Dulu tinggal di kandang kambing, kini Sarbini punya rumah baru
Merdeka.com - Sarbini (52) warga Kampung Palembangan, Kecamatan Keragilan, kabupaten Serang, sempat menjadi perbincangan karena kehidupan yang memprihatinkan. Dia bersama 13 anaknya selama lima tahun lebih tinggal di gubuk bekas kandang kambing.
Sarbini tinggal di bekas kandang kambing setelah rumahnya rusak dan rata dengan tanah usai diterjang banjir. Tinggal selama lima tahun dengan kondisi gubuk yang sangat mengkhawatirkan, tanpa ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Serang.
Pada bulan Agustus kemarin, kondisi keluarga Sarbini sangat mengkhawatirkan menjadi sorotan media. Bebagai bantuan berdatangan untuk keluarga tersebut, terutama dari Kementerian Sosial dan Pemkab Serang.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Kenapa tempat tinggal Samudi sangat memprihatinkan? Ia pun hanya bisa pasrah dan berbuat sebisanya untuk menyambung hidup.
-
Kenapa rumah Anjasmara di sawah terbengkalai? Sayangnya, rumah tersebut sudah lama terbengkalai dan diketahui sudah tidak terawat lagi.
-
Apa yang terjadi di Banten akibat kekeringan? Akibat fenomena ini, warga Banten kini mengalami kesulitan untuk mendapat air bersih. Sawah dan ladang mereka pun kini kekeringan.
-
Bagaimana kondisi rumah di permukiman terbengkalai? Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
-
Apa yang membuat kampung itu terbengkalai? Sementara rumah-rumah di sekeliling rumah Bu Wahyuti tampak terbengkalai. Bagian atap hingga dindingnya sudah dipenuhi tumbuhan merambat.
Kini Sarbini dan ke 13 anaknya dapat tinggal di rumah yang dibangun di atas tanah miliknya. Dua rumah dengan beralaskan keramik dan beratap asbes dibangun untuk tempat tinggal Sarbini.
Dua rumah sederhana dengan dua kamar kini menjadi tempat tinggal yang cukup nyaman untuk Sarbini dan anak-anaknya.
Meski rumah yang diangun oleh pemerintah tersebut belum ada sumur untuk sumber air bersih, Sarbini cukup bersyukur dengan segala yang telah dia dapat.
"Sangat bersyukur, rumah sudah dibangun. Kamar mandi WC ada, cuma sumur enggak ada. Jadi kalau mandi ke sungai. enggak apa-apa, sambil ngajarin anak berenang," kata Sarbini saat ditemui di rumahnya.
Tidak hanya itu, 9 dari 13 anak Sarbini kini telah bersekolah. Tiga anak sudah bekerja dan berkeluarga, satu anak masih di bawah umur dan sisanya bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah dan sekolah mengambil paket A.
"Alhamdulillah kini sudah sekolah semua. Ada yang di Madrasah Ibtidaiyah, karena sekolahnya dekat dari rumah. Dan ada yang ngambil paket A. Kalau yang besar sudah kerja dan berkeluarga," ujar Sarbini.
Sarbini yang sehari-hari hanya bekerja serabutan, harus bekerja keras untuk menghidupi anak-anaknya. Dia harus masih berpikir keras untuk dapat menghidupi keluarga.
"Beli beras karungan, kalau lagi ada uang. Kalau lagi enggak ada disiasati beli literan. Bantuan ada hanya sekali dari PKH, tapi sekarang-sekarang belum dapat lagi," ujarnya.
Sarbini juga menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya, sehingga mendapatkan rumah yang nyaman. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
Baca SelengkapnyaSeperti apa penampakan dari rumah mewah yang kini terbengkalai tersebut?
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaKakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaInilah pemandangan rumah Isye Sumarni ketika dilihat dari depan. Yang menarik, rumah ini dikelilingi oleh kebun yang hijau dan asri.
Baca SelengkapnyaHunian mewah milik Anjasmara di Bandung terbengkalai dan tidak terawat. Seperti apa potretnya?
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaBangunan sekolah hingga deretan rumah-rumah warga kini terpaksa kosong hingga mulai termakan usia.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, rumahnya terbakar. Sehingga dibangunlah gubuk reyot yang kundisinya sangat tidak layak itu.
Baca SelengkapnyaSuasananya Bikin Merinding, Intip Deretan Potret Rumah Mewah Mendiang Suzzana yang 10 Tahun Ditinggal
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaKini rumah hingga masjid di Kampung Sindah hanya tersisa bagian atapnya saja setelah waduk digenangi air
Baca Selengkapnya