Dua pelajar SMK di Penajam Kaltim terlibat duel, satu tewas
Merdeka.com - Dua pelajar sekelas di sebuah SMK negeri di kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Ap (17) dan Su (17), terlibat duel. Ap akhirnya meregang nyawa lantaran diduga menderita sesak napas. Lima orang pelajar pun telah dimintai keterangan kepolisian setempat terkait insiden ini.
Keterangan diperoleh, peristiwa nahas itu terjadi Rabu (27/4) kemarin. Saat itu, Su tengah belajar di kelas. Rekan sekelas Su, Ap, kemudian datang mengganggu Su. Dia mengganggu dengan cara menggoyang-goyang meja kelas Su.
"Pelaku Su, sempat bilang jangan ganggu saya. Mungkin dikira Ap, Su melawan. Ap lantas menyeret Su, keluar kelas. Ada saksi-saksi rekan-rekannya karena mereka berdua teman sekelas," kata Kapolres Penajam Paser Utara, AKBP Djarot Agung Riadi, kepada merdeka.com, Kamis (28/4).
-
Kenapa ratusan pelajar itu ditangkap? 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang terlibat dalam perkelahian antar pelajar? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Siapa yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
Di luar kelas, Su dan Ap, terlibat baku hantam disaksikan rekan-rekan sekelas dan kelas lainnya di sekolah itu. Su, sempat dipiting oleh korban Ap.
"Korban Ap lantas menendang dan mengenai Su. Su lantas membalas memukul mengenai rahang Ap. Keduanya sama-sama jatuh. Tidak, tidak ada pengeroyokan terhadap Ap," kata Djarot.
Berselang beberapa saat kemudian, Ap, lantas sempat digotong ke kelas Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mendapatkan perawatan pascaduel itu. Namun belakangan, Ap akhirnya terpaksa harus dilarikan ke RSUD Penajam Paser Utara lantaran menderita sesak napas.
"Di perjalanan, korban Ap meninggal dunia," kata Djarot.
Sementara ini, 5 saksi kesemuanya berusia di bawah umur, telah dimintai keterangan oleh kepolisian pascaperistiwa itu. Saksi yang diperiksa, merupakan teman-teman satu kelas korban dan pelaku. Namun demikian, proses hukum berlangsung secara khusus.
"Kita upayakan, koordinasikan dengan Bapas (Balai Pemasyarakatan), dan juga dengan Dinas Sosial. Penanganan kan harus spesial karena di bawah umur," tukas Djarot.
"Yang jelas, proses hukum tetap lanjut, tapi karena pelaku di bawah umur, penanganannya ya dilakukan secara khusus. Saya garisbawahi bahwa tidak ada pengeroyokan," tandasnya.
Pagi tadi, jenazah Ap telah dimakamkan keluarganya. Peristiwa itu menarik perhatian warga lantaran minimnya pengawasan guru, terkait insiden perkelahian keduanya di dalam areal sekolah.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah menjalani operasi korban masih belum sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaSetelah kelimanya diperiksa, terungkap motif di balik duel dua remaja yakni karena sakit hati.
Baca SelengkapnyaPerkelahian massal itu berawal dari ajakan melalui salah satu platform media sosial (medsos).
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru dalam kasus yang masih dalam penyelidikan ini.
Baca SelengkapnyaMereka berkelahi karena saling tantang di media sosial.
Baca SelengkapnyaAksi kekerasan di lingkungan SMK 2 Yupentek, Curug, Kabupaten Tangerang. Videonya viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKorban perundungan sudah melaporkan peristiwa yang menimpanya.
Baca SelengkapnyaLokasi Duel 2 Remaja Putri Gunakan Sajam yang Viral Diduga di Palembang, Ini Kata Polisi
Baca SelengkapnyaAkibat tawuran satu orang alami luka bacok di bagian punggung.
Baca SelengkapnyaTawuran itu diawali saling ejek di Instagram. Mereka membawa senjata tajam, mulai dari samurai, parang, pisau, hingga celurit.
Baca SelengkapnyaKeterangan sekolah bahwa CCTV dipasang di tiga lokasi yakni SD, lantai bawah SD dan lantai tiga SMA yang berada satu kawasan.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku sama-sama terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
Baca Selengkapnya