Pemuda Tewas di Tempat Pesta, Dua Kelompok Perguruan Silat Bentrok di NTT
Merdeka.com - Bentrokan dua kelompok perguruan silat terjadi di Naibonat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (6/6) dini hari tadi. Akibat bentrok itu satu orang tewas.
Kejadian itu berawal ketika Ramos Horta Soares (19), korban tewas, mendatangi tempat pesta di lokasi seratus Desa Manusak sekitar pukul 02.00 wita. Korban kemudian diajak duduk beberapa orang yang tidak dikenalnya.
Beberapa saat kemudian, terjadi keributan mengakibatkan korban tertikam menggunakan benda tajam. Pelaku diketahui berinisial MAB. "Korban meninggal dunia di RSUD Naibonat," Kasat Reskrim Polres Kupang, Iptu Simson Amalo.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Kenapa dua kelompok pemuda ini berkelahi? Dua kelompok pemuda yang bentrok tersebut ialah dari kelompok Markus (21) dengan kelompok Jony (24). Awalnya, terjadi saling caci maki antara Markus dan Jony melalui via whatsapp dan akhirnya saling tantang. Karena, sebelumnya permasalahan tersebut terjadi karena keduanya saling memperebutkan seorang perempuan.
-
Siapa yang terlibat dalam perkelahian antar pelajar? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Siapa saja yang terlibat dalam perkelahian? Dua kelompok pemuda yang bentrok tersebut ialah dari kelompok Markus (21) dengan kelompok Jony (24).
Menurut Simson, kejadian itu mengakibatkan dua kelompok perguruan bela diri terlibat bentrok. Dua kelompok itu, yakni Perguruan Kera Sakti dan PSHT.
Ramos merupakan murid dari perguruan PSHT. Sedangkan terduga pelaku berasal dari perguruan Kera Sakti.
Bentrok pun meluas. Kelompok massa yang diduga dari pihak korban pagi harinya melakukan aksi balas dendam. Bentrok itu terjadi hingga pukul 10.24 Wita.
Aksi balas dendam itu mengakibatkan rumah milik Gaspar Dos Santos, 65 tahun, dirusak massa. Sejumlah barang hancur dan satu unit sepeda motor dibakar.
Bentrokan itu menyebabkan korban berjatuhan dari kedua kelompok. Tiga warga dari kelompok penyerang diketahui mengalami luka akibat terkena senjata tajam. Sementara satu dari kelompok yang diserang mengalami luka.
"Tiga korban dari kelompok penyerang mengalami luka panah. Sedangkan dari kelompok yang diserang, satu korban dengan luka lemparan batu," ujarnya.
Aparat gabungan TNI-Polri diterjunkan mengamankan lokasi bentrokan. Situasi saat ini berangsur kondusif.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tawuran itu diawali saling ejek di Instagram. Mereka membawa senjata tajam, mulai dari samurai, parang, pisau, hingga celurit.
Baca SelengkapnyaPelaku berasal dari geng remaja bernama Geng Bhirues atau Biang Rusuh dan Kampung Sumur Bersatu
Baca SelengkapnyaPenetapan dua tersangka ini berdasarkan hasil keterangan saksi dan barang bukti yang menunjukkan keterlibatan mereka dalam pengeroyokan tersebut.
Baca SelengkapnyaBentrokan yang terjadi juga menghanguskan sejumlah motor di Jalan Timor Raya.
Baca SelengkapnyaKasus kekerasan diduga melibatkan dua perguruan silat kembali terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaDari pemeriksaan sementara, dua kelompok ini merupakan anggota yang membuat akun Instagram
Baca SelengkapnyaAksi pengeroyokan bermula ketika korban mengunggah video di WhatsApp miliknya dengan mengenakan atribut salah satu perguruan silat.
Baca SelengkapnyaSatu anak tewas dibacok di punggung hingga menembus jantung
Baca SelengkapnyaKasus pengeroyokan bermula dari kesalahpahaman terkait keanggotaan korban dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), salah satu perguruan silat.
Baca SelengkapnyaLima belas tersangka telah dipindahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Changhua untuk diselidiki atas kasus pembunuhan.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo meminta agar kejadian seperti bentrokan di Bitung tidak terulang kembali.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut kondisi Kota Bitung saat ini aman dan terkendali.
Baca Selengkapnya