Eep Saefulloh: Upaya pemakzulan Jokowi tak semudah Gus Dur
Merdeka.com - Takling pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) pada 20 Oktober mendatang oleh koalisi pendukung Prabowo Subianto, dipastikan sulit terealisasi. Bahkan, wacana pemakzulan Jokowi-pun sulit terwujud. Karena ada mekanisme yang sangat rumit.
Sebab, menurut Founder and CEO PolMark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, wacana menjatuhkan Jokowi beda dengan kasus pelengseran Presiden RI ke 4, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Ada dua isu yang tengah menjadi pembahasan. Pertama isu pelantikan Jokowi-Jk akan dibatalkan. Yang kedua Pemerintahan Jokowi-JK akan segera dijatuhkan," ungkap Eep di sela acara Business Gathering Indonesia Eximbank di Hotel JW Marriott Surabaya, Jawa Timur, Kamis malam (9/10).
-
Kenapa Presiden Jokowi hadir di pelantikan? Pelantikan juga dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
-
Siapa yang mengatakan tidak ada refleksi khusus karena Jokowi tidak diundang? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Kenapa Jokowi tidak diundang ke Rakernas PDIP? Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak diundang dalam rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDIP pada pekan ini. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, partainya tidak ada refleksi khusus dalam rakernas karena ketidakhadiran Jokowi.'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Siapa saja yang tidak hadir di bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Kenapa Jokowi tidak hadir di HUT PDIP? Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak hadir dalam HUT PDIP ke-51 di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Dia diketahui sedang berada di luar negeri dalam kunjungan kerja.
Pembatalan pelantikan sendiri, bisa dilakukan jika anggota MPR maupun DPR tidak hadir dalam proses pengambilan sumpah melalui sidang paripurna.
Hal ini mengacu pada Undang-Undang (UU) RI Nomor 27 tahun 2009. Pada Paragraf 2 Pasal 33 tentang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden hasil Pemilu menyebut: MPR melantik presiden dan wakil presiden hasil pemilihan umum dalam Sidang Paripurna MPR.
Apabila mekanisme ini tidak bisa dilakukan, maka berdasarkan Pasal 33 ayat (5), pelantikan dapat dilakukan dalam Sidang Paripurna DPR. "Dalam hal MPR tidak dapat menyelenggarakan sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (4), presiden dan wakil presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Rapat Paripurna DPR."
Yang perlu diingat, jika opsi kedua (Pasal 33 ayat 5) ini yang diambil, saat ini Ketua DPR dijabat Setya Novanto yang notabenenya dari salah satu partai pendukung Prabowo, yaitu Partai Golkar.
Sehingga, melihat peta politik saat ini, bisa jadi pada 20 Oktober nanti, pelantikan Jokowi-JK batal digelar. Sebab, anggota MPR maupun DPR yang pro-Prabowo, bisa jadi, sengaja tak datang.
Namun menurut Eep, pembatalan pelantikan Jokowi-JK bukan hal yang mudah. Baik MPR, maupun DPR, atau siapapun, kata dia, tidak akan melakukan tindakan sembrono seperti itu.
"Karena pemilihan presiden sudah berjalan dengan dikeluarkannya pembiayaan dari anggara uanga negara, artinya itu uang rakyat. Tidak hanya uang, keringat, air mata, usaha, ikhtiar sudah dikeluarkan."
"Proses itu diformalitasi dengan semua perangkat sistem politik yang sah. Kemudian pada 20 Oktober ada hambatan, rakyat tidak tinggal diam, tetapi ya mungkin itu dilakukan, sekalipun dari sisi ketatanegaraan ada banyak jalan keluar. Jadi saya tidak percaya kalau itu akan berhasil," sambung dia.
Kemudian soal presiden yang digulingkan, masih kata dia, tidak sesederhana yang dibayangkan banyak pengamat. Indonesia ini negara penganut sistem campuran, yaitu antara sistem presidensial dengan sistem multi partai.
"Karena itu, presiden sekalipun, dalam sistem presidensial, harus mendengar dan berkompromi dengan kekuatan yang ada di DPR. Namun MPR atau DPR tidak mempunyai kewenangan menjatuhkan presiden. Kecuali ada faktor-faktor pendukung yang tersedia. Materinyapun harus diajukan terlebih dahulu ke MK (Mahkamah Konstitusi), memenuhi unsur atau tidak," paparnya lagi.
Dia melanjutkan, berbeda dengan pemakzulan Gus Dur, yang bisa dilakukan melalui sidang istimewa. "Itu karena, yang pertama Gus Dur tidak dipilih langsung, melainkan oleh MPR. Dan yang kedua, Gus Dur dijatuhkan bukan karena skandal Buloggate yang awalnya diwacanakan," katanya.
Gus Dur dilengserkan, Eep melanjutkan, karena beliau mengeluarkan dekrit untuk membubarkan MPR dan DPR. "Itu bertentangan dengan UUD 45, sehingga pada saat itu pula, pada hari itu pula, dilakukan sidang istimewa untuk menjatuhkan Gus Dur."
Jadi, menurut Eep, situasi politik era Gus Dur dengan Jokowi, jelas berbeda. "Sangat berbeda. Jadi kalau presiden tidak melakukan seperti yang dilakukan Gus Dur, itu (presiden) tidak akan mudah dijatuhkan. Dan biasanya ada empat faktor yang bisa menjatuhkan presiden," tegasnya.
Empat faktor itu, kata Eep, yang pertama harus ada skandal yang secara definitif melibatkan presiden. Kalau skandal itu hanya isu, sulit membuat krisi kepemimpinan.
"Kedua kegagalan kebijakan. Ada suatu keadaan memburuk, kebijakan tidak menjanjikan perbaikan apapun, kebijakan mandul, tidak bisa mencapai target," katanya.
Ketiga adalah kebijakan yang gagal menyatu dengan skandal presiden, yang bisa memancing oposisi yang sangat kuat. Kekuatan kuat akan datang dari dalam tubuh MPR/DPR dan disokong gerakan sosial yang sama-sama kuat dari luar.
"Yang terakhir publik resah karena kebijakan yang gagal, masa depan mereka terancam. Kalau empat ini bertemu, bisa terjadi pemakzulan. Tapi kalau tidak, pemakzulan akan sulit," tandas dia.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Desakan pemakzulan Jokowi datang dari sekelompok masyarakat sipil yang dipimpin aktivis 98 Faizal Assegaf.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto memaklumi jika ada aspirasi pemakzulan dari masyarakat yang diterima Mahfud
Baca SelengkapnyaPemakzulan presiden sendiri harus diusulkan satu per tiga dari jumlah anggota DPR
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto menegaskan pengurus pusat tidak memberikan arahan untuk mencopot foto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaEmpat menteri Jokowi itu adalah Sri Mulyani, Tri Rismaharini, Muhadjir Effendy, dan Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah alasan yang membuat isu pemakzulan terhadap Jokowi kembali mencuat.
Baca SelengkapnyaJimly menyebut pemakzulan presiden bukan merupakan hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaTidak cukup waktu untuk melakukan pemakzulan Jokowi sebelum Pilpres 2024 diselenggarakan.
Baca SelengkapnyaMahfud menegaskan pemakzulan kepada Presiden Jokowi harus diputuskan DPR.
Baca SelengkapnyaDasco mengklaim tidak bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Jakarta untuk membahas pengesahan revisi undang-undang Pilkada.
Baca SelengkapnyaJustru menurut Moeldoko, saat ini Jokowi mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaKampus bergerak menuntut Presiden menghentikan penyalahgunaan kekuasaan
Baca Selengkapnya