Dua Kelompok Warga Bentrok di Abepura Sepakat Berdamai
Merdeka.com - Dua kelompok warga yang bentrok di jalan baru Abepura akhirnya sepakat damai. Persoalan itu diselesaikan secara kekeluargaan setelah dilakukan mediasi di Aula Mapolsek Abepura, Kamis (21/10) siang.
Mediasi itu dipimpin langsung Kapolresta Jayapura Kota Kombes Gustav R. Urbinas, didampingi Kapolsek Abepura AKP Lintong Simanjuntak, yang dihadiri Tokoh masyarakat Tolikara Penias Wakur, Iwan Narek, orang tua pelaku atau yang dituakan di masyarakat Tolikara belakang Ramayana, Gembala Masyarakat Tolikara Rundiki Kogoya, Agustinus Narek alias Namburundung (pelaku), Pengurus KKSS Provinsi Papua H. Darwis Massi, Ketua DPC KKSS Wilayah Abepura Harhan, Badan Pengurus KKSS Kota Jayapura M. Dg. Tolli, Ketua Panguyuban Gowata J. Dg. Silla dan H. Ramli korban penganiayaan dan perusakan.
Gustav mengatakan puji syukur permasalahan yang terjadi tadi malam sudah kami selesaikan yang di fasilitasi oleh Kapolsek Abepura AKP Lintong Simanjuntak.
-
Bagaimana bentrokan itu berakhir? Kondisi tersebut bisa diurai setelah beberapa jam kemudian.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Bagaimana polisi mengatasi kedua pria yang ribut? Demi mengembalikan kesadaran para pelaku, polisi pun melakukan tindakan. Keduanya diguyur air kolam yang berlokasi di kantor setempat.
-
Bagaimana solusi penyelesaian konflik Papua? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Bagaimana cara keluarga APD dan pelaku mencapai kesepakatan? 'Orangtua pelaku juga sudah membuat kesepakatan dengan kami ada poin yaitu membantu biayanya pengobatan anak sampai dirinya sembuh dan ada nominal yang sudah disepakati hanya saja tidak pantas saya sebutkan,' imbuhnya.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
"Diucapkan terima kasih kepada kedua belah pihak karena kejadian yang terjadi tadi malam sudah diselesaikan dan menyatakan berdamai," ujar Gustav.
Dia menegaskan, apabila ada permasalahan yang sama terjadi lagi maka para orang tua dan tokoh masyarakat agar jangan dibela lagi sehingga menjadi efek jera yang akan diproses hukum yang berlaku, karena kalau kita tidak lakukan itu maka dia akan selalu melakukan tindakan kekerasannya itu lantaran merasa dia dibela," kata dia.
Dia melajutkan, untuk biaya pengobatan bagi masyarakat Tolikara yang berada di rumah sakit akan dibantu pihaknya.
"Saya berharap agar kita bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Jayapura, karena setelah PON kemarin kita akan lanjut mengamankan PEPARNAS yang akan dilaksanakan di Kota Jayapura maupun Kabupaten Jayapura," kata Gustav.
"Dari hasil mediasi yang telah dilakukan ada beberapa poin yang intinya kedua belah pihak sepakat berdamai dan ganti rugi serta menjamin masing-masing warganya untuk tidak akan melakukan hal-hal yang melanggar hukum diluar permasalah ini dan kedua belah pihak berjanji tidak akan saling dendam, saling mengganggu atau bermusuhan," kata dia
"Dengan dibuatkan surat pernyataan ini, kedua belah pihak menyepakati hal tersebut dan tidak akan mengingkari, namun apabila ada yang melanggar maka siap diproses sesuai hukum yang berlaku di Negera Kesatuan Republik Indonesia," tandasnya.
Sebelumnya, bentrok antar warga terjadi di Jalan Baru Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua. Akibat kejadian ini, tiga orang terluka. Polisi menegaskan, bentrokan tersebut tidak terkait suku.
"Kedua warga yang terlibat keributan yakni kelompok masyarakat Papua yang berada di belakang Ramayana, dengan kelompok masyarakat pendatang yang berdomisili di sekitar Jalan Baru Abepura saling menyerang. Dan saya tegaskan ini tidak mewakili suku," kata Kapolresta Jayapura Kombes Gustav R Urbinas, Rabu (20/10) Malam.
Kejadian keributan ini berawal sekitar pukul 21.20 WIT, ketika salah satu warga Papua yang jatuh lalu ke kios pertigaan dekat eks Wong Solo dan diberikan bantuan untuk diobati. Tetapi sekembalinya dari situ, orang tersebut menyampaikan kepada warga kalau dipukul. Hal ini yang menjadi pemicu keributan hingga pelemparan ke kios tersebut.
"Setelah melakukan pelemparan ke kios itu, masyarakat sekitar yang berjualan melihat hal tersebut dengan spontan dan merespons untuk membantu, sehingga terjadilah saling lempar," jelasnya.
Dia menuturkan, dari kronologis tersebut, polisi akan dalami persoalan dan akan dilakukan pemeriksaan serta kedua belah pihak akan dipertemukan.
"Dari kejadian itu, ada tiga korban luka ringan yakni pemilik kios, anaknya kena lemparan batu yang saat ini dalam penanganan medis di RS AL Hamadi. Sedangkan saudara kita dari masyarakat Papua dua orang diobati di RS Bhayangkara yang didampingi oleh Kapolsek Abepura. Dan untuk lukanya ada yang kena lempar dan yang satunya kena panah di lengan, namun sudah dilakukan operasi ringan untuk dicabut. Sementara dua orang tersebut sedang beristirahat di RS Bhayangkara," ucapnya.
Sekitar pukul 22.00 WIT, polisi sudah melerai kedua belah pihak dan pukul 23.00 WIT situasi aman dan kondusif. Masing-masing kelompok sudah kembali ke tempatnya serta polisi telah memberikan imbauan supaya tidak melanjutkan aksi-aksi.
"Kalaupun kedua belah pihak inginkan proses hukum, ya kita akan proses hukum, makanya dari awal kita akan memintai keterangan dulu, termasuk kita akan cek yang diobati dan akan meminta visum masing-masing," pungkas Gustav.
Satu regu personel Polresta Jayapura bersama satu regu Brimob Polda Papua dan satu regu tim Charli ditempatkan di lokasi kejadian, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan bersama.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua Kelompok Bentrok akibat Lakalantas di Wouma, 2 Tewas dan 5 Luka-Luka
Baca SelengkapnyaBeruntungnya, dari cekcok ini berhasil dicegah oleh petugas aparat kepolisian yang ada di lokasi.
Baca Selengkapnyakejadian ini sempat mengganggu situasi arus lalu lintas. Namun saat ini sudah bisa terurai
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu menyebabkan satu orang tewas. Penyebab pasti bentrokan tersebut masih terus diselidiki,
Baca Selengkapnyajenazah disemayamkan di rumah duka keluarga masing-masing di SP 1 dan SP 2 Mimika.
Baca SelengkapnyaKapolda menegaskan kerusuhan tersebut merupakan masalah komunikasi antara dua organisasi massa tersebut tidak ada kaitan dengan dua parpol.
Baca SelengkapnyaWakasat Samapta Polres Metro Depok AKP Winam Agus mendatangi mereka dan meminta agar menghentikan pertikaian.
Baca SelengkapnyaMasalah ini selesai usa mediasi dua belah pihak. Antara kedua ormas sepakat tidak melakukan aktivitas apapun di lahan tersebut sampai adanya putusan pengadilan.
Baca SelengkapnyaHasil penyelidikan sementara bahwa kejadian tersebut melibatkan dua kelompok remaja
Baca SelengkapnyaTawuran ini sempat viral di media sosial, karena memicu kemacetan.
Baca Selengkapnya"Komandan wilayah Polda Papua Barat dan TNI telah bertemu untuk komunikasi dan menyelesaikan persoalan tersebut dengan baik,"
Baca SelengkapnyaDikutip melalui akun instagram @jktinfo, terekam sejumlah masyarakat yang dari kedua sisi jalan saling menyerang dengan batu dan petasan
Baca Selengkapnya