Dua makam berbeda simbol agama, Raja Indragiri dan Jenderal Portugis
Merdeka.com - Dua makam yang berdampingan yakni makam Raja Narasinga II dengan makam bekas tawanan perangnya yang diangkat sebagai menterinya yakni Jenderal Verdicho Marloce berdampingan.
Makam Raja Narasinga II yang ornamennya melayu simbol seniotik Islamic. Sementara, makam Jenderal Verdicho Marloce identik dengan simbol seniotik identitas diri Nasrani yang berlambangkan salib pada batu nisannya di sebelah makam Raja Narasinga II.
Kedua makam ini terletak di Kawasan Cagar Budaya peninggalan sejarah kerajaan Indragiri, di desa Kota Lama kecamatan Rengat Barat, kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.
-
Siapa yang dimakamkan dengan batu di atasnya? 'Itu laki-laki dewasa, umurnya sekitar 40 sampai 60 tahun. Dia berbaring miring ke kiri dengan kaki ditekuk dan menghadap ke timur.'
-
Siapa yang dimakamkan di bawah batu nisan? Menurut catatan sejarah, batu nisan tersebut kemungkinan milik ksatria Sir George Yeardley.
-
Siapa yang dimakamkan di pemakaman kerajaan? Semua ini menunjuk pada seseorang berpangkat tinggi—mungkin seorang komandan atau panglima militer—yang dikebumikan di makam ini.
-
Siapa yang dimakamkan di makam kuno itu? Menurut tulisan yang ada di dinding makam, kuburan itu adalah milik seorang pejabat istana bernama Seneb Neb-Af dan istrinya, Idet.
-
Di mana makam kaisar kuno ini ditemukan? Makam ini ditemukan di reruntuhan Wangzhuang di Yongcheng.
-
Siapa yang dimakamkan? Berdasarkan bukti kontekstual, dapat diasumsikan orang tersebut adalah seorang pejuang laki-laki, menurut Zagórska-Telega.
Raja Narasinga II ini berperang dan berjuang merebut kota Malaka dari kekuasaan kerajaan Portugis di bawah komando Jenderal Verdicho Marlos sebagai panglima perangnya, selama 20 tahun antara tahun 1512 sampai 1532.
"Jenderal Verdicho Marloce beragama Nasrani, namun mengabdikan diri kepada Raja Narasinga II yang notabene beragama Islam. Artinya Jenderal Verdicho mengabdi pada Islam, namun tetap pada agamanya hingga akhir hayatnya," ujar Saharan Staf Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Batu Sangkar Wilayah Sumbar, Riau dan Kepulauan Riau, saat berbincang dengan merdeka.com Kamis (25/6) malam.
Dikatakan Saharan, Jenderal Verdicho sebelumnya merupakan panglima perang Portugis yang memiliki otak pintar. Namun saat perang melawan Raja Narasinga II di Selat Malaka yang dikenal dengan perang Teluk Ketapang sekitar Abad ke 15, Jenderal Verdicho dan anak buahnya kalah dan menjadi tawanan perang.
"Pada perang itu dimenangkan oleh Raja Narasinga II, sementara Jenderal Verdicho menjadi tawanan perang raja Narasinga, hingga akhirnya dimanfaatkan menjadi menteri di kerajaan Indragiri karena kepintarannya," kata Saharan.
Hingga pada akhirnya, Raja Narasinga II meninggal lebih dulu daripada Jenderal Verdicho. Kemudian jenazah Jenderal Verdicho dimakamkan bersebelahan dengan Raja Narasinga II, sejajar dengan para menteri lainnya.
"Dilihat dari jenis batu nisannya, Raja Narasinga II lebih dahulu wafat, kemudian disusul Jenderal Verdicho Marlos. Sehingga diberikan sebuah penghormatan kepada Jenderal Verdicho dimakamkanlah di sebelah makam Raja Narasinga, sejajar dengan para menteri lainnya," katanya.
"Artinya, Narasinga II memegang teguh kebijakan kerukunan antar umat beragama, karena tidak pernah memaksakan Jenderal Verdicho untuk pindah agama," lanjut Saharan.
Raja Narasinga II bergelar Paduka Maulana Sri Sultan Alaudin Iskandar Syah Johar Jirullah fil Alam, Sultan yang ke IV, Sultan Pertama di Indragiri.
"3 sultan sebelumnya posisinya tidak di Indragiri namun tinggal dan menetap di Malaka, sedangkan Raja Narasinga II inilah Sultan Indragiri pertama yang menetap di Indragiri makanya disebut Sultan Indragiri yang pertama," jelas Saharan.
Menurut Saharan, Raja Narasinga II juga menyebarkan syiar agama Islam di wilayah kekuasaannya, saat itu belum terbentuk negara Indonesia dan Malaysia.
"Kalau dilihat peta sekarang, wilayah kekuasaan Raja Narasinga II itu meliputi Malaka Raya termasuk Malaysia dan Riau, yang dibuktikan dengan munculnya kerajaan Sijori (Singapore Johor Riau) di Daek Lingga kepulauan Riau," terang Saharan. (mdk/siw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Raja Narasinga II bersama istrinya Putri Dang Purnama dikenal sebagai pemimpin yang arif dan bijaksana.
Baca SelengkapnyaAndi Sumpu Muhammad yang diberi gelar Panglima Jukse Besi, dikenal dengan kesaktiannya.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaMakam yang berada di Desa Simpang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi ini lokasinya sangat dekat dengan aliran Sungai Batanghari.
Baca SelengkapnyaBukti pertama kali mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Kuno berasal dari Prasasti Canggal.
Baca SelengkapnyaIa adalah buah hati anak Raden Toemenggoeng Ario Soerjodiningrat, Bupati Probolinggo.
Baca SelengkapnyaCandi ini dibangun sebagai penghormatan anak kepada ayah
Baca SelengkapnyaMakam pendeta ini bukanlah kuburan pendeta sembarang. Ada banyak alasan yang melatarbelakanginya.
Baca SelengkapnyaRaja Airlangga membagi kerajaan untuk kedua putranya. Upaya itu disebut sia-sia karena kedua putranya melakukan perang saudara.
Baca SelengkapnyaMakam itu merupakan persemayaman Raja Amangkurat I yang merupakan anak dari Sultan Agung Hanyokrokusumo
Baca SelengkapnyaDewi Suhita memimpin Majapahit saat kondisi kerajaan itu tidak baik-baik saja. Ia dihadapkan pada perang Paregreg. Pembawaannya yang tenang jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan Jenderal TNI-Polri berstatus keturunan bangsawan. Siapa saja sosoknya?
Baca Selengkapnya