Duka bocah 2,5 tahun jadi korban tewas kebiadaban teroris
Merdeka.com - Aksi terkutuk Johanda (33) pelaku peledakan bom di halaman Gereja Oikumene, Jalan Cipto Mangunkusumo, Samarinda, Kalimantan Timur membuat balita berusia 2,5 tahun Intan Olivia Marbun meninggal. Korban menderita luka bakar cukup serius sehingga nyawanya tidak tertolong.
Intan meninggal dunia sekitar pukul 05.00 WITA pagi tadi, dalam perawatan intensif medis RSUD Abdul Wahab Syachranie Samarinda. Balita perempuan itu dirujuk bersama korban ledakan balita lainnya, T (3), sejak kemarin sore dari RSUD IA Moeis, rumah sakit milik Pemkot Samarinda.
"Benar, satu orang korban meninggal dunia di rumah sakit ya," kata Kasubbag Humas Polresta Samarinda, Iptu Hardi, kepada wartawan.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
-
Apa yang terjadi pada bocah tersebut? Tampak kepala seorang bocah tersangkut di kolong roda bus. Diduga, bocah ini tengahh bermain di area parkiran bus.
Dirut RSUD AW Syachranie Samarinda dr Rachim Dinata menerangkan, kondisi Intan memang paling kritis, di mana luka bakarnya mencapai sekitar 78 persen. Saat masuk perawatan intensif RSUD AW Syachranie, dia langsung mendapatkan perawatan medis dari bermacam dokter ahli.
"Ditangani dokter bedah plastik untuk luka bakarnya, bedah umum, anastesi dan dokter anak. Tapi nyawanya tidak tertolong karena luka bakarnya sekitar 70 persen. Orang dewasa saja, di atas 45 persen sudah berat, apalagi ini anak bayi," kata Rachim.
Balita T, lanjut Rachim, juga terpantau tim medis menderita luka bakar sekitar 50 persen. Tim dokter, terus berupaya semaksimal mungkin, untuk memulihkan kondisinya.
"Sampai pagi ini (balita T) masih bertahan. Masa kritis 10-12 hari. Kalau bisa melewati 12 hari, Insya Allah bisa terbantu," ujar Rachim.
"Dua pasien anak lainnya yang mengalami luka bakar, akan kita ambil dari RS Moeis. Keduanya itu menderita luka bakar sekitar 16 persen," tambahnya.
Juga dijelaskan Rachim, selain menderita luka bakar, korban ledakan juga mengalami trauma inhalasi di saluran pernapasan, sehingga menyebabkan pembengkakan paru-paru.
"Di samping terkena ledakan, korban anak ini juga terhirup asap setelah ledakan," demikian Rachim.
Terkait meninggalnya Intan, Forum kebhinekaan yang terdiri dari beberapa perwakilan masyarakat melakukan aksi penyalaan seribu lilin di depan Bundaran HI, Jakarta Pusat sebagai wujud belasungkawa.
Koordinator Aksi Iwan Dwi Laksono mengatakan aksi seribu lilin ini terbentuk atas dasar kesamaan rasa dukacita simpatisan. Aksi ini juga wujud atas kemarahan mereka terhadap aksi teror yang menyebabkan timbulnya korban.
Iwan menegaskan seharusnya keberagaman masyarakat Indonesia harusnya disikapi dengan bijak sesuai dengan Pancasila. Dalam aksi ini mereka juga menekankan mengecam segala bentuk terorisme. "Kita boleh berbeda beda namun kita harus tetap satu dalam kebhinnekaan," ujar Iwan.
Mereka berharap dengan adanya korban yang meninggal dunia akibat kejadian ini tidak akan ada lagi korban yang lain yang menjadi korban atas ketidakadilan.
Sementara itu, Kapolda Kalimantan Timur (Kaltim) Irjen Safaruddin di hadapan keluarga Intan berjanji akan mengusut sampai tuntas pelaku dari insiden tersebut. Bukan hanya itu, dia juga akan mengejar jaringan dari pelaku pengeboman gereja tersebut.
"Kita akan mengusut tuntas pelaku beserta jaringannya," kata Safaruddin.
Jenderal bintang dua ini berharap cukup Intan yang menjadi korban dari perbuatan kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab. Dia mengecam aksi brutal tersebut. "Jangan ada lagi korban," pungkas Safaruddin.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Desa Tanjung Makmur, Peninjauan, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, gempar dengan tewasnya bocah perempuan akibat terjatuh ke kolam ikan.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian tersebut, dua orang yakni sopir dan kernet. Dua orang diamankan yakni Agustinus Woda (37) dan Arsyad (55).
Baca SelengkapnyaKorban terjatuh akibat tersenggol badan kiri bus yang tengah berbelok masuk ke dermaga eksekutif Merak.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan saksi, pelaku membanting korban lebih dari dua kali.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia mengalami sejumlah luka akibat benda tajam.
Baca SelengkapnyaSiswi berinisial AR (11), murid kelas empat SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) tewas akibat luka bakar.
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terhadap RML (5) dilakukan berbulan-bulan. Akibatnya, korban luka-luka di sekujur tubuh.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia 4 tahun di Jambi yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ditemukan sudah jadi mayat di bawah gardu listrik.
Baca SelengkapnyaDari video dengan durasi 45 detik yang beredar, awalnya terlihat seorang bocah bermain sendirian.
Baca SelengkapnyaBocah itu sempat dilaporkan hilang saat orang tuanya berkegiatan di Masjid Raya Al-Jabbar pada Minggu (17/12) malam.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara ini pun telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Pariaman.
Baca Selengkapnya