batu bata dia akan menangis. Nawasi juga diketahui menderita penyakit hepatitis, dan orangtuanya yang sehari-hari bekerja sebagai penarik gerobak di pasar Rau tidak mampu membiayai pengobatan.
"Sudah lama, dari umur 1 tahun makan batu bata," kata Hamami, kakak Nawasi. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan jasad ayah dan anak yang telah membusuk di rumahnya, Jalan Balai Rakyat V, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara membuat geger warga.
Baca SelengkapnyaDua kakak beradik itu pun bertahan hidup dengan memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaDitinggal orangtua, dua bocah ini harus tinggal sebatang kara. Aksi kakak rawat adik seadanya begitu menyayat hati.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Tanjung Makmur, Peninjauan, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, gempar dengan tewasnya bocah perempuan akibat terjatuh ke kolam ikan.
Baca SelengkapnyaTentu, menjadi pertanyaan, apakah stunting dan gizi kurang atau gizi buruk sama?
Baca SelengkapnyaSetelah memakan belalang tersebut, korban mengalami sakit perut dan muntah-muntah
Baca SelengkapnyaBencana longsor tersebut dipicu tingginya intensitas hujan yang menggujur kota Padang tanpa henti sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) pagi.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian tersebut, dua orang yakni sopir dan kernet. Dua orang diamankan yakni Agustinus Woda (37) dan Arsyad (55).
Baca SelengkapnyaPeristiwa tawuran ini berawal ketika sekelompok remaja datang menggunakan sepeda motor. Korban datang bersama teman-temannya langsung menjadi sasaran.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi dari tim medis menunjukkan bahwa balita berinisial AGS (5) tidak meninggal akibat kekerasan seksual.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar
Baca SelengkapnyaPolisi resmi menghentikan perkara ini usai merampung investigasi.
Baca Selengkapnya