Dua Peserta MOS Tewas, SMA Semi Militer Palembang Dilarang Terima Murid Tahun Depan
Merdeka.com - Gubernur Sumsel Herman Deru secara resmi membekukan SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang. Keputusan ini sebagai dampak dua siswa tewas diduga dianiaya saat mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di sekolah itu.
Herman Deru mengungkapkan, keputusan diambil dalam rapat terbatas bersama Dewan Pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, Senin (5/8). Secara teknis, sekolah itu dilarang menerima siswa baru pada tahun ajaran 2020/2021.
"Hari ini sudah kita putuskan bersama bahwa SMA Taruna Indonesia tidak boleh menerima siswa baru pada tahun ajaran berikut atau pada 2020/2021. SMA tersebut dibekukan selama satu tahun," ungkap Deru.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
-
Kenapa anak-anak jadi korban bullying di sekolah baru? Memulai sekolah baru bisa menjadi pengalaman yang menantang bagi anak-anak. Selain harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, mereka juga harus menghadapi kemungkinan menjadi korban bullying. Hal ini rentan dihadapi ketika mereka memasuki situasi baru yang tidak familiar sebelumnya.
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
-
Bagaimana cara SD Negeri 20 Palembang menarik siswa baru? Tiga peserta yang tinggal di sekitar sekolah tersebut mendaftar secara offline. Sementara pada saat PPDB sistem online tak satu pun calon siswa yang mendaftar.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
Keputusan ini berdasarkan temuan tim investigasi atas pelanggaran administratif dan standar operasional prosedur (SOP) pendidikan menengah. Hal ini menjadi pelajaran bagi sekolah lain agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
"Mulai sekarang harus menghentikan belajar mengajar bersifat militer, karena saya larang. Untuk atribut terserah, untuk proses belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa. Kalau selama pembekuan setahun mereka tidak lakukan perubahan, sebaiknya (sekolah) menutup diri," tegasnya.
Hasil investigasi menemukan banyak hal. Terdiri dari kurangnya pencahayaan asrama dan area sekolah yang sempit, tidak memenuhi syarat sebagai sekolah asrama.
"Terlalu banyak kesalahannya, bukan cuma saat MOS saja. Jadi jika mau kami aktifkan kembali, silakan berbenah. Tim akan mengecek apakah sudah sesuai SOP atau tidak, begitu juga dengan infrastruktur sekolah apakah sudah diperbaiki atau belum," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu SMP swasta di Surabaya hanya diminati dua pelajar saat pendaftaran tahun ajaran baru. Namun, satu di antaranya justru mengundurkan diri.
Baca SelengkapnyaDiketahui, pembukaan pendaftaran seleksi Pegawai Negeri Sipil (CPNS) jalur sekolah kedinasan akan dibuka dalam dua hari ke depan, yakni pada 15 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaSelain GRO ada dua orang murid dari sekolah yang sama turut menjadi korban berinisial A dan S.
Baca SelengkapnyaPerkelahian massal itu berawal dari ajakan melalui salah satu platform media sosial (medsos).
Baca SelengkapnyaPihak sekolah sudah mendatangi rumah-rumah calon murid tapi tak ada hasil
Baca SelengkapnyaPolrestabes mengklaim bahwa kematian siswa SMKN 4 Semarang, karena hendak tawuran.
Baca SelengkapnyaKedua korban diketahui bermain di tiang bendera yang ada di halaman sekolah. Salah satu korban membuka baut penyangga sehingga tiang miring ke arah jalan.
Baca Selengkapnya10 Murid dan gurunya tewas usai kecelakaan saat menggelar acara perpisahan kelas 3 SMA di Subang
Baca SelengkapnyaKedua kelompok pelajar sepakat melakukan tawuran di Kampung Kukun, Kelurahan Jayabakti, Kecamatan Cabangbungin.
Baca SelengkapnyaAksi penyerangan terhadap dua SMAN tersebut pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban menyayangkan tidak ada rasa bersalah pelaku ke keluarga.
Baca Selengkapnya