Dukungan pada elite partai retak, elektabilitas Jokowi naik
Merdeka.com - Jelang pemilu 2014, nama dan elektabilitas Joko Widodo ( Jokowi ) kian menanjak. Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mencatat, perolehan suara responden terhadap Jokowi naik 6 persen dari bulan Mei lalu, kemudian nama Prabowo dan Aburizal Bakrie mengikuti di belakangnya.
"Pada survei CSIS Mei lalu, Jokowi sebagai capres (Top of Mind) juga paling tinggi. Sekarang meraih dukungan mencapai 34,7 persen. Prabowo sebanyak 10, 7 persen dan Aburizal Bakrie 9 persen, sementara calon lainnya di bawah 6 persen," papar Kepala Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS Philips Vermonte, saat rilis survei nasional 'Tanda-tanda Berakhirnya Oligarki Elite Partai?' di Gedung CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (1/12).
Menurut Philips, kenaikan dukungan Jokowi ini harusnya menjadi catatan penting bagi semua partai. Jokowi bukan pengurus elit partai tetapi bisa mengalahkan calon-calon dari kalangan pendiri atau pengurus inti partai.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Kenapa Jokowi dibolehkan ikut kampanye? Undang-Undang Pemilu tidak melarang seorang presiden untuk ikut kampanye, apakah untuk pemilihan presiden atau pemilihan legislatif. Beleid yang sama juga tidak melarang kepala negara untuk berpihak atau mendukung salah satu pasangan calon presiden.
-
Siapa yang disebut sebagai timnya Jokowi? 'Prabowo-Gibran serta koalisi Indonesia maju, kami terang-terangan dan tidak malu-malu dan tidak mencla-mencle. Kami adalah timnya Pak Joko Widodo dan Anda tahu saya sekian tahun adalah lawan Pak Jokowi. Dua kali saya kalah (dari Jokowi),'
-
Gimana caranya Jokowi ikut kampanye? Pasal 281 mensyaratkan pejabat negara yang ikut berkampanye dilarang untuk menggunakan fasilitas negara atau mereka harus cuti di luar tanggungan.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
"Prabowo, Wiranto, dan Aburizal Bakrie adalah tokoh lama dan juga elit partai. Tapi Jokowi ini bukan pengurus inti partai, tapi dia mendapat dukungan. Ini menunjukkan tanda oligarki partai sudah retak. Keretakan ini harus didorong agar memaksa semua partai untuk menemukan figur yang mendapat dukungan arus bawah," kata Philips.
Pilihan dan dukungan arus bawah masyarakat justru ada pada sosok Jokowi . Hal ini tak lain karena semakin pintar dan demokratisnya masyarakat dalam memilih sosok pemimpin. Sayang perilaku ini tidak berlaku dalam internal partai politik.
"Masyarakat semakin demokratis tapi partai bisa mengikuti pola demokrasi itu di dalamnya. Ini dibuktikan dari elit-elit yang mereka ajukan sebagai pilihan capres," ujar Philips.
Selain Jokowi , Philips juga melihat adanya perbaikan sistem calon presiden pada Partai Demokrat yang melakukan konvensi. "Selain Jokowi , tanda retaknya oligarki elit partai di Indonesia sebetulnya juga terlihat pada Partai Demokrat yang memberi ruang, walau sedikit, pada kemunculan tokoh non-elit Demokrat melakukan Konvensi," kata Philips lagi.
Survei CSIS ini dilakukan di 33 provinsi dan berlangsung pada 13 sampai 20 November 2013 dengan wawancara tatap muka. Jumlah sampel 1180 responden dengan margin of error 2,85 persen tingkat kepercayaan 95 persen. Pemilihan responden dilakukan secara acak bertingkat dan proporsi kelamin 50:50 persen untuk laki-laki dan perempuan. Proporsi responden untuk desa dan kota juga sebesar 50:50 persen sesuai dengan data BPS 2011. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ridwan Kamil-Suswono yang diusung koalisi gemuk, kemudian Pramono Anung dan Rano Karno calon dari PDIP.
Baca SelengkapnyaKunto menerangkan, dengan menunjuk relawannya, Jokowi juga tidak harus konsultasi dengan pimpinan parpol jika ingin mengambil kebijakan di Kominfo.
Baca SelengkapnyaRenggangnya hubungan Jokowi dan PDIP juga bisa mempertegas posisi pendukung Jokowi di luar PDIP.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres naik signifikan mengalahkan Mahfud MD dan Cak Imin.
Baca Selengkapnya