Dua Wartawan di Bandung Diintimidasi & Dianiaya Polisi Saat Meliput Hari Buruh
Merdeka.com - Dua Wartawan di Bandung Diintimidasi & Dianiaya Polisi Saat meliput Hari Buruh. Dugaan aksi kekerasan terhadap wartawan oleh pihak kepolisian mewarnai aksi hari buruh di Kota Bandung.
Aparat keamanan diduga memukul dan menghapus karya foto wartawan yang melakukan peliputan. Peristiwa ini berawal saat Fotografer Tempo, Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza (Reza) memantau sekaligus meliput aksi di beberapa titik sekitar Gedung Sate.
Saat tiba di Jalan Singaperbangsa, sekitar Dipatiukur, Prima dan Reza melihat ada keributan antara polisi dengan massa yang didominasi berbaju hitam-hitam. Mereka diduga bukan dari kalangan buruh.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Bagaimana polisi menanggapi demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas. Adapun, exit tol Cikarang dialihkan ke exit tol lain seperti Bekasi Barat maupun Cibitung.
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Kapan demo buruh terjadi? Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman menerangkan, pada 14.31 Wib, polisi mendapat laporan massa buruh berdemontrasi di jalan arteri tepatnya sekitar exit tol Cikarang.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
Reza dan Prima mengaku melihat massa berbaju hitam tersebut dipukuli oleh polisi. Melihat kejadian tersebut, keduanya langsung membidikkan kamera ke arah kejadian tersebut. Setelah pindah lokasi untuk mengabadikan gambar yang lain,
Reza tiba-tiba dipiting oleh seorang anggota polisi. Menurut Reza polisi tersebut dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung. Dari penuturan Reza, anggota Tim Prabu itu menggunakan sepeda motor KLX berplatnomor D 5001 TBS. Ia dibentak. "Dari mana kamu?"
Reza langsung menjawab “wartawan,"sekaligus menunjukkan id pers nya. Lalu polisi tersebut malah mengambil kamera yang dipegang Reza sambil menginjak lutut dan tulang kering kaki kanannya berkali-kali hingga memar.
"Sebelum kamera diambil juga sudah ditendang-tendang. Saya mempertahankan kamera saya. Sambil bilang saya jurnalis," kata Reza.
Setelah mengambil kamera Reza, polisi tersebut menghapus sejumlah gambar yang sudah diabadikan Reza.
Sedangkan Prima Mulia mengalami hal yang sama. Hanya saja, Prima tidak mendapat kekerasan fisik dari polisi. Prima mengaku sempat ditahan oleh tiga orang polisi. Dia diancam dan foto-fotonya dihapus. Salah satu polisi itu mengatakan "Mau dihabisin?"
Sebelumnya, Prima Mulia melihat dan mengambil foto polisi yang memukuli demonstran. Beberapa kali, menurutnya, terdengar beberapa kali tembakan peringatan ke udara.
"Saat mengambil gambar itulah saya ditangkep tiga orang polisi preman sambil mengancam dan minta gambar dihapus. Dari situ Saya lihat Reza mengalami kekerasan fisik Dan didorong sampai jatuh. Semua file foto dihapus," kata Prima.
Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema saat dikonfirmasi, belum memberikan respons terkait dugaan kekerasan anak buahnya itu.
AJI Bandung Kecam Kekerasan Aparat
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung, Ari Syahril Ramadhan mengutuk keras tindakan represif aparat kepolisian kepada fotografer Tempo Prima Mulia dan jurnalis lepas Iqbal Kusumadireza alias Reza dalam demo buruh di Gedung Sate, Bandung.
"Kita jelas mengutuk tindak kekerasan yang dilakukan polisi terhadap jurnalis yang tengah melakukan tugas jurnalistik," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (1/5).
Ari mengaku saat ini kedua jurnalis tersebut sedang diberi pengobatan di sebuah rumah sakit. Pihaknya beserta korban akan mengadukan aksi sewenang-wenang aparat kepolisian tersebut ke Propam.
"Kita akan lapor ke Propam setelah ini," ujar Ari.
Reporter: Yopi Makdori
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video penganiayaan terhadap petugas Satpol PP saat aksi demo buruh beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaSetelah dua tahun berperkara di meja hijau, Nurhadi, jurnalis Tempo yang jadi korban kekerasan oleh polisi mendapatkan titik terang.
Baca SelengkapnyaEri mempersilakan menggelar demonstrasi setiap saat karena itu bagian dari demokrasi.
Baca SelengkapnyaDua sekuriti rumah sakit merampas handphone wartawan
Baca SelengkapnyaDua petugas Satpol PP Surabaya yang berniat membantu warga, justru babak belur diamuk oknum buruh
Baca SelengkapnyaTNI-AL bertanggung jawab untuk melakukan proses pengobatan terhadap korban.
Baca SelengkapnyaJurnalis televisi diduga menjadi korban penganiayaan saat meliput demo menolak revisi UU Pilkada di depan Gedung DPRD Jabar
Baca SelengkapnyaKondisi nahas dialami dua orang polisi saat menangkap terduga penipu daring di OKI, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah mulai mengumpulkan bukti-bukti seperti rekaman CCTV dan lainnya.
Baca SelengkapnyaDua awak media yang mendapat tindakan kekerasan itu ialah kameramen Kompas TV dan reporter CNN Indonesia.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca Selengkapnya