Dubes Yuddy Chrisnandi 'Curhat' dalam Buku Dari Kyiv Menulis Indonesia
Merdeka.com - Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Georgia dan Armenia, Yuddy Chrisnandi meluncurkan buku karyanya berjudul 'Dari Kyiv Menulis Indonesia'. Dalam buku itu, Yuddy banyak menuangkan pemikiran selama menjalankan tugas menjadi Dubes sejak April 2017 ke buku karyanya tersebut.
Yuddy mengatakan, bukunya itu merupakan manifestasi pemikirannya, selama mengemban tugasnya sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk negara Ukraina, Georgia dan Armenia yang berkedudukan di Kyiv, Ukraina sejak April 2017 lalu hingga sekarang ini.
Dalam sambutannya saat peluncuran buku yang digelar di Aula Blok I Universitas Nasional, Jakarta Selatan, Yuddy mengaku buku tersebut merupakan benang merah pandangannya tentang pertahanan dan keamanan Indonesia, baik dari aspek geopolitik, ekonomi maupun pemetaan politik dalam negeri.
-
Apa filosofi utama yang Dedi Mulyadi pegang dari budaya Sunda? Bagi Dedi, budaya Sunda sangat filosofis karena itu dirinya tak bisa melepaskannya dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam berpolitik.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
-
Apa yang Dito ajarkan ke Rudi? Karena Rudi belum begitu familier tentang penggunaan fitur fitur yang ada di komputer, dia meminta Dito mengajarinya.
-
Bagaimana Didi Sunardi mengajak untuk kembali ke jalan yang lurus? “Mari kita tinggalkan hal-hal yang dapat menyengsarakan hidup kita, mari kita benahi hidup kita semua, mari kita kembali ke jalan yang lurus,“ ucapnya.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi menerapkan budaya Sunda dalam tata kelola kehidupan? Mengutip ANTARA, nilai luhur dari budaya Sunda yang membuatnya terus menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Dirinya sempat menyampaikan bahwa Sunda memiliki banyak filosofis, salah satunya menciptakan dampak tata kelola kehidupan yang sehat.
-
Siapa 'Idi'? Makam tersebut ternyata milik putri tunggal gubernur provinsi Asyut pada masa pemerintahan Firaun Senuret 1 (memerintah 1961 hingga 1915 SM) yang dikenal sebagai Jefai-Happy.
"Dalam satu bagian, saya menulis tentang terjadinya perubahan revolusioner kehidupan bangsa dan negara yang bergeser dari tata nilai communal state menjadi tata nilai global individual yang disebabkan oleh kemajuan IT (Information Technology)," ucap Yuddy, Selasa (8/10/2019).
Dia bahkan mengatakan, teknologi informasi kini telah menjadi kekuatan baru yang mengendalikan tatanan sosial budaya, mempengaruhi perdagangan domestik dan internasional, mengubah peta perpolitikan dan secara drastis merevolusi sistim pertahanan dan keamanan dunia.
"Kini, negara-negara maju membelanjakan sebagian besar anggaran militernya untuk belanja teknologi informasi berbasis data, karena mereka meyakini dengan penguasaan itu mereka akan unggul beberapa langkah di depan," ucap dia.
Menurut Yuddy, ke depan, penguasaan teknologi informasi, penguasaan Big Data, penguasaan algoritma dan artificial intelligence akan menjadi senjata yang paling berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa-bangsa di dunia, jauh lebih berbahaya sejak penemuan bom atom jelang akhir perang dunia ke dua.
"Teknologi ini mampu men-drive perilaku, kebiasaan, pemikiran manusia secara massal dalam waktu yang singkat," ucap dia.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) itu juga mengatakan, pertahanan di masa depan tidak akan lagi mengandalkan alat dan sistem persenjataan konvensional seperti pesawat tempur, peluru kendali yang canggih, maupun penggunaan persenjataan pemusnah massal lainnya.
"Perang di masa yang akan datang akan dikendalikan oleh suatu sistem algoritma yang mengendalikan seluruh informasi vital individual setiap manusia, sistem ini mampu berjalan sendiri memprovokasi kelompok masyarakat, bangsa-bangsa, yang berpotensi menimbulkan chaos kemanusiaan di negara tertentu dan berimplikasi dampak buruknya juga bagi negara lainnya," ucap politikus Partai Golkar itu.
Buku setebal hampir 300 halaman ini memuat juga perhatian Yuddy dalam kerangka berpikir global dalam memperhatikan isu-isu lokal. Ia melepaskan semua gagasan dan pandangannya secara komprehensif, runut dan sistematis melihat persoalan serta tantangan dalam negeri Indonesia di tengah dinamika geopolitik dunia.
Melalui buku ini, Yuddy menuntun untuk memasuki dimensi ruang pemikiran yang luas, menjangkau masa depan namun tetap diikatkan dalam kesadaran akan pemahaman nilai ke-Indonesiaan.
Yuddy mengharapkan buku ini dapat menjadi referensi akademis bagi para pengambil keputusan dalam menentukan arah kebijakan negara ke depan. Dari Kyiv, Yuddy menulis tentang bagaimana Indonesia seharusnya untuk berselancar di atas gelombang revolusi dunia.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Semoga Perang Rusia- Ukraina segera berakhir dan kondisi global perlahan kembali normal dan kondusif," kata Panglima.
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia beruntung memiliki tiga pemikir ternama yang selalu mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
Baca SelengkapnyaSejak tahun 2017, Merdeka.com rutin menerbitkan Buku Merdeka dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti meminta para pemuda agar disiplin menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam berkomunikasi.
Baca SelengkapnyaMenurut Edy, antangan Indonesia saat ini lebih sulit karena bukan hanya ancaman dari luar, tetapi juga dari dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPutu Supadma Rudana menilai sistem pendidikan Indonesia saat ini perlu merujuk kembali ke ajaran Ki Hajar Dewantara.
Baca SelengkapnyaDari monitoring tersebut kemudian akan menjadi catatan dan evaluasi BPIP.
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy meyakini, Ibu Kota Nusantara (IKN) dapat menjadi pusatnya Indonesia di masa yang akan datang.
Baca SelengkapnyaDia tak ingin anak muda menjadi generasi yang tidak mengetahui tujuan negara di masa depan.
Baca SelengkapnyaYenny menilai Prabowo mempunyai kemampuan strategic thinking.
Baca SelengkapnyaYenny menyebut, bahwa Prabowo masuk dalam top listnya terkait kandidat capres yang didukung di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaBuku yang ditulis Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI itu disebut mengupas tuntas konflik Rusia vs Ukraina serta faktor-faktor penyebabnya. SImak selengkapnya!
Baca Selengkapnya