Dubes RI untuk Saudi Bantah Indonesia Tak Dapat Kuota Haji Karena Vaksin Sinovac
Merdeka.com - Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, menepis kabar yang menyebut pemberangkatan haji tahun ini batal karena Vaksin Sinovac yang digunakan Indonesia dalam rangka menekan penyebaran virus Covid-19. Dia menegaskan, hingga saat ini semua negara sedang menunggu keputusan Arab Saudi.
"Tidak ada info seperti itu (soal vaksin Sinovac). Saya tegaskan bahwa sampai hari ini, detik ini, belum ada pengumuman resmi dari Kerajaan Saudi terkait pelaksanaan haji tahun 2021 ini," kata Agus Maftuh kepada merdeka.com, Jumat (3/5).
Bahkan, katanya, Warga Negara Indonesia di Saudi juga masih menunggu keputusan pemerintah Arab untuk pelaksanaan haji. Menurutnya, untuk tahun ini, terdapat 1 juta WNI di Arab Saudi yang ingin melaksanakan Ibadah Haji.
-
Mengapa pertandingan Timnas Indonesia melawan Arab Saudi di tunggu? Namun, pertandingan ini sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar skuad Garuda.
-
Kapan pertandingan Arab Saudi vs Indonesia? Pertandingan antara Arab Saudi dan Indonesia akan menjadi pertemuan pertama bagi kedua tim di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
-
Kapan waktu tunggu untuk haji reguler? Hanya saja, yang perlu diketahui, haji reguler ini memiliki masa tunggu rata-rata 20 tahun.
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Kapan Arab Saudi cek visa jemaah? Pemeriksaan juga dilakukan di pintu masuk Kota Mekkah. Identitas jemaah akan diperiksa kembali.
"Kami berharap secepatnya ada pengumuman resmi karena banyak WNI di Arab saudi yang menunggu kesempatan untuk ibadah haji tahun ini. Sebab menunggu prosedur Saudi," ungkapnya.
Sebelumnya diketahui Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Khoirizi, membantah penilaian yang menyebut pemberangkatan jemaah haji ditiadakan sebagai keputusan terburu-buru. Keputusan itu, kata dia, sudah dilakukan melalui kajian mendalam.
"Keputusan itu tentu berdasarkan kajian mendalam, baik dari aspek kesehatan, pelaksanaan ibadah, hingga waktu persiapan. Tidak benar kalau dikatakan terburu-buru," tegas Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Khoirizi, di Jakarta, Jumat (4/6).
"Pemerintah bahkan melakukan serangkaian pembahasan, baik dalam bentuk rapat kerja, rapat dengar pendapat, maupun rapat panja haji dengan Komisi VIII DPR," sambungnya.
Khoirizi mengatakan Kementerian Agama tentu berharap ada penyelenggaraan haji. Bahkan, sejak Desember 2020, Kemenag sudah melakukan serangkaian persiapan, sekaligus merumuskan mitigasinya. Dia mengatakan beragam skenario sudah disusun, mulai dari kuota normal hingga pembatasan kuota 50%, 30%, 25% sampai 5%.
Bersamaan dengan itu kata dia persiapan penyelenggaraan dilakukan, baik di dalam dan luar negeri. Persiapan layanan kata dia di dalam negeri, misalnya terkait kontrak penerbangan, pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih), penyiapan dokumen perjalanan, penyiapan petugas, dan pelaksanaan bimbingan manasik.
Demikian pula penyiapan layanan di Saudi, baik akomodasi, konsumsi, maupun transportasi, termasuk juga skema penerapan protokol kesehatan haji, dan lainnya. Namun, semuanya baru bisa diselesaikan apabila besaran kuota haji sudah diterima dari Saudi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Agama mengingatkan agar masyarakat tidak tergiur dengan tawaran haji tanpa antre yang beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaCatat! Nekad Berhaji Tanpa Visa Haji Bisa Dideportasi dari Arab Saudi
Baca SelengkapnyaMenteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah telah mengeluarkan fatwa terkait visa resmi tersebut.
Baca SelengkapnyaTahun depan, Indonesia kembali mendapat kuota sebanyak 221.000
Baca SelengkapnyaDiketahui, seleksi PPIH Arab Saudi tingkat pusat diawali dengan proses pendaftaran dan seleksi berkas dari 11 - 19 Januari 2024
Baca SelengkapnyaKemenag menjamin, jemaah haji bisa masuk ke Arafah, Muzdalifah dan Mina
Baca SelengkapnyaJelang pelaksanaan haji, Pemerintah Arab Saudi sudah terbitkan 171.000 visa jemaah haji.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20.000 pemegang visa nonhaji masih berada di wilayah Kerajaan Arab Saudi. Mereka disinyalir berencana melaksanakan ibadah haji tanpa visa haji.
Baca SelengkapnyaSebanyak 554 kloter sudah terbentuk dan tervisa sesuai dengan jumlah kuota jemaah haji Indonesia.
Baca SelengkapnyaSampai tanggal 24 April 2024, tercatat sudah ada 75.572 visa jemaah haji reguler yang terbit.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan antrean haji di Indonesia sangat panjang.
Baca SelengkapnyaRencananya mereka akan dipulangkan pada Sabtu (1/6) malam sekitar jam 23.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Baca Selengkapnya