Dua kali Komjen Budi Gunawan bikin luluh DPR
Merdeka.com - Wakapolri Komjen Budi Gunawan ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Budi pun menjalani uji kepatuhan dan kelayakan di DPR.
Dalam kesempatan itu, mantan Kalemdikpol itu pun memaparkan visi dan misinya jika memimpin BIN. Budi menjelaskan dalam rangka pencegahan, penangkalan dan penanggulangan terhadap ancaman yang mungkin timbul dan mengancam keamanan nasional diperlukan peningkatan kapasitas personel, teknologi, sistem manajemen, SOP dan budaya organisasi.
"Langkah optimalisasi dilakukan terhadap peran dan kemampuan BIN baik secara lembaga maupun personel agar dapat menjalankan perannya secara profesional, objektif dan berintegritas guna mendukung sistem keamanan nasional," kata BG di ruang rapat Komisi I DPR.
-
Siapa yang menilai Budi Djiwandono lebih cocok di DPR? 'Mas Budi Djiwandono bagusan di DPR, cocok. Teman baik saya itu,' kata Aria Bima, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/5).
-
Kenapa Aria Bima menilai Budi Djiwandono cocok di DPR? 'Mas Budi Djiwandono cocok (maju Pilgub Jakarta), tapi lebih cocok ada di DPR RI, dari Aria Bima sebagai temennya,' ujar dia.
-
Siapa ketua DPR? Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin sampaikan apresiasi.
-
Apa jabatan politik Budi saat ini? Jabatannya adalah seorang Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.
-
Siapa yang pernah jadi anggota DPR RI? Sosok Romo Wisnoe yang begitu berpengaruh di tengah kelompok penghayat, menjadi magnet bagi partai politik saat itu. Sejumlah partai berebut menariknya menjadi anggota partai. Dan di era 1980-an, dia lolos menjadi legisltatif sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Golkar.
-
Kenapa DPR apresiasi Jaksa Agung? Komisi III mengapresiasi sikap tegas Jaksa Agung dalam menghadapi oknum Kajari yang ditangkap oleh KPK. Semuanya berlangsung cepat, transparan, tidak gaduh, dan tidak ada upaya beking-membeking sama sekali, luar biasa. Memang harus seperti ini untuk jaga marwah institusi dan kepercayaan masyarakat. Kejagung harus selalu zero tolerance terhadap oknum!
Budi menjalani uji kepatutan dan kelayakan selama hampir tiga jam. Saat penyampaian visi digelar secara terbuka. Namun, ia tak berkenan saat penyampaian misi dilakukan secara terbuka.
Setelah tes selesai, Komisi I pun menggelar rapat. Hasilnya, Komisi I memutuskan Budi Gunawan layak diangkat menjadi Kepala BIN yang baru menggantikan Sutiyoso.
"Rapat internal Komisi I DPR memutuskan memberikan pertimbangan, saudara Budi Gunawan layak dan patut sebagai Kepala Badan Intelijen Negara menggantikan Sutiyoso," kata Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari.
Keputusan tersebut diambil setelah Komisi I DPR mendengarkan pemaparan visi dan misi yang disampaikan oleh Budi Gunawan dalam uji kepatutan dan kelayakan. Keputusan juga diambil setelah sepuluh fraksi di Komisi I DPR memberikan pandangannya terhadap pencalonan Budi Gunawan sebagai Kepala BIN.
Meski demikian, Politikus PKS itu tidak menjelaskan secara gamblang alasan memberikan pertimbangan terhadap pencalonan Budi Gunawan sebagai pimpinan lembaga telik sandi.
"Ada pertimbangan rapat yang tidak bisa disampaikan," katanya.
Uji kepatuhan dan kelayakan Budi Gunawan di DPR bukan kali ini. Dulu, Budi pernah tes sebagai calon Kapolri.
Pada 2015 silam, Budi Gunawan menjalani tes calon Kapolri meski menyandang status tersangka dugaan rekening gendut. Budi Gunawan kala itu datang mengenakan seragam polisi lengkap. Budi Gunawan selanjutnya memasuki ruang sidang dan mengikuti fit and proper test.
Dalam kesempatan itu, Budi Gunawan menjelaskan terkait kasus rekening gendut yang menjeratnya. Di hadapan anggota Komisi III, Budi membantah kalau dirinya mempunyai rekening yang fantastis.
"Saya prihatin," katanya.
Komisi III DPR pun terkesan sangat memudahkan jalan bagi Komjen Budi Gunawan (BG) saat fit and proper calon Kapolri. Padahal saat itu Komjen BG sudah ditetapkan tersangka oleh KPK. Partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) yang biasanya kritis dan tidak jarang juga mengecam kebijakan Jokowi, namun untuk kali ini soal pencalonan BG saat fit and proper test terlihat kompak mendukung dan meloloskannya.
Budi pun melakukan perlawanan dengan praperadilan dan diputuskan status tersangka tidak sah. Padahal praperadilan bukan untuk pembatalan status tersangka. Hukum pun ditabrak. Polemik berkepanjangan pun terjadi antara KPK dan Polri.
Namun, Presiden Joko Widodo akhirnya bersikap soal polemik pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Dalam jumpa persennya selama lebih kurang 5 menit, Jokowi, sapaannya, memutuskan membatalkan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.
Kini, saat tes kepala BIN, DPR pun tak mempermasalahkan Budi dulu pernah menyandang status tersangka.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan politisi PDIP itu menegaskan bahwa Prabowo sudah bersih karena sudah berkali-kali ikut Pilpres.
Baca SelengkapnyaMantan politisi PDIP itu menegaskan bahwa Prabowo sudah bersih karena sudah berkali-kali Prabowo ikut Pilpres
Baca SelengkapnyaPembicaraan tersebut dilakukan saat Budi Gunawan akan masuk dalam Kabinet Merah Putih.
Baca SelengkapnyaPDIP menanggapi isu pergantin Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (BG).
Baca SelengkapnyaCerita Budiman Sudjatmiko ketika ditangkap dan dipenjara saat Orde Baru.
Baca SelengkapnyaBudiman Sudjatmiko menegaskan pertemuannya dengan calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto, bukanlah bentuk dukungan
Baca SelengkapnyaPolitikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko membantah tuduhan meminta jatah menteri ke PDIP.
Baca SelengkapnyaPrabowo dan Budiman berseberangan saat masa orde baru.
Baca SelengkapnyaBudi Djiwandono mengaku sudah membicarakan mengenai Pilkada DKI Jakarta kepada Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaSekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkap jika PDIP tidak mengirim kadernya untuk masuk ke kabinet
Baca SelengkapnyaBudi mengatakan, Partai Gerindra sudah mengantongi nama yang akan diusung di Pilgub Jakarta mendatang
Baca SelengkapnyaPDIP Ungkap Budiman Sudjatmiko Dapat Tawaran saat Bertemu Prabowo
Baca Selengkapnya