Dukung Kopassus, puluhan pria berbaju loreng demo di Komnas HAM
Merdeka.com - Sejumlah orang yang tergabung dalam Forum Komunikasi Putra Putri TNI Polri (FKPPI) menggelar aksi di depan kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat. Aksi mereka dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Kopassus dalam kasus Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta.
Pantauan merdeka.com, Jumat (12/4) mereka datang menggunakan baju loreng warna hijau dan cokelat. Mereka juga membawa spanduk dukungan untuk Kopassus dan mobil untuk berorasi.
"Bubarkan Komnas HAM," teriak mereka.
-
Bagaimana Komnas HAM mengungkap pelaku? 'Ada penggalian fakta tentang peran-peran Pollycarpus atau peran-peran orang lain yang ada di tempat kejadian perkara atau yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir atau yang menjadi alasan TPF ketika itu untuk melakukan prarekonstruksi, melacak percakapan nomor telepon dan lain-lain lah,' kata Usman di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (15/3).
-
Apa yang digali Komnas HAM? Usman ditanya seputar peran Pollycarpus dan peran orang lain di tempat kejadian perkara kematian Munir. Komnas HAM juga bertanya sosok yang terlibat dalam perencanaan pembunuhan Munir.
-
Siapa yang diperiksa Komnas HAM? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu.
-
Apa yang diminta Komnas HAM dari Polda Jabar? 'Sebagai salah satu upaya dalam memastikan penegakan hukum atas kasus tersebut, Komnas HAM kembali meminta keterangan Polda Jawa Barat,' kata Uli dalam keteranganya, Selasa (21/5).
-
Siapa yang disurati Komnas HAM? Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kembali melakukan penyelidikan terkait dengan kasus tewasnya Vina dan kekasihnya, Eky di Cirebon.
-
Siapa yang mengalami pelanggaran HAM? Abdul mengaku mendapat telepon dari kerabat di Shanghai pada September 2017. Menurut Abdul, kerabatnya itu mengabarkan bahwa adiknya diambil dari kamp konsentrasi warga Uighur di China.
Mereka menganggap Komnas HAM hanya ingin mencari muka saja karena korban dalam kasus Cebongan dianggap preman. Padahal, di Jakarta juga banyak preman-preman yang mati.
"Di Jakarta juga banyak preman mati. Tetapi mereka tidak peduli," ujar salah satu orator.
Akibat aksi itu, Jalan Latuharhary menuju Manggarai menjadi macet karena demonstran menggunakan sebagian badan jalan. Polisi tampak berjaga mengawal aksi itu. Sejumlah perwakilan mereka juga telah diterima oleh Komnas HAM untuk berdialog. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pangung Rakyat 'Bongkar' diadakan untuk mengajak semua pihak melawan pelemahan pemberantasan korupsi dan menuntut penuntasan kasus HAM.
Baca SelengkapnyaSekitar tiga hari tim dari Komnas HAM berada di Semarang untuk mengumpulkan bukti dan meminta keterangan saksi dan korban.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini digelar dengan orasi-orasi politik dari sejumlah dosen, budayawan, seniman dan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaDalam aksi tersebut mereka menekankan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) untuk semua serta menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM mendesak Kapolda Jawa Tengah dan Kapolda Sulawesi Selatan melakukan evaluasi atas dugaan penggunaan kekerasan oleh polisi saat mengamankan demo.
Baca SelengkapnyaEks Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen (purn) Soenarko turun memimpin massa.
Baca SelengkapnyaMantan Danjen Kopassus Ikut Demo Hasil Pemilu di KPU, Ini Kata Mabes Polri
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 pelaku yang awalnya tak dikenal kini sudah diketahui identitasnya dan segera ditangkap.
Baca SelengkapnyaRevisi UU Pilkada memicu aksi unjuk rasa di Gedung DPR. Aksi tersebut turut diikuti para komika atau seniman stand up comedy.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaMereka kemudian membakar spanduk besar bergambar Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, Kaesang Pangarep dan menantu Bobby Nasution
Baca SelengkapnyaMereka akan menyuarakan protes terhadap hasil pemilu Pemilu 2024
Baca Selengkapnya